Chapter 4

6.1K 240 4
                                    

"Lu jadi gabung UKM Olah raga, Sar?"

Sarah mengangguk sambil menyuapkan kuah bakso kedalam mulutnya.

"Dan kamu tau, Lun? Si Adrian juga ikut." cerita Sarah.

"Kok lu tau?"

"Kemarin aku iseng liat nama anggota grup olahraga kan, dan ada nama si kampret disana. Huh!" kesalnya sambil menusuk-nusuk pentol dimangkoknya.

"Eh Sar, gue kagak terima ye lu ngatain cowok gue si kampret?"

Sarah mendelik mendengar ucapan sahabatnya itu. "Apa-apa?! Kamu pacaran sama dia, Lun?"

"Yaa... Belum sih.. Tapi pasti suatu saat nanti bakalan gue jadiin pacar tu cowok!" ucap Luna membuat Sarah memutar kedua bola matanya jengah.

"Allyn lama amat sih?"

"Au ah! Lagi boker kali." jawab Luna enteng.

"Balik kelas yuk!" ajak Sarah ketika mereka telah menyelesaikan makan.

"Yuk!"

Sarah dan Luna keluar kantin menuju kelas berikutnya. Hari ini mereka memiliki dua mata kuliah saja. Ketika kedua gadis itu menaiki tangga menuju lantai tiga, seseorang tidak sengaja menabrak Sarah.

Bruk!

"Aduh!" seru Sarah lalu berjongkok untuk mengambil buku-bukunya yang jatuh kelantai.

"Ups, sorry! Aku buru-buru." ucapnya sambil membantu Sarah memunguti buku lalu memberikannya pada gadis itu.

Raut muka Sarah langsung berubah sinis ketika ia tahu siapa yang menabraknya. Setelah ia merebut bukunya dari tangan laki-laki itu, ia segera pergi menuju kelasnya tanpa mempedulikan laki-laki itu.

"Hai, Kak Adrian." sapa Luna ramah lalu menyusul Sarah yang berjalan cepat didepannya. Adrian menatap gadis itu menjauh memasuki kelasnya. Ia menghela napasnya. Sebenarnya ia ingin meminta maaf pada Sarah karena ucapannya tempo hari yang keterlaluan pada gadis itu. Waktu itu ia memang sedang banyak pikiran karena beberapa kali judul skripsinya ditolak oleh dosen pembimbing karena alasan-alasan tertentu sehingga membuatnya stress dan endingnya ia bertemu Sarah dan melampiaskan kekesalannya pada gadis Malang itu.

"Si kampret." gerutunya sambil mengurut bahunya yang sakit karena bersenggolan dengan tubuh kekar Adrian.

Sarah duduk dikursi kosong diikuti Luna yang duduk disebelahnya.
"Sial! Kenapa sih selalu apes kalo ketemu dia?!" gerutu Sarah sambil terus mengurut bahunya.

"Kenapa bahu lo?"

"Ketabrak pacar impian kamu tuh!" kata Sarah cemberut tetapi yang diajak bicara malah senyam-senyum ketika mendengar ucapan Sarah.

"Dih! Ngapain senyam-senyum?" tanya Allyn yang baru datang.

"Kepooo...! Dari mane lu?"

Allyn mengedikkan bahunya lalu duduk disamping Sarah. "Bantuin Pak Joko ngoreksi tugas kelas lain. Kenapa bahumu, Sar?" tanyanya pada Sarah.

"Ga sengaja ditabrak sama Kak Adrian yang ganteng itu loh, Lyn." jawab Luna.

"Sengaja dia itu! Masih dendam sama aku!" sahut Sarah sewot.

"Kamu harus baik dong sama calon ipar, Sar." ucap Luna menghalu.

Sarah dan Allyn memutar mata mereka malas.

Dosen pengampu mata kuliah berikutnya memasuki kelas dan memulai kuliahnya.

"Baik, saya akan memberi kalian tugas terkait materi yang sudah saya berikan. Dikumpulkan dua minggu lagi dimeja saya. Selamat sore." kata sang dosen mengakhiri perkuliahan sore ini.

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang