49

253 73 1
                                    

Daegu, tiga hari yang lalu.

"Kita akan kembali ke Seoul dalam hitungan hari."

"Apa yang hendak kau lakukan di Daegu sekarang, Ketua Kim?"

"Kurasa ada baiknya jika kita berada di sekitar pabrik. Sumber informasi utama akan diperoleh jika kita dekat dengan sumbernya."

Jimin membelalakkan mata. Ucapan Taehyung memang benar adanya. Tapi sepertinya pria itu juga melupakan fakta bahwa hasil yang tinggi selalu beriringan dengan risiko yang tinggi.

"Aku tidak yakin bahwa berada di pabrik adalah keputusan yang tepat. Ketua Kim, kau tentu tahu bagaimana pabrik dijaga dengan begitu ketat. Terlebih saat ini masih banyak anak buah Presdir Min yang mencari kita. Kita tidak benar-benar tahu apa Ia menarik seluruh anak buahnya untuk kembali ke Seoul." Jimin terang-terangan menolak ide Taehyung. Menurutnya bersiaga di Seoul merupakan pilihan terbaik.

Jungkook terdiam mendengarkan. Saat ini tersisa keputusan darinya. Dengan kata lain Jungkook akan menentukan apakah mereka akan tetap berada di Daegu atau kembali ke Seoul.

"Kurasa melakukan pengintaian bukanlah hal yang buruk." Jungkook tersenyum dan menepuk pundak Jimin.

OOO

Daegu, Parbik Gloss Corp.
01.40 A.M.

Taehyung bersandar pada dinding pembatas. Belum menyelinap masuk dan masih berusaha membaca keadaan. Saat ini memang sudah dini hari dan aktivitas pabrik telah dihentikan sejak tadi. Namun tentu saja penjagaan sekitar pabrik tidak akan pernah terhenti. Menjadikan Taehyung harus selalu bersiaga dan berhati-hati.

Di sisi lain, Jimin dan Jungkook bergerak bersama. Kali ini keduanya mengincar pintu belakang pabrik. Berusaha mendengar langkah dan suara dari para penjaga sebelum akhirnya menemukan celah untuk menerobos.

"Jimin Hyung, naik ke pundakku." Jungkook berjongkok di sisi Jimin.

Jimin segera naik ke pundak Jungkook. Perlahan seiring Jungkook yang mulai berdiri, Jimin berusaha mengamati bagian dalam pabrik. Ia melakukan pembacaan cepat tentang daerah sekitar.

"Apa yang kau lihat?" Jungkook mulai menurunkan Jimin perlahan.

"Tidak ada siapapun di dalam."

"Kau yakin?" Jungkook menatap dengan bingung.

Sesaat setelahnya terdengar suara gelak tawa dari dalam pabrik. Sontak membuat Jimin dan Jungkook segera berdiri dalam posisi siaga. Hingga akhirnya suasana kembali tenang dan hening seperti sedia kala.

"Suara apa itu?" Jimin bertanya pada Jungkook.

"Apa mereka sedang menyelenggarakan acara?"

Jimin dan Jungkook segera bungkam ketika mendengar suara langkah kaki yang menginjak rerumputan. Semakin jelas mengarah ke dinding pembatas tempat Jimin dan Jungkook bersembunyi.

Jimin dan Jungkook mengubah posisi dan berdiri siap siaga. Sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk jika saja mereka ketahuan.

Namun mereka dapat sedikit bernafas lega ketika mendengar sepertinya orang yang datang hanya hendak merokok sembari mengangkat panggilan telepon.

"Ah, aku hanya keluar sebentar untuk merokok. Kami sedang melakukan pesta bersama."

"Aku juga tidak terlalu mengenalnya. Mereka hanya memanggilnya sebagai Reporter Hwang. Mendengar bahwa Presdir Min secara langsung menyampaikannya tentu saja kami tidak punya pilihan."

SKYSCRAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang