Chapter 27

24.6K 2.7K 222
                                    

Pandangan Karen beberapa kali melihat Bayu tengah berbincang dengan seorang wanita, yang sempat diperkenalkan sebagai istri Bos Besarnya, tidak jauh dari posisi mereka berada. Siang kali ini suasana gedung kantor di lantai teratas sudah dipadati seluruh Staf dari berbagai departemen, banyak pula yang lantas meninggalkan tempat setelah mengambil hidangan tersaji. Meski begitu, tidak mengurangi minat semua orang dalam menerima souvenir sekaligus menikmati suguhan ataupun jamuan dari kantor mitra bisnis yang merayakan hari bakti.

Karen dan Inggrid yang dari awal telah menempati meja di dekat pintu, harus berbagi pada Damar yang baru saja datang. Mereka bertiga bergabung bersama. "Kalau ada Kanaya gabung di sini bisa ramai lagi, nih," celetuk Inggrid tiba-tiba kepada Karen yang tidak terlalu bersemangat. Seperti kehilangan belahan jiwanya. Padahal Kanaya belum sampai di kantor, lantaran masi harus menyelesaikan dinas luarnya.

"Tuh anak senang kayaknya di Bogor. Nggak ada kabar mau balik kapan," balas Karen merasa kesepian, setelah kemarin berhasil dibuat cemas dan senang dalam waktu bersamaan.

"Tadi dia chat gue. Izin sebentar mau balikin koper dulu ke apartemen," sambar Damar yang sedang menikmati makanannya.

"Gue kira Kanaya ikutan cuti juga kayak Diandra," Inggrid menyahut bercanda. Tak sia-sia ia memilih mengikuti Karen sejak tadi. Setelah memutuskan untuk memisahkan diri dari rekan lantainya. Ia sengaja untuk menggali informasi lebih mengenai kejadian kemarin siang yang berhasil membuat gempar kantor.

"Masih ramai aja," sahut Damar terkekeh pelan.

"Di Whatsapp gue banyak banget yang mendadak sok kenal, tanya-tanya Kanaya," cetus Karen mendengkus sebal, sampai saat ini ia terus-menerus mendapat pesan, namun tak ada satupun yang ia balas.

"Jujur, gue masih nggak nyangka. Diandra Kanaya yang biasanya ngobrol bareng kita bisa ribut begitu." Inggrid menyuarakan isi hatinya.

"Lo makin nggak percaya kalau lihat sendiri Pak Bayu pasang badan buat Kanaya." Tidak biasanya Damar begitu sabar menimpali hal seperti ini. Ia bahkan berdecak kagum saat pandangannya menerawang kepada pria yang tengah mereka bahas.

Karen menghela napas panjang. "Gue lebih nggak tega lihat struggle Kanaya kemarin. Gila deh, Mas, Kanaya dikira flirting sama Pak Wisnu juga."

Damar mendengkus lalu menggeleng tak habis pikir.

"Reaksi Pak Bayu setelah lo ngadu gimana, Ren?" tanya Inggrid penasaran.

"Sampai lari-lari panik," jawab Karen tertawa pelan mengingat kejadian tersebut begitu lucu, lantaran sudah tidak lagi ada ketegangan. Teringat Pak Bayu yang tidak jadi makan siang, karena langsung kembali naik ketika Karen memberitahu kepada Bosnya, jika Kanaya dan Diandra tengah berseteru. "Lo ikut panik nggak, Mas?" lanjutnya meledek Damar.

"Panik kenapa? Kanaya keren banget kemarin," puji Damar penuh kekaguman.

"Keren apa keren?" timpal Inggrid ikut meledek.

"Seksi, sih." Damar menyeringai.

"Bulan depan udah siap dimutasi, ya, Mas?" Karen semakin puas meledeknya.

Setelah Inggrid tergelak, Damar pun hanya bisa tertawa. Sebelum akhirnya, mengumpati Karen pelan.

"Kemarin nggak lama setelah gue dapat kabar Kanaya Diandra ribut, Pak Bayu sempat marah-marah sama Bu Sita, lho," ungkap Inggrid mengecilkan suaranya.

"Ini makin melebar nggak, sih?" Karen masih tidak bisa mencernanya. Bahkan sedikit takut untuk membahasnya lagi.

"Ada konspirasi apa Bu Sita sama Diandra?" Damar pun bertanya dengan bisikan, khawatir ada orang lain yang mendengar.

Falling for You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang