55

218 60 4
                                    

Soo Young membatu di tempatnya. Ucapan Min Yoongi barusan jelas begitu menggoyahkannya. Bagaimana pria itu menatapnya dan berucap dengan lembut seolah menunjukkan ketulusan pria itu terhadap Soo Young. Membuat Soo Young dengan mudah luluh atas segala cerita pria itu.

"Kala aku berada di Inggris dan kejadian kebakaran itu terjadi, aku segera memerintahkan supir untuk memutar mobil kembali ke bandara. Namun ketika aku sudah tiba di bandara, aku kembali mendapatkan akal sehatku. Aku tidak boleh gegabah dalam bertindak. Aku masih harus menunjukkan bahwa aku berpihak pada Jung Hoseok. Oleh karena itu dengan segala sisa-sisa akal sehatku, aku meninggalkan bandara."

Min Yoongi mengalihkan pandangannya dan tertawa kecil. "Ah, ini terdengar memalukan karena aku harus mengakuinya di hadapanmu."

"Tidak masalah. Aku ingin mendengar segalanya." Benar. Soo Young ingin mendengar segalanya. Segala hal yang terjadi pada Min Yoongi. Segala hal yang ditutupi pria itu dan apa yang telah Ia lakukan untuk Soo Young. Walaupun mungkin terlambat, meskipun begitu Soo Young tetap ingin mengetahuinya.

Min Yoongi terdiam sejenak. Menatap Soo Young lekat dan lembut kemudian kembali memalingkan wajahnya dan melanjutkan cerita.

"Kau ingat ketika kau alergi kacang kedelai setelah makan siang bersama Jung Hoseok? Aku benar-benar tidak bisa menjalani hari demi hari dengan baik. Jika saja aku bisa, sepertinya aku akan berada di rumah sakit dua puluh empat jam untuk menemanimu."

Soo Young tercekat. Sampai detik ini Min Yoongi belum tahu bahwa Soo Young paham tubuhnya memiliki alergi kacang kedelai. Min Yoongi tidak tahu bahwa Soo Young adalah dalang di baliknya. Melalui kesempatan ini, entah mengapa Soo Young merasa ingin memberitahu Min Yoongi.

"Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu."

"Katakanlah."

"Kala itu aku sudah tahu bahwa aku memiliki alergi kacang kedelai. Aku melakukannya atas dasar keinginanku sendiri untuk menjebak Jung Hoseok."

Min Yoongi terdiam. Seolah berusaha memahami maksud dari ucapan Soo Young. Namun pria itu tampak tenang. Sama sekali tidak terlihat terkejut seperti yang diduga Soo Young sebelumnya.

"Terima kasih sudah memberitahuku." Min Yoongi tersenyum

"Kau tidak marah padaku? Setelah selama ini aku menipumu tentang kejadian itu."

"Mengapa aku harus marah? Sejak awal kau tidak pernah menipuku. Aku tidak akan pernah lupa bahwa kau memiliki alergi kacang kedelai, Soo Young-a."

Soo Young membatu di tempat. Sekali lagi tercengang di tempatnya. Min Yoongi tahu segalanya. Pria itu mengetahui segalanya namun memilih untuk tetap diam. Tanpa menuntut penjelasan hingga akhirnya Soo Young yang membukanya sendiri.

"Kau membuatku terlihat seperti orang bodoh." Soo Young mencibir dan mengalihkan pandangannya. Membuat Min Yoongi tertawa kecil dibuatnya.

"Aku pernah berjanji pada Presdir Park. Presdir Park mengatakan padaku bahwa sebenarnya Ia ingin menjauhkanmu dari perusahaan. Paham betul sulitnya menjadi Presdir dengan segala praktik kotor di dalamnya. Aku menyanggupinya untuk menjagamu. Meskipun pada akhirnya aku kalah karena tidak dapat menentang keinginanmu."

"Kau tahu aku tidak akan semudah itu menyerahkan perusahaan pada siapapun yang hendak berlaku semena-mena."

Min Yoongi mengangguk. Ia tentu tahu dan paham betul mengenai hal itu. Oleh karena itu setelah semampunya melindungi Soo Young, kini Ia memutuskan untuk mengambil jarak. Memberi kesempatan bagi Soo Young untuk melakukan hal yang dikehendakinya. Tanpa perlu pengawasan dan perintah di bawahnya.

"Ah, lalu satu hal lagi." Soo Young seolah teringat sesuatu. Ia melirik ke arah Min Yoongi sekilas kemudian melanjutkan ucapannya.

"Aku ingin mendengar penjelasanmu mengenai Reporter Hwang."

Min Yoongi terdiam sekilas kemudian tersenyum samar. "Aku tahu kau hendak menjatuhkan Gloss Corp. melalui bantuan Reporter Hwang. Namun aku yang menduduki posisi sebagai Presdir tentu tidak dapat berpangku tangan di saat perusahaanku tengah terancam. Mungkin terdengar klise sebagai alasan belaka. Tapi aku juga memikirkan ratusan pegawai Gloss Corp. yang turut terancam."

Soo Young hanya diam dan mendengarkan. Memberi waktu bagi Min Yoongi untuk menjelaskan.

"Oleh karena itu aku menawarkan kerjasama padanya. Memintanya untuk menjadi bagian dari Gloss Corp. Reporter Hwang menerimanya walaupun akhirnya terkena imbas lantaran berkhianat."

"Tidak ada akhir yang adil bagi seorang pengkhianat." Soo Young menyuarakan isi pikirannya.

Min Yoongi mengangguk membenarkan. Ia menghela nafas pendek dan menatap sekeliling. Entah mengapa berada di ruangan itu dan berbincang banyak dengan Soo Young cukup banyak menguras energinya.

Soo Young turut menghela nafas bahkan tanpa Ia sadari. Ia sudah mendengar banyak sekali cerita dari sisi Min Yoongi. Keseluruhan cerita yang semula hanya dimilikinya sepihak kini telah sempurna. Ia sudah mengetahui bagian lain yang tidak pernah diketahuinya dan meluruskan segala kesalahpahaman yang ada.

Meskipun begitu, rasa sakit dan kekecewaan yang pernah ada sebelumnya tentu tidak semudah itu lenyap dalam satu waktu. Soo Young paham dan Ia yakin Min Yoongi juga akan mengerti bahwa hubungan keduanya tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu lagi.

Beranjak dewasa dengan pilihan yang dipilih masing-masing telah membawa keduanya ke jalan yang berbeda. Jalan simpang yang tanpa disadari saling melukai satu sama lain.

Namun kini keduanya harus melangkah maju. Terlepas dari segala kesalahpahaman dan rasa sakit yang ada. Melupakan segala hal untuk menyambut hari yang baru.

Biarlah masa lalu yang pernah ada tetap menjadi sebuah kenangan manis. Biarlah perasaan sedih yang pernah ada tetap menjadi cerita yang tidak akan pernah terlupakan.

Untuk saat ini dan seterusnya, keduanya harus menyelesaikan langkah atas jalan yang dipilihnya. Mungkin saja takdir akan kembali mempertemukan.

OOO

Taehyung mengendarai mobil melewati jalanan malam ibukota. Sesekali melirik untuk mengamati Soo Young. Wanita itu sama sekali tidak berucap sepatah katapun sejak meninggalkan Rumah Kediaman. Membuat Taehyung merasa sedikit banyak khawatir akan pembicaraan keduanya.

"Aku belum ingin pulang ke rumah." Soo Young berucap perlahan.

"Aku mengerti."

Taehyung terus melajukan mobil. Hingga akhirnya mobil terhenti menghadap langsung ke Sungai Han. Taehyung bersandar di mobil sembari menatap lekat pemandangan malam di hadapannya. Sama halnya dengan Soo Young yang turut memandang laut yang sama.

"Aku banyak mendengar cerita Min Yoongi."

Taehyung tidak menjawab. Ia hanya mendengar Soo Young yang berbicara perlahan.

"Selama ini, tidak ada satupun hari yang luput dimana aku selalu menyalahkan dan membencinya."

"Tapi entah mengapa hari ini seluruh perasaan itu hilang. Tergantikan oleh perasaan bersalah yang begitu besar. Menyeruak cepat hingga aku merasa sesak dibuatnya." Soo Young menahan air mata yang mendesak keluar. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat seolah hendak menahan diri. Namun usahanya gagal dan Ia mulai menangis terisak.

Di sisi lain, Taehyung hanya menghela nafas perlahan. Taehyung telah mendengar hampir seluruh pembicaraan Soo Young dan Min Yoongi. Ia berdiri tepat di sisi pintu sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi.

Perasaan Taehyung yang sebelumnya turut meragukan Min Yoongi, telah terbantah sudah. Sebaliknya kini turut merasakan bahwa Min Yoongi adalah seorang yang begitu memerhatikan Soo Young.

Jika saja Taehyung sebagai seorang yang asing memiliki perasaan seperti itu, maka tidak dapat terbayangkan apa yang dirasakan Soo Young saat ini.

Taehyung mengulurkan tangannya. Menarik Soo Young untuk menangis di sisinya. Berusaha menenangkan wanita itu dan mengusap kepalanya lembut. Hanya itulah yang dapat Ia lakukan saat ini.

SKYSCRAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang