Psst.
Yeona mendongak. Telinganya tidak salah dengar, ada seseorang yang memanggil.
"Yeon!"
Gadis itu melirik kecil, menemukan Beomgyu sedang menatap ke arahnya. Kepalanya diletakkan di atas meja agar tidak terlihat oleh guru pengawas di depan.
Yeona mengangkat pelan kepalanya, isyarat bertanya. Diam diam curi pandang ke depan, takut ketahuan.
Jemari Beomgyu mengambil alih sekarang. Memasang angka dua kemudian empat. Setelah itu menunjuk kertas ujiannya.
Benar, mereka sedang ujian siang hari ini. Hanya ujian harian untuk pengambilan nilai pemahaman materi.
Tapi nyatanya, nyaris satu kelas tidak paham materi yang diujikan. Terbukti dari ricuh kecil di tengah senyap yang terjadi di sana sini, terlebih bagian ujung kelas. Bekerja sama menjawab.
Katanya, ini solidaritas karena saling membantu.
Jangan ditiru, nanti dampaknya di masa depan lebih buruk dari sekedar nilai merah.
Yeona mengamati kertas ujiannya sejenak, kemudian menatap gurunya yang sedang sibuk bermain ponsel di depan kelas.
Guru dan murid tidak ada bedanya.
Diam diam tangannya bergerak. Mengeluarkan dua jari pertanda opsi B adalah jawabannya.
Diterima dengan baik oleh Beomgyu, lelaki itu tersenyum puas dan menuliskan jawaban di kertasnya. Senang karena soal terakhir sudah selesai.
Menyandarkan punggung seraya memasukkan kedua tangan ke dalam saku. Beomgyu tidak bisa melunturkan senyum di jam terakhir ini. Tidak sabar untuk mengakhiri ujian.
"Waktunya tinggal lima menit lagi. Periksa jawaban kalian sekali lagi. Kalau sudah yakin, silakan dikumpul lalu meninggalkan kelas."
Srak
Beomgyu dan Yeona berdiri bersamaan. Saling melempar senyum tipis dan menggaet tasnya untuk pulang. Diikuti beberapa siswa lain yang sudah selesai mengerjakan—atau tepatnya menyerah berpikir dan mengisi seadanya.
Mengumpulkan kertas ujian di meja guru, kemudian keluar dengan santai. Yeona berakhir di rangkulan Beomgyu yang terkekeh girang, entah kenapa.
"Senang sekali ya mendapat contekan dariku?" tanya Yeona ketika sudah agak jauh dari kelas.
Beomgyu mencibir seketika, "Percaya diri sekali."
"Terus apa?"
"Aku baru menuliskan pesan cinta di akhir kertas ujianku, hehe."
Yeona menipiskan bibir, sudah hapal kelakuan Beomgyu di setiap ujian. Lelaki itu selalu menuliskan sebaris pesan cinta untuk guru yang mengoreksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serangkai, Katanya [✔]
Fanfiction[ғᴀᴍɪʟʏ - ғʀɪᴇɴᴅsʜɪᴘ, ᴍɪɴᴏʀ-ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ] Serangkai, katanya. Berhubungan dan tidak bisa dipisah. Serombongan, bertaut, kemudian tertawa layaknya orang paling bahagia di muka bumi. Katanya sih begitu. copyright, 2021.