23

82 18 7
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"Na..."

Yeona mengangkat kepalanya sebentar untuk melihat siapa yang datang. Sesekali menyedot ingusnya dan menahan isakan agar teredam suara hujan.

Itu Taehyun. Dengan sekotak tisu di tangannya.

"Lap dulu ingusmu. Jelek."

Dengan kasar Yeona mengambil beberapa tisu untuk membersihkan hidungnya. Tidak ada rasa sungkan meski Taehyun melihat jelas wajah sembabnya.

"Aku—"

"Tidak usah cerita. Aku sudah dengar," sela Taehyun, memilih duduk di sebelah Yeona yang serak.

Gadis itu diam sebentar, masih merasa kesal. Suara seraknya mendesak keluar, "Aku nggak habis pikir. Bagaimana Papa bisa menikahi perempuan lain selain ibuku? Bahkan di sini aku memakai pakaian Mama! Kenapa... kenapa Papa..."

Taehyun tidak mendengar kelanjutan kalimat Yeona. Diredam hujan dan tangis. Kemudian memilih memeluk untuk menenangkan.

"Pikiranmu kacau sekali, ya?" gumam Taehyun, mengusak kecil rambut Yeona yang berantakan.

Rasanya seperti kembali ke masa dulu. Dimana Taehyun memeluk Yeona setiap gadis itu menangis merindukan ibunya.

"Hyun, apa aku egois saat bilang tidak ingin ibu selain Mama?"

Taehyun menggeleng, sampai Yeona bisa merasakan dagu sepupunya yang mengusak rambut atasnya.

"Hyun, apa aku salah...?"

"Hmm, tidak juga..."

"Aku kesal. Aku benar benar kesal. Bukan berarti aku membenci ibu Beomgyu ataupun ayahku, aku hanya... aku... kesal..."

"Kalau begitu kuncinya adalah 'perasaan', kan? Aku mengerti perasaanmu jadi aku tidak bisa menyalahkanmu. Tapi agaknya aku juga paham perasaan ayahmu, jadi aku juga tidak bisa menyalahkannya."

"Kenapa nggak coba mengerti perasaan ayahmu juga? Barangkali kamu menemukan solusi dari rasa kesalmu, hm?"

Yeona menarik diri, menatap Taehyun yang masih memandang tenang. Pemuda itu bahkan tersenyum tipis melihat ingus kembali keluar dari hidung Yeona.

Mengambil tisu, kemudian mengusap hidung gadis itu dengan gemas, Taehyun melanjutkan, "Nggak usah buru buru. Semua ada waktunya untuk berproses, jadi ambil waktumu untuk memahami. Nggak ada yang salah di sini. Oke, Na?"

Yeona lagi lagi mengangguk kecil. Mengekor Taehyun untuk masuk ke rumah setelah agak tenang. Sementara hujan semakin deras dan membuat hawa semakin dingin di luar.

Melangkah lesu, Yeona berhenti di ruang tengah. Melihat Beomgyu yang duduk di sofa, menyandarkan punggung sementara kepalanya diistirahatkan di atas sandaran. Bahkan lengan tangannya dibuat menutupi mata yang bengkak.

Serangkai, Katanya [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang