[ғᴀᴍɪʟʏ - ғʀɪᴇɴᴅsʜɪᴘ, ᴍɪɴᴏʀ-ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ]
Serangkai, katanya.
Berhubungan dan tidak bisa dipisah. Serombongan, bertaut, kemudian tertawa layaknya orang paling bahagia di muka bumi.
Katanya sih begitu.
copyright, 2021.
Sang guru melotot tidak percaya, membuka buku tulis bersampul dengan tidak santai kemudian membacakan isinya lantang.
"Nyonya Lee tua berisik! Mengomel A kemudian B, setiap hari marah terus apa tidak takut rambutnya beruban semua? KIM YEONA! APA APAAN INI?! BERDIRI KEMARI, AYO JELASKAN!"
Beberapa murid terlihat menyembunyikan kekehan, yang lain lagi terkikik geli melihat perawakan Bu Lee yang seperti mengeluarkan asap dari kepalanya. Tidak tahan dengan kelakuan si gadis Kim.
Sebelum mendapat omelan lebih, Yeona menahan tawanya. Tidak dipungkiri, dia memang takut, tapi kini lebih terdengar geli.
Dengan langkah gugup, gadis itu mendatangi gurunya di depan kelas. Melewati kekehan teman temannya dengan perasaan campur aduk.
Dasarnya sudah tengil dan susah diatur. Kim Yeona adalah pribadi yang tidak punya malu.
"Ayo jelaskan apa maksudmu menulis ini! Bukannya mengumpulkan PR malah mengumpulkan buku sampah seperti ini," cibir Bu Lee sebal.
Yeona melirik kecil, mendapati kalau buku yang dia kumpulkan bukan tempat dia mengerjakan tugas. Padahal dia sudah yakin mengerjakan tugasnya dengan benar.
Sekelebat memori melintas di tengah omelan Bu Lee. Yeona ingat sekarang dimana buku tugasnya.
Memicing sengit, gadis itu melirik ke sebelah kanan, tepat di sebelah bangkunya yang terletak di belakang.
Choi Beomgyu.
Teman sepermainannya tengah menarik sudut bibir lebar lebar, mengangkat satu buku tulis familiar sementara tangan satunya membentuk huruf V dengan dua jari.
"Choi Beomgyu sialan!" rutuknya.
"Kamu mendengar saya, Kim Yeona?!"
Yeona tersentak, tergagap seketika, "Y-ya, bu?"
"Ke ruang BK sekarang! Saya tidak mau tau! Kamu juga menyebut Pak Cha di sini—OH bahkan wali kelasmu sendiri?! Dasar anak piatu tidak bisa diatur!"
Mendengar itu, Yeona mendelik tidak terima. Hendak memprotes, namun Bu Lee kembali menyela sembari melempar buku tepat di depan perut Yeona.
"Tidak usah membantah! Pergi ke ruang BK sekarang, Nona Kim, atau ayahmu—"