Tentu saja tawaran dan itikad baik yang palsu itu segera ditolak. Ketiga preman itu menepis bantuan Jimin dan Jungkook dengan dingin. Membuat mereka hanya menatap tajam Taehyung, Jimin dan Jungkook sembari berlalu pergi.
"Haruskah kita mengikutinya diam-diam?" Jungkook memasukkan kedua tangannya ke dalam saku sembari menatap punggung ketiga preman itu yang semakin menjauh.
"Kita tidak punya pilihan lain." Jimin mengeluarkan kunci mobil dari saku celana kemudian melemparnya ke arah Jungkook.
Di saat yang bersamaan, Taehyung segera mengambil langkah untuk menuju mobil.
OOO
Jungkook sebisa mungkin mengikuti mobil preman itu yang melaju dengan sangat cepat. Bahkan membuatnya nyaris melanggar lampu lalu lintas lantaran takut tertinggal.
Seiring pertambahan jarak yang dilaluinya, bertambah pula caci maki dan sumpah serapah yang didapatnya dari pengemudi lain.
Hingga laju mobil perlahan memelan seiring jalanan yang menyempit dan sepi. Sisi kiri jalanan hanya terlihat bentangan sawah luas. Sisi kanan jalanan hanyalah beberapa rumah dan toko tua. Kemudian tepat di penghujung jalan, terdapat sebuah pergudangan yang tampak sudah cukup lama ditinggalkan.
"Kurasa sebaiknya kita berhenti di tempat lain." Taehyung mengernyit sembari membaca jalan. Tentu akan sangat mencurigakan mengingat hanya ada satu jalan menuju pergudangan itu.
Jungkook mengangguk dan memutuskan untuk memarkir mobil di sebuah pompa bensin kosong. Sepertinya daerah ini sudah cukup terbengkalai. Lantaran sibuk memerhatikan lampu lalu lintas dan mengkhawatirkan nyawa, Jungkook tidak sempat memerhatikan sekeliling. Membuatnya tiba di sebuah tempat antah-berantah di Daegu.
Taehyung segera turun disusul oleh Jimin dan Jungkook. Ketiganya berjalan mengendap-endap menyusuri jalan berbatu. Hingga akhirnya memutuskan untuk pergi ke sisi gudang dan berusaha mencari celah.
OOO
"Kalian terlambat." Jung Hoseok mengembuskan kepulan asap mengudara. Ia duduk santai pada sebuah kursi kayu dekat dengan drum minyak yang digunakan sebagai tempat bara api.
"Maaf, Tuan Jung. Aku sudah berusaha tiba secepat mungkin." Ketua preman itu membentuk baris sejajar sembari menunduk hormat di hadapan Jung Hoseok.
"Dulu kalian memanggilku dengan sebutan Presdir. Sekarang aku hanya seorang Tuan di mata kalian. Mendengarnya ternyata cukup membuatku sakit hati."
"M-maafkan kelancanganku, Presdir Jung." Ketua preman itu berucap gemetar dan semakin menunduk hormat. Seolah tidak dapat berkutik di hadapan Jung Hoseok.
Jung Hoseok mendengus tipis. Ia membuang puntung rokok ke dalam bara api kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Aku punya alasan kenapa tiba-tiba pergi ke Daegu." Jung Hoseok menatap ketiga preman itu sekilas.
"Orang-orangku bertugas untuk menjagaku. Oleh karena itu aku ingin menugaskan kalian untuk perihal lain." Jung Hoseok menjentikkan jarinya.
Salah satu bawahan Jung Hoseok maju sekilas. Menunjukkan sebuah koper hitam dengan tumpukan penuh uang di dalamnya.
Ketiga preman itu mengangkat kepalanya sekilas dan menatapnya dengan berbinar-binar. Jelas membuat Jung Hoseok tersenyum mengingat betapa mudah mengendalikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYSCRAPER
Fanfiction[VJOY] [TAEJOY] Saat dunia tidak lagi berada di sisiku, aku percaya kau tetap disana. Mengulurkan tangan dan meraihku untuk bangkit. "Perempuan hebat pasti bertindak dengan tepat. Perempuan hebat pasti selalu punya tempat." - R.A. Kartini. [15102021...