[ғᴀᴍɪʟʏ - ғʀɪᴇɴᴅsʜɪᴘ, ᴍɪɴᴏʀ-ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ]
Serangkai, katanya.
Berhubungan dan tidak bisa dipisah. Serombongan, bertaut, kemudian tertawa layaknya orang paling bahagia di muka bumi.
Katanya sih begitu.
copyright, 2021.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Taehyun lomba hari ini?"
Yeona mengangguk, membereskan bukunya untuk pulang. "Lihat Junmi tidak ada di kelas. Sudah pasti mereka lomba."
"Ah iya, benar."
Berjalan keluar kelas tanpa percakapan, larut dalam pikiran masing masing. Masalahnya, yang lomba Taehyun, tapi yang berdebar Yeona dan Beomgyu.
"Dia bisa melalui yang ini, kan?" tanya Yeona ragu, berbelok di lorong untuk pulang.
"Hmmm, dia itu Raja Olimpiade Kang Taehyun, Yeon. Jangan khawatir."
"Dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar. Sepertinya lebih sulit daripada biasanya."
Beomgyu terkekeh, "Benar. Ah, tapi apa sih yang keras kepala itu tidak bisa?"
"Ha, benar."
Mereka berhenti di halte bus. Menunggu karena pagi tadi pelajaran olahraga mereka adalah lari. Bisa bisa kaki mereka patah di jalan kalau harus menempuh jalan kaki ke rumah.
Tepat ketika bus parkir di depan mereka, Yeona beranjak dari duduknya. Mengikuti Beomgyu yang menunggu di samping pintu, membiarkan penumpang yang mau turun.
Kursi favorit mereka ada di belakang. Karena dari sana, Beomgyu bisa tidur dengan tenang. Pun Yeona yang akan memandangi jalan tanpa terusik orang yang lalu lalang di dekatnya.
Tadinya, mereka sudah duduk bersebelahan. Bersiap dengan kegiatannya masing masing, namun urung ketika seorang anak SMP dengan tas tebal memasuki bus. Bingung mencari tempat duduk.
"... Gyu, geser," pinta Yeona.
Beomgyu menggeser sedikit duduknya, menepuk pundak anak lelaki itu sambil tersenyum, "Tasmu kelihatan berat, kawan. Duduk sini."
"Ah, tidak apa apa kok, kak—"
"Ey, nanti bisa bungkuk. Sudah, menurut saja," sahut Yeona.
Alhasil, si bocah lelaki duduk di antara anak anak SMA yang seperti pengawalnya. Sedikit canggung, tapi lebih baik daripada harus duduk bersebelahan dengan pak tua mabuk atau wanita yang sedang marah marah dengan pacarnya di telepon.
Diam diam Beomgyu dan Yeona memerhatikan lelaki di tengah tengah mereka.
Kacamata, penampilan rapi, dan tas yang tebal. Mirip Taehyun jaman dulu.
"Hei."
Anak itu menoleh ke samping, melihat Beomgyu yang bertanya, "Apa matematikamu selalu seratus?"
"Pertanyaan macam apa itu," cibir Yeona.
"Cuma penasaran, sewot."
"Itu sensitif. Perihal nilai sangat sensitif, Tuan Choi."