Kos Teknik : Apa mungkin?

1.4K 245 72
                                    

Warning!!
Kalo nemu typo tolong tandain ygy <3


O
o


"Sya lo punya obat demam gak?" tanya Abel.

"Ada" jawabnya sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Abel, "Badan kamu panas banget Bel"

Abel mengangguk, "Pusing juga"

"Ke dokter aja aku anter"

"Aku ada presentasi Sya"

"Duh sakit kaya gini jangan dipaksa Bel"

"Tar sore aja ya anter aku ke dokter" ujar Abel lalu dijawab dengan anggukan oleh Trisya.

"Aku ambilin paracetamol dulu"

"Gue tadi malem begadang sampe jam 2, terus bangun-bangun badan gak enak banget" jelas Abel tanpa diminta.

Trisya menyodorkan satu pil obat beserta air mineral, "Kalo sempet, rebahan dulu Bel"

"Anjir gue telat" ujar Abel setelah melirik jam kamar Trisya, "Ih mana belum milih baju"

Trisya lupa kalo Abel kudu on poin apapun keadaanya.

"Makasih ya Sya!"

"Jangan lari Bel" peringat Trisya melihat Abel ngacir ke kamarnya.

Kelas dimulai pukul 8 pagi sedangkan ini sudah jam 7. Iya bagi seorang Abel ini akan telat mengingat lamanya gadis itu siap-siap. Doi bisa ngabisin waktu setengah jam sendiri hanya untuk milih pakaian, lalu mandi, make up, dan siap-siap lainya.

"Ngapain lo?" tanya Abel begitu masuk ke kamarnya.

Dul cengengesan, "Mau maling sunblock lo"

Abel merotasi bola matanya. Berhubung udah telat gadis itu gak mau ngeladenin Dul. Mending dia siap-siap karena udah mepet banget.

"Mau presentasi lo?" tanya Dul.

"Hmm"

"Titipin kata semangat gue buat Ira ya"

Abel geleng-geleng, "Perasaan kemarin malem masih sama Salbina"

"Subuh tadi putus, ketauan sleep call sama Ira gue"

"Mampus"

"Emang bener si Ira lagi deket sama ketua angkatan lo Bel?"

"Ntah, gue mau mandi lo buruan keluar sana"

Bukanya pergi atau senggaknya jawab lah omongan Abel, Dul malah ngeliatin Abel.

"Ngapa lo?"

Dul menempelkan punggung tanganya didahi Abel sama seperti yang dilakuka Trisya tadi.

"Beneran sakit lo"

"Hah?"

"Muka lo pucet kek lagi nunggu ajal"

"Sembarangan tu congor" kesal Abel sambil memukul lengan Dul cukup keras.

Dul meringis kesakitan, "Udah minum obat? Apa keluhanya? Mau kedokter gak"

"Ini yang mana dulu yang mau gue jawab?"

"Mau kedokter gak?"

"Tar sore"

"Kabarin aja tar gue anter"

Abel mengernyit, "Tenang gue belum mau mati besok kok, gak usah sok baik lo"

"Sinting, gue beneran mau bantu ini"

"Trisya mau nemenin"

"Tar gue ajak Adnan buat bonceng Trisya"

Kos TeknikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang