16

105 24 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Jadi... Maaf untuk kehebohan tadi."

Junmi tertawa melihat Yeona dan Beomgyu menunduk di depannya, dipaksa oleh Taehyun yang sedang melipat tangan di depan dada.

"Tidak masalah! Kalian lucu. Jadi... apa yang bisa aku bantu?" tanya Junmi.

Yeona lantas menggeleng kukuh, "Nyonya jangan repot repot. Ini pestamu! Pesta kalian! Jadi duduk saja di sana dan beri tahu aku kalau butuh sesuatu."

Junmi agaknya merasa tidak enak membiarkan orang lain melayaninya begini—apalagi ini temannya. Beda dengan Taehyun yang berlagak seperti bos kurang ajar dengan meminta Beomgyu melepaskan kaus kakinya.

"Ew, bau!" gerutu Beomgyu, nyaris meletakkan kaus kaki Taehyun di tempat sampah.

"Heh! Aku tuan rumah, ya!" protes Taehyun.

"Yeon, kita benar tidak punya sianida?" bisik Beomgyu, memicing sengit menatap Taehyun yang semena mena.

Yeona mengendikkan bahu, mendorong Beomgyu menjauh dan lanjut memasak. Ditemani Yeonjun, tentu saja.

Tepat ketika mereka mulai menghidangkan daging, Nyonya dan Tuan Kang datang membawa piza. Bukannya ini surga?

"Wahh!"

"Oh, daging yang gosong ini pasti ulah Yeona!" celetuk Beomgyu, menunjuk daging gosong di piring yang disuguhkan Yeonjun.

Merasa disebut namanya, gadis itu mendecak, menyahut, "Enak saja!"

"Haha, itu aku. Maaf, tadi kelamaan memanggang," koreksi Yeonjun.

Beomgyu mendecak, "Pasti kapten diganggu Yeona, kan? Memang ini salah Yeona."

"Hyun, dimana kamu taruh racun tikusnya?!"

"Di lemari paling kanan!" seru Taehyun, masa bodoh dengan teman temannya dan memilih menikmati piza.

"Hahaha, sini yang gosong biar aku saja," seru Tuan Kang, hampir mengambil bagian yang menjadi perkara daritadi.

"Eh! Jangan paman, aku tadi cuma bercanda. Justru gosong itu yang paling enak! Kriuk," sela Beomgyu, menyahut lebih dulu bagian yang agak terlalu matang dibanding yang lain.

Yeona datang dengan sisa makanan di dapur. Duduk di tengah tengah Beomgyu dan Yeonjun sambil berujar, "Dia memang begitu, paman. Tujuan hidupnya adalah membuat aku kesal."

"Hoh, wajahnya lucu saat kesal," kekeh Beomgyu.

Yeonjun ikut tertawa, setuju, "Benar, kamu lucu."

Jangan tanya kondisi batin Yeona. Darahnya sedang mendidih malu.

Apalagi sorakan dari seisi rumah, "Eyyy!"

"Yeonjun... pacar Yeona?" tanya Nyonya Kang.

"Y-ya? Ah... Itu, hahaha... Bagaimana?" sikut Yeonjun.

Serangkai, Katanya [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang