Ini harinya.
Pernikahan.
Beomgyu, Yeona, dan Taehyun sekarang sedang meledek satu sama lain. Entah karena riasan, tuxedo, atau gaya rambut yang tidak biasa.
"Serius, ini mencekik!" gerutu Beomgyu, menunjuk dasi pita yang melingkar di lehernya.
Taehyun mencibir, "Tahan. Cuma tiga jam, jangan dilepas. Nanti ibumu mengomel."
Yeona setuju, menyentil dahi Beomgyu cepat, "Kamu seperti cacing kepanasan. Ayo kita cari tempat duduk."
Pernikahan yang bernuansa putih terlihat bersih, terlebih bunga yang dipajang menunjukkan seberapa bahagia sang pasangan utama.
Tamu yang diundang tidak terlalu banyak kali ini. Keluarga, kerabat, teman dekat, sudah. Mereka tidak berniat mengadakan pesta besar besaran. Menurutnya, uangnya bisa ditabung untuk liburan keluarga.
Mengamati kedua orang tua yang mengucap janji suci, Beomgyu melirik Yeona. Melihat temannya tersenyum kecil menatap altar.
"Jangan menangis, adik."
Bugh
"Aku yang kakak," ralat Yeona kesal, tapi tidak menolak rangkulan Beomgyu yang jenaka.
"Aku sudah lama nggak lihat senyum ibuku selebar itu," gumam Beomgyu.
"Mm, sama."
Hening sejenak. Yeona mendongak kecil setelah itu. Siapa sangka malah melihat mata Beomgyu berair samar.
Gadis itu tertawa, mengusap sudut mata temannya sambil meledek, "Lihat siapa yang menangis, adik?"
"Hoh, aku cuma menguap!" sangkal Beomgyu. "Dan lagi aku yang kakak, ya!"
"Hahaha, kita saudara sekarang. Kamu bisa percaya itu?"
Beomgyu mendengus, "Aku sedang membayangkan harus melihat wajahmu dua puluh empat jam."
"Kamu kira aku sudi?!"
Sebelum mereka bertengkar di tengah acara, Taehyun menyela, "Sisi baiknya, kita bertiga keluarga sekarang. Benar benar keluarga..."
Mereka tertawa kecil, lama lama merasa hangat. Beomgyu kalah lebih dulu, hancur pertahanan air matanya karena merasa senang.
"Hei, payah, kenapa menangis?" Yeona tertawa, kembali menyeka mata Beomgyu yang basah.
Pemuda itu menggeleng, tertawa meski matanya basah, katanya, "Aku nggak tahu, ah, haha, rasanya senang, terharu. Ah, memalukan, kenapa aku menangis."
"Hei, eish, berhenti menangis, aku jadi ikut—ah... basah..."
Kini Taehyun yang tertawa. Mengamati sepasang saudara baru yang saling menyeka air mata, meski bibirnya terus mengucap ledekan.
Sebelum tangis keduanya semakin hebat, Taehyun merangkul teman temannya. Mengusap punggung mereka pelan, "Ckck, adik adikku, jangan menangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serangkai, Katanya [✔]
Fanfiction[ғᴀᴍɪʟʏ - ғʀɪᴇɴᴅsʜɪᴘ, ᴍɪɴᴏʀ-ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ] Serangkai, katanya. Berhubungan dan tidak bisa dipisah. Serombongan, bertaut, kemudian tertawa layaknya orang paling bahagia di muka bumi. Katanya sih begitu. copyright, 2021.