Dear diary,
Yeona di sini...Hai! Merindukanku?
<————««◆»»————>
Kim Yeona, tiga belas tahun, sibuk berjalan mengekori sepupunya di depan. Tidak ingin tertinggal karena hari pertama sekolah cukup membuat gugup.
"Aish! Kenapa perempuan wajib pakai rok, sih?" gerutunya, tidak nyaman.
Taehyun hanya sanggup menghela napas, berakhir menggandeng Yeona agar tangan gadis itu tidak sibuk membenahi rok sekolahnya.
"Padahal kamu pakai celana di baliknya. Celanaku pula," cibir Taehyun.
"Itu nggak ada hubungannya. Kata papa dudukku harus sopan, yang artinya, aku tidak bisa leluasa mengangkat kaki seperti di rumah—aduh! Kenapa sih?!"
Taehyun itu sepupu yang paling dekat dengan Yeona. Tapi juga yang paling galak. Bagi Yeona, rasanya seperti punya ayah kedua yang lebih galak.
"Perempuan masa mau duduk seperti cowok di warung?!"
"Kamu saja boleh, kenapa aku tidak?!"
"Kamu pakai rok dan aku celana. Diam, Yeona, kelasmu di sebelah sana. Cepat pergi," usir Taehyun.
Ini Yeona, yang baru menginjakkan kaki memasuki dunia remaja yang tidak seindah bayangan. Yang punya standar dalam pergaulan. Dan yang membuatnya seperti sekarang setelah tidak diterima dalam pergaulan 'para putri bangsawan elegan'.
<————««◆»»————>
"Apalagi?"
Yeona mendengus, duduk menekuk kaki di sebelah Beomgyu dan Taehyun kemudian mengadu, "Mereka bicara tentang ibu mereka yang mengikatkan rambut. Setelah itu menyindir aku yang tidak pernah mengikat rambut selain kuncir ekor kuda."
"Kebanyakan, mereka yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menata rambut sering lembur di sekolah karena nilai merah yang belum tuntas," sahut Taehyun tenang.
Yeona mencibir, "Aku tau aku bodoh, jangan diperjelas."
"Tapi, Yeon, itu benar," sela Beomgyu. "Mereka terlalu sibuk mempercantik diri, bukan hati. Biarkan saja."
"Ck, aku kesal."
"Maka lampiaskan—AW! BUKAN MEMUKULKU JUGA!" protes Beomgyu, mengusap lengannya yang dijadikan samsak tinju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serangkai, Katanya [✔]
Fanfic[ғᴀᴍɪʟʏ - ғʀɪᴇɴᴅsʜɪᴘ, ᴍɪɴᴏʀ-ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ] Serangkai, katanya. Berhubungan dan tidak bisa dipisah. Serombongan, bertaut, kemudian tertawa layaknya orang paling bahagia di muka bumi. Katanya sih begitu. copyright, 2021.