03

213 38 171
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Mau kemana?"

"Ke rumah Taehyun, Pa. Ikut?"

Sang ayah menggeleng kecil, tersenyum melihat anaknya tertawa renyah sambil memakai sepatu.

"Sendirian?"

"Mau sama siapa lagi? Hahaha, aku duluan, ya, Pa!"

Yeona adalah anak piatu. Tidak punya ibu semenjak sekolah dasar. Beliau pergi bersama adik yang dinanti sembilan bulan oleh keluarga kecil itu. Alhasil, Yeona menjadi satu satunya harta berharga sang ayah, begitupun sebaliknya.

Yeona akui, dia sulit bangkit dari keterpurukan kala itu. Apalagi masih kecil sewaktu menghadapi kenyataan pahit. Kemudian muncul keluarga Kang, saudara dari sang ibu yang dekat dengan keluarga Kim.

Taehyun muncul menjadi teman bermain sekaligus saudara seumur untuk Yeona. Serasa saudara kandung.

"Permisi, Bibi!"

"Oh? Yeona sayang, masuk, nak!"

"Taehyun belum bangun, Bi?"

"Belum. Tolong ke atas, ya, bangunkan Taehyun. Kalau tidak dia bisa tidur sampai siang."

"Dengan senang hati!"

Yeona melangkahkan kaki ke lantai dua. Familiar dengan rumah sepupunya yang sudah dianggap rumah sendiri.

Diingat-ingat, tangga ini menjadi saksi banyak kejadian lucu masa kecil mereka. Dari Yeona yang jatuh di tangga sampai Taehyun yang merengek tidak mau pergi dan memeluk tiang pegangan tangga.

Tok tok

"Hyun, bangun!"

Belum ada jawaban.

Mengetuk agak kencang, Yeona berteriak, "Kang Taehyun!"

Masih belum ada sahutan.

Muak, Yeona membuka pintu kamar yang nyatanya tidak dikunci. Melihat sepupunya sedang tidur dengan bantal dan selimut yang berserakan. Sungguh brutal.

"Wah anak ini..."

Gadis itu berkacak pinggang, memicing untuk melihat apa yang bisa dia lakukan agar Taehyun bangun.

Pertama, tarik selimut.

"Ungh..."

Kedua, buka tirai.

"Silau, Ma."

Ketiga, tarik kakinya.

"Ugh—ADUH HEI! YEONA—NA, AKU JATUH!"

Gubrak!

Yeona melempar cengir, puas melihat Taehyun terduduk lesu di atas lantai. Tangannya terulur untuk mengusak rambut pemuda itu, gemas.

Serangkai, Katanya [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang