E N D

40.1K 2.8K 493
                                    

Bayu tersenyum senang ketika melihat Kanaya seorang diri telah bersiap—piyama yang tadi dipakai sudah berganti—mengenakan long dress shifon klasik berpotongan v-neck, yang merupakan hasil dari pilihan Kanaya sendiri. "Kamu udah selesai, ya." Seakan tidak sia-sia setelah menunggu satu jam, lalu Bayu memutuskan ke bawah untuk bersantai sejenak, sambil mengamati venue pernikahan Arkanu.

"Udah. Nggak lama kamu turun, beres makeup-nya." Kanaya membalas usai memakai beberapa jewellery. Kemudian, memandangi Bayu melalui cermin di hadapan.

Sementara Bayu sudah mengenakan kemeja putih dan celana abu-abu sejak tadi, lantas meraih dasi dan suit yang telah disiapkan.

"Too much nggak sih makeupnya?" Kanaya masih bercermin sambil meneliti semua sisi wajahnya. Kemudian menyemprotkan parfume ke beberapa bagian tubuhnya.

"Coba, kamu ke sini," ucap Bayu menyuruh Kanaya mendekat. Padahal sejak tadi Bayu sudah bisa melihat jelas penampilan Kanaya yang nerupakan hasil dari MUA terkenal—salah satu team MUA yang Selina pilih untuk resepsi di tempat ini. Walaupun hairdo berserta makeup cukup memakan banyak waktu, namun hasilnya benar-benar memuaskan.

Tanpa membalas, Kanaya melangkah untuk berdiri di hadapan Bayu, lalu berpose secantik mungkin.

Bayu tertawa sambil merapikan simpul dasinya. "Kurang dekat."

"Ah! Nggak mau, takut kamu cium-cium," tolak Kanaya mengantisipasi. "Ini aku udah rapi, sayang banget kalau buang-buang uang buat panggil MUA yang rusak gara-gara kamu," lanjutnya menggerutu keberatan, padahal Bayu yang membayar jasa MUA pilihannya.

Bayu tertawa lepas. Akhirnya, ia yang mendekati Kanaya, mengamati wajah Kanaya lekat-lekat. "Cantik, kok."

"Menurut kamu kurangnya apa?" tanya Kanaya serius, menurutnya sendiri warna blush on di pipinya kurang tebal.

Bayu menggumam sejenak, mengamati Kanaya. Makeup yang didominasi warna cokelat, menegaskan bentuk tulang pipi dan dagu Kanaya yang sempurna di wajah ovalnya. Bibir bawah Kanaya yang penuh, juga terlihat semakin seksi. Bayu amat menyukai hasil makeupnya.

"Kurang tinggi, kalau kamu berdiri. Mau nyium jadi agak susah." Bayu berkali-kali mendekat seraya memiringkan wajahnya kepada Kanaya.

"Heh." Kanaya lantas memukul bahu Bayu. "Ini aku lagi serius," sahutnya berdecak sebal.

"Udah cantik. Cantik banget." Bayu masih tertawa mendapati reaksi Kanaya yang sangat menghiburnya. 

"Beneran nggak, nih?" Kanaya lantas mengulum senyum tersipu. Setidaknya, usaha Kanaya yang totalistas saat ini, jangan sampai membuat Bayu malu. Terlebih, Bayu pun semakin tampan setelah menuruti keinginan Kanaya—mengubah hairstyle-nya menjadi quiff, dengan tambahan dasi beserta suit abu-abu lengkap yang akan dikenakan.

"Iya, sayang." Bayu menekankan dengan penuh keyakinan.

Kanaya tersenyum lebar kemudian berlalu, namun masih sempat memberi flying kiss kepada Bayu. Ia meraih high heels strap yang masih berada di dalam box.

"Sayang, tolong dibawa undangannya." Bayu menunjuk ke arah nakas pada ruang tamu.

"Okay." Kanaya yang berjarak lebih dekat dengan ruang tamu, lalu mengambil undangan tersebut. "Wah, keren. Kamu dapat akses naratama, nih," lanjutnya berdecak penuh kekaguman. Mengingat hubungan Bayu dan Arkanu yang cukup akrab.

"Tadi baru di antar sama staff EO-nya."

Kanaya tertawa. "Ini kamu minta atau gimana?"

"Waktu itu Kanu mau antar sendiri, tapi belum ketemu schedule yang pas. Padahal nggak masalah juga, kalau nggak dapat VIP card," jelas Bayu yang tidak keberatan mengantre, karena partner kali ini benar-benar kekasihnya.

Falling for You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang