Chapter 37

3.4K 123 0
                                    

Baca duluan yuk di
www.karyakarsa.com/monapple



Adrian menurunkan Sarah didepan pagar rumahnya kemudian ia segera melajukan mobilnya menuju kampus. Ia lupa bahwa pagi ini ada rapat pukul sepuluh dan kini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih dua puluh menit.

Setelah berganti pakaian, Sarah ke dapur untuk menemui Mbok Mimin. Asisten Rumah Tangga di rumahnya itu mengatakan bahwa Nathan belum pulang dari luar kota dan itu membuatnya kesal. Kakaknya itu makin hari semakin sibuk dengan pekerjaannya. Ketika berada di rumah pun, Nathan selalu asyik bertelepon dengan kekasih barunya.

Perusahaan Pak Bryan memang sedang maju pesat sejak ia mendaftarkan diri menjadi anggota Himpunan Pengusaha Indonesia. Beberapa koleganya mempercayakan bangunan gedungnya kepada papi Sarah.

Pak Bryan adalah seorang arsitek dan mempunyai perusahaan dibidang properti. Dan setelah dua tahun Nathan bekerja untuk kolega papinya, kini ia menjadi wakil direktur diperusahaan keluarga. Nathan yang menangani perusahaan mewakili papinya ketika ia berhalangan.

Seperti saat ini, mami dan papinya mendadak harus ke Singapura karena ada bisnis properti disana. Dan Nathan sedang mewakili papinya untuk menghadiri rapat disuatu kota.

Dan pasti kakaknya itu tidak langsung pulang, Nathan selalu menghabiskan waktunya sekalian liburan meski hanya dua hari; Sabtu dan Minggu.

Sarah bergegas menemui Pak Wawan untuk meminta mengantarkan ke kampus.

Anak-anak Ayam 🐣🐥

Allyn
Guys, langsung ke kantin teknik yaa...

Luna
Ashiap!

Sarah
Ashiap! Otw

Ketika mobil putih itu memasuki gerbang kampus, Sarah meminta Pak Wawan untuk menurunkannya di gedung teknik.

Sarah langsung berjalan masuk ke lobi dan menunggu lift terbuka. Allyn dan Luna telah berada di kantin yang terletak di lantai tiga dan mereka juga telah memesankan makanan sesuai permintaan Sarah tadi.

Pintu lift terbuka dan Sarah masuk kedalam. Ketika ia akan menekan tombol, Bu Mona berlarian menyuruhnya menunggunya. Sarah terkesiap ketika dibelakangnya ada Adrian dan beberapa dosen lain.

Salah satu dosen menekan tombol pada angka lima lalu menanyakan tujuan Sarah.

"Saya lantai tiga, Pak. Terima kasih." Sarah merasakan hawa panas ketika Adrian menatapnya tajam dari ekor matanya. Kakinya bergerak gelisah karena ia ketahuan pergi ke kantin teknik.

"Kamu anak Ekonomi kan?" tanya Bu Mona pada Sarah.

"I-iya, Bu."

"Ngapain kamu kesini?"

"Sa-saya mau makan di kantin."

"Jauh amat mau makan aja. Pasti sambil tebar pesona ya?" goda seorang dosen laki-laki membuat Sarah semakin gugup.

"Cuma makan siang, Pak. Maaf saya duluan. Mari Pak, Bu."

Sarah keluar ketika pintu lift terbuka di lantai tiga. Ia menarik napas lega ketika kantin masih sepi lalu ia menghampiri Allyn dan Luna yang sedang mengobrol.

"Kenapa tu muka? Kayak abis liat syaiton?" tanya Luna.

"Abis se-lift sama Mas Iaaann... Hiks!"

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang