Chapter 21

29K 2.8K 388
                                    

"Maksud lo Kanaya?" tebak Kanu menyebutkan begitu yakin tanpa ada keraguan, setelah mendengar perkataan Bayu yang penuh dengan penyesalan.

Jika biasanya Bayu akan langsung mengumpat keras, kali ini hanya menggumam panjang membenarkan, sama sekali tidak terusik saat Kanu langsung dapat menebak dengan benar, tanpa terlihat penasaran dan tidak meminta keterangan ataupun penjelasannya.

Mendengar namanya disebutkan, secara perlahan mengingat bahwa sudah tiga bulan sejak Kanaya memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Termasuk sikap yang stagnan terhadap Bayu belakangan ini. "Apa yang buat lo sebut nama dia?" Justru ia bertanya karena penasaran ketika Kanu mampu menebaknya.

"Bro...." Kanu tertawa namun tertahan. "Lo nggak mungkin tidur sama ... siapa tuh yang lo ajak ke nikahan Sandra waktu itu?" lanjutnya berdecak gemas-tak mengingat sama sekali nama perempuan tersebut.

"Diandra," jawab Bayu pelan, tetap menjaga sikap, mengingat dirinya tengah berada di kediaman orang tua Kanu.

Akan tetapi, Kanu tidak tertarik menanggapi, sadar jika wanita itu bukanlah tipe Bayu yang sebenarnya. Walaupun cantik, tetapi Diandra terlalu palsu, seperti banyak sekali yang dia sembunyikan. Kanu segera melupakan hal tersebut, lantaran bukan menjadi inti pembahasan dan masalah Bayu kali ini.

Tebakan Kanu tadi, tidak asal terucap begitu saja, sejak awal pertemuannya dengan Kanaya yang menjemput Bayu malam itu, sama sekali tidak canggung ketika harus menyentuh tubuh temannya. Semua gerakan Kanaya seolah telah terbiasa menurut pandangan Kanu. "Man, Siapapun teman kita dulu, pasti tahu lo sama Sandra bisa sampai selama itu, kalian berdua jalanin long term relationship. Tapi kenapa lo berani coba FWB?" Kanu tak habis pikir dalam memandang Bayu yang masih terdiam. "It was never a real relationship," katanya seperti memberikan sebuah petuah. "Melihat muka lo yang kayak sekarang," Kanu menghela napas memandang iba. "FWB is not for you, Bro." Merasa ini merupakan hal yang paling mudah dilakukan selain mengomentari hidup orang-setidaknya Kanu merasa masih berguna bisa memberikan masukan yang baik untuk orang lain.

"Telat ngasih tahunya." Bayu menggumam pelan setengah mendumal. Namun secara tidak langsung menyetujui, tetapi tidak juga menyesal akan hal tersebut.

"Lo yang nggak pernah ngomong tentang hal ini, berengsek," ledek Kanu tergelak, semakin menganggap yang terjadi menimpa Bayu merupakan hal lucu. "Sekalinya cerita, berubah jadi kayak orang putus asa."

"Nggaklah." Bayu menyangkal begitu cepat.

"Wajar, sih. Udah lama nggak nge-seks," cibir Kanu langsung memaklumi.

Bayu enggan menyahuti, wajahnya berubah semakin masam.

"C'mon, udah pantas jadi bapak kenapa masih kayak sadboy begini? Kalau cinta, bilang. Kalau enggak, gue kenalin sama cewek lain. Masalahnya di mana?"

"It's not that easy, ya, Nu." Sebenarnya Bayu pun bingung harus memulai bagaimana dan darimana, terlebih akhir-akhir ini ketika dirinya berpapasan dengan Kanaya, rasanya ingin sekali mengobrol lebih lama lagi bukan hanya sekedar saling bertegur sapa. Tetapi kini, Kanaya tidak terlalu menganggap kehadirannya, Kanaya benar-benar membuat jarak di antara mereka. Kemudian, ketika Bayu tidak sengaja melihat kolom chattingnya dengan Kanaya yang sempat intens, Bayu sangat ingin kembali mengirimkan pesan kepada Kanaya. Namun sampai sekarang, hal tersebut belum terlaksana, mengingat Kanaya menjadi lebih dingin kepadanya.

"Lo tuh sekarang lagi ngaku kalau sukanya sama Kanaya." Kanu tertawa tanpa suara dalam mengamati raut Bayu yang serba salah. "Udah coba buat dekatin langsung? Atau hubungin lagi?"

Itu masalahnya. "Ya, belum ...." Bayu bahkan sudah tampak kehilangan arah. Ia juga sama-sekali tidak tertarik untuk kembali mendekati Diandra.

"Lama-lama lo kayak cewek. Nggak mungkin kalau harus nunggu Kanaya yang make a move duluan, memangnya dia suka sama lo? Masih banyak laki-laki di luar sana, dan lo nggak sepenting itu, Bro," gerutu Kanu menjadi sebal. "Sekarang nggak ada cara lain, selain lo harus ajak dia in a relationship. Belum sama yang itu, 'kan?"

Falling for You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang