[ spesial ] : bertaut, sebutannya...

135 19 10
                                    

Kalau bertanya pada Beomgyu bagaimana hari harinya ketika menjadi penghuni kamar sebelah Yeona, pemuda itu akan bilang, "Ingin muntah! Ada suara bising menyebalkan setiap malam, jam tidurku terutama."

Apalagi sebabnya kalau bukan karena Yeona yang menelpon Yeonjun hampir setiap malam. Dan hampir setiap kali pula Beomgyu yang memutus telepon itu dengan datang ke kamar saudari barunya dan marah marah.

"Matikan sekarang atau pagimu tidak akan tenang!"

Beomgyu serius. Pernah suatu kali Yeona bandel dan tidak mematikan telepon—yang berarti melanjutkan bermesraan di depan Beomgyu, gadis itu kehilangan sebelah kaus kakinya pagi pagi.

Choi Pelaku Beomgyu.

Kalau kata Taehyun, Yeona jadi tidak waras di dekat Yeonjun. Kelewat menggelikan. Dia tidak tahu kalau sepupunya bisa jadi gadis mabuk cinta yang menyebalkan.

"Jangan senyum seperti itu di tengah jalan. Nanti kamu dikira orang dalam gangguan jiwa yang lepas."

Kejam. Tapi Yeona cuma membalas dengan pukulan—dan sedikit umpatan.

Bagaimanapun, asmara anak muda itu masa terindah kata orang orang. Timbul naluri alami Yeona untuk menjadi sedikit feminim di dekat Yeonjun.

Harimau betina yang selalu siap menerkam siapa saja ini selalu jadi kucing kecil di dekat pacarnya.

Kemudian kalau bertanya bagaimana pendapat Yeonjun, pemuda itu akan terkekeh malu dan menjawab, "Dimana lagi bertemu gadis seunik dan sebaik Yeona? Dia keren, bukan aneh, hehe."

Dasar pasangan.

"Mau kemana?" Beomgyu menegur Yeona yang menuruni tangga dengan pakaian yang cukup... rapi. Kaus, rok midi, kemudian luaran jaket yang agak tebal.

"Kencan," jawab Yeona, memakai topinya agak terburu. "Mama Papa mana?"

"Kencan juga."

"Kasihan. Jomlo ya?"

"Sialan. Emi pulang ke Jepang!" Beomgyu mengumpat sebal, bahkan hampir melayangkan jari tengah di depan saudarinya itu.

Yeona tertawa, buru buru memakai sepatu kemudian berdiri di depan Beomgyu, menghalangi pemandangan televisi dari lelaki itu.

"Apa?" Beomgyu bertanya malas.

"Sudah cantik belum?"

Beomgyu memasang tampang jijik. Nyaris membuat Yeona melempar tasnya ke wajah pemuda itu.

Tertawa melihat kekesalan Yeona, Beomgyu akhirnya mengulurkan tangan, menyuruh gadis itu mendekat.

Bagaimanapun, Yeona itu agak sedikit tidak bisa diam. Rambutnya agak berantakan di balik topi, maka Beomgyu membenarkan dengan baik agar Yeona tidak terlihat memalukan nanti.

Bukan lagi teman, mereka ini saudara sekarang.

"Sudah." Beomgyu menepuk topi Yeona sekali.

Merasa tersentuh, Yeona menyahut, "Awww, terima kasih, Kak."

"Ya ya, sana pergi. Bawakan donat untukku."

"Uangnya?"

"Itu bayaran untuk topimu tadi."

"Sial."

Tin!

Keduanya menoleh, berhenti berdebat. Yeonjun dan kendaraannya sudah sampai di depan rumah, menjemput sang kekasih. Seperti kebiasaan, Yeona akan heboh menyambut pacarnya, kemudian pamit dengan teriakan,

"Aku duluan ya, Gyu!"

<————««◆»»————>

"Hari ini kita makan apa?" Yeonjun bertanya, menggandeng dan mengayunkan ringan tautan tangan mereka.

Serangkai, Katanya [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang