53

230 59 3
                                    

Setelah berkendara cukup lama, Soo Young dan Taehyung tiba di Rumah Kediaman. Rumah Kediaman ini cukup jauh dari pusat kota Seoul. Menuntut mereka harus menempuh jarak cukup jauh untuk tiba di sana.

Gerbang pintu dibuka secara otomatis tepat setelah mobil Soo Young tiba di depannya. Namun rumah ini terasa begitu asing. Bahkan ketika memasuki halaman, tidak ada siapapun yang menjaga.

Soo Young mengernyit dari dalam mobil. Ia menoleh sekilas ke arah Taehyung yang turut mengamati sekitaran. Rumah ini seperti tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan sedikitpun.

Taehyung mengangguk sekilas ke arah Soo Young. Ia turun terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk Soo Young. Sesaat setelahnya, keduanya melangkah memasuki rumah. Rumah itu kosong dan lenggang. Para penjaga maupun anggota team sama sekali tidak terlihat. Meskipun Soo Young sangat tahu bahwa rumah ini di bawah pengawasan penuh setiap detiknya.

Soo Young mendongak mengamati lantai dua. Entah mengapa perasaannya sangat kuat mengatakan bahwa Ia akan menemukan Min Yoongi di lantai dua.

Taehyung turut mendongak untuk mengikuti arah pandang Soo Young. Taehyung seolah mengerti dan memahami benak Soo Young saat ini.

"Apa kau ingin aku menemanimu?" Taehyung menatap Soo Young sekilas.

"Tidak masalah. Aku akan datang sendiri." Soo Young tersenyum meyakinkan. Meninggalkan Taehyung di lantai satu sedangkan Ia mulai beranjak menuju lantai dua.

Tepat ketika Soo Young tiba di anak tangga terakhir, alunan piano lembut terdengar dari kamar di ujung lorong.
...Min Yoongi ada di sana.

Soo Young tiba di lantai dua. Ia mulai mendengar lebih jelas alunan melodi piano yang memenuhi penjuru lorong.

Kaki Soo Young melangkah pasti menyusuri lorong lantai dua. Melewati pintu kamar yang begitu familiar baginya. Tempat yang bagaikan penjara namun juga menyimpan begitu banyak memori di dalamnya.

Soo Young mengalihkan pandangannya dan menatap lekat pintu kamar di ujung lorong. Tepat setelah tiba di hadapannya, alunan piano itu semakin terdengar jelas. Membuat Soo Young perlahan menyentuh knop pintu kemudian membukanya.

Secercah cahaya senja menerobos sisi jendela, menyinari lembut Min Yoongi yang duduk di depan pianonya. Sorot mata pria itu tampak hangat dan lembut. Tampak begitu fokus pada permainan. Sama sekali tidak mendongak menatap Soo Young yang berdiri di ambang pintu.

Sama halnya dengan Soo Young yang hanya membatu di tempat. Memasuki ruang ini untuk kedua kalinya dengan mudah membuat Soo Young kembali menjelajahi waktu. Ia seperti melihat sosok Min Yoongi yang dikenalnya dahulu. Ketika pria itu memainkan piano untuknya dan ketika pria itu selalu ada untuknya.

Lama waktu berlalu tanpa adanya pembukaan pembicaraan. Min Yoongi masih tetap dengan pianonya dan Soo Young masih tetap berdiam diri mengamati pria itu. Seolah masing-masing terlena dengan dunianya. Enggan untuk berhenti, enggan untuk beranjak.

"Mungkin selamanya kau akan tetap menjadi penontonku satu-satunya."

Min Yoongi mengakhiri permainan pianonya dan menatap Soo Young perlahan. Namun Soo Young bergeming di tempat. Masih menatap Min Yoongi dengan datar dan kosong.

"Duduklah. Sampai kapan kau akan berdiri di sana?" Min Yoongi melirik ke arah sofa di sudut ruangan. Membuat Soo Young memutuskan untuk duduk di sofa yang dimaksudkan Min Yoongi.

Soo Young duduk di salah satu sofa. Menyadari bahwa ruangan ini tidak lagi berdebu seperti kala pertama kedatangannya. Jelas menunjukkan bahwa Min Yoongi menghabiskan banyak waktu di ruangan ini.

"Aku akan bermain satu kali lagi." Min Yoongi tersenyum simpul kemudian kembali memainkan pianonya. Menciptakan alunan melodi lembut menggema ke seluruh penjuru ruangan yang sepi.

Soo Young tercekat menyadari bahwa melodi yang dibawakan Min Yoongi adalah melodi yang selalu Ia dengar dahulu. Ketika pria itu memainkan piano untuknya. Ketika mereka menghabiskan banyak waktu bersama-sama.

Awalnya Soo Young hendak datang sebagai pemenang. Berdiri tegak di hadapan Min Yoongi dan mendeklarasikan kemenangannya. Namun segala perencanaan itu terpatahkan begitu saja setibanya Ia di ruangan ini.

Soo Young seolah kembali berhadapan dengan pribadi yang tidak dikenalnya. Bukan Min Yoongi yang menyanderanya beberapa waktu lalu. Bukan juga Min Yoongi yang dikenalnya saat kecil dahulu. Entahlah, Soo Young juga tidak mengerti.

Melodi lembut itu akhirnya berakhir. Membuat Soo Young segera mendapatkan akal sehatnya secepat mungkin. Tidak ingin terlena pada memori masa lalu lebih jauh lagi.

"Sekarang duduklah dan bicaralah bersamaku."

Min Yoongi kembali tersenyum samar. Ia beranjak berdiri dan menghampiri sofa di sudut ruangan.

"Selamat, Park Soo Young."

Soo Young tidak menjawab. Ia mengernyit tidak mengerti lantaran perlakuan asing Min Yoongi terhadapnya.

"Bukankah kau datang untuk mendengar itu?" Min Yoongi tersenyum menatap Soo Young.

"Kau mengetahui segalanya." Soo Young berucap datar. Kini Ia tahu bahwa Min Yoongi mengetahui segala hal yang terjadi namun memutuskan untuk tidak keluar dari tempat persembunyiannya.

"Aku tahu. Bagaimana mungkin aku tidak tahu?"

"Lalu apa yang kau lakukan seminggu terakhir? Mengapa kau tidak sekalipun menunjukkan dirimu?"

Min Yoongi tertawa kecil. Meskipun tawa itu terdengar getir.

"Aku menghabiskan banyak waktu selama seminggu terakhir di ruangan ini. Entahlah, seminggu terakhir begitu banyak hal yang datang memenuhi benakku. Membuatku kembali mereka ulang segala hal yang membuatku sampai di titik ini."

Soo Young terdiam. Entah mengapa Soo Young dapat memahami maksud ucapan Min Yoongi. Memasuki ruangan ini juga turut membuatnya kembali menjelajahi waktu. Mungkin sama halnya dengan Min Yoongi.

"Mengapa kau tidak datang ke perusahaan?"

"Apa aku masih memiliki tempat? Katakan Park Soo Young, bukankah kau yang mengharapkan semua ini?"

Soo Young sekali lagi kembali terdiam. Ucapan Min Yoongi memang benar adanya. Ia adalah seseorang yang mengharapkan semua ini. Menghancurkan Gloss Corp. dan menjatuhkan Min Yoongi. Namun kini setelah segala hal tercapai, mengapa semuanya seolah tidak berjalan seperti yang diharapkannya?

Min Yoongi sama sekali tidak melakukan perlawanan apapun. Sebaliknya pria itu dengan tulus dan lapang dada menerima segala kekalahannya. Ini adalah salah satu hal yang tidak masuk akal bagi Soo Young. Tidak pernah terlintas sedikitpun di benak Soo Young bahwa Min Yoongi akan jatuh dengan begitu mudahnya. Membuatnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi saat ini.

"Kurasa aku layak mendapatkan penjelasan darimu." Soo Young berusaha bersikap tenang. Meskipun benaknya kini sudah dipenuhi oleh ragam pertanyaan.

"Penjelasan apa yang ingin kau dengar?" Min Yoongi tertawa kecil. Sepertinya masih belum menangkap serius kefrustasian Soo Young.

"Berhenti bertanya. Kau jelas mengetahuinya." Soo Young kini berucap penuh penekanan.

Min Yoongi mengangguk kecil dan mengalihkan pandangannya.

"Jika kau memang ingin mengetahuinya, sepertinya kau harus menginap malam ini?"

SKYSCRAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang