[ғᴀᴍɪʟʏ - ғʀɪᴇɴᴅsʜɪᴘ, ᴍɪɴᴏʀ-ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ]
Serangkai, katanya.
Berhubungan dan tidak bisa dipisah. Serombongan, bertaut, kemudian tertawa layaknya orang paling bahagia di muka bumi.
Katanya sih begitu.
copyright, 2021.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beomgyu menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. Menatap langit langit kamar dengan bosan, kemudian menatap ponselnya.
Ini hari Sabtu dan teman temannya sedang sibuk berkencan.
"Apa aku harus berkencan dengan bola basket lagi?" Beomgyu menatap bola yang diam di ujung kamarnya, menunggu sang tuan bermain dengannya lagi.
Pemuda itu menggeleng kecil, bergumam, "Kakiku lelah karena lari kemarin."
Dia tidak salah. Klub basket mingguan baru saja menyuruh anggotanya memutari lapangan sepuluh kali untuk stamina. Dan sekarang Beomgyu merasa kakinya akan patah.
"Gyu."
Panggilan di luar kamar membuat lelaki itu terduduk, bertanya, "Iya, Ma?"
"Nggak main? Tumben."
Pintu dibuka, menampakkan sang ibu dan pakaian kerja rapinya.
Beomgyu tebak, makan siang dengan klien—lagi.
"Mereka sedang sibuk." Menjeda sejenak, Beomgyu bertanya ragu, "Mama mau kemana?"
"Ah, itu." Sang ibu membenarkan lintingan lengannya, bertanya dengan senyum merekah, "Bagaimana? Sudah rapi?"
Anaknya hanya mengangguk. Ibunya memang cantik, dan visualnya diturunkan dengan baik.
"Mama mau makan siang dengan kolega kerja, hehe."
"Akhir akhir ini mama rajin makan siang dengan teman kerja mama daripada anaknya," cibir Beomgyu, bercanda.
"Ei, jangan begitu. Astaga, anak Mama, maaf yaaa... Besok kita makan bersama, hm? Mama masak kesukaanmu, ya?"
Mendengar itu, Beomgyu menahan senyum, menggosok ujung hidungnya malu. "Mama nggak perlu repot, ehe, aku cuma bercanda kok, hehe."
Siapa yang tidak gemas?
Entah gemas ingin mencubit pipinya, atau gemas ingin memukul kepalanya.
Nyonya Choi terkekeh, mengusak rambut Beomgyu sejenak sebelum pamit, "Jaga rumah, ya. Mama pulang sekitar jam delapan, tidak apa apa, kan?"
"Tentu! Oh, aku ke rumah Taehyun nanti sore. Belajar bersama."
"Haha, oke! Selamat belajar, Mama duluan. Dahhh!"
Beomgyu tidak bohong.
Justru karena nanti sore mereka ada janji belajar bersama, Taehyun dan Yeona menyempatkan diri berkencan dengan pasangan masing masing.
Meninggalkan Beomgyu sendirian.
"Ck, dasar lupa teman," gerutu lelaki itu, berguling guling di atas kasur demi menghilangkan bosan.
Netranya menangkap seonggok kayu di ujung kamar. Membuatnya berhenti berguling dan diam mengamati.
Gitar hitam yang sudah lama tidak dia sentuh terpajang apik di sebelah lemari. Menunggu tuannya ingat kalau punya si manis keren yang hampir berdebu.