Chapter 9

3.3K 138 0
                                    

Sarah berjalan disepanjang lorong menuju ruang dosen. Andre memberitahukan padanya bahwa Pak Joko memanggilnya ke ruangannya. Perasaan Sarah tidak enak ketika ia mengetuk pintu ruang Pak Joko.

"Masuk!"

"Permisi, Pak."

"Sini, duduk."

Sarah menarik kursi didepan meja Pak Joko lalu duduk.

"Nilai UTS kamu kemarin hampir sempurna. Saya sangat senang mengingat kamu agak lemah dibagian hitungan."

Sarah terkesiap mendengar perkataan dosennya itu. Ia memejamkan matanya sebentar dan mengatur napas agar tidak gugup.

"Terima kasih, Pak. Saya begadang karena belajar oleh karena itu saya terlambat mengikuti ujian, Pak." ucapnya jujur.

Sarah tidak berbohong karena ia memang begadang untuk belajar mata kuliah tersebut. Tetapi yah-- memang otaknya yang lemah terhadap hitungan. Hehehe.

Pak Joko manggut-manggut lalu tersenyum.

"Ya sudah, kamu boleh keluar." kata Pak Joko.

"Baik, Pak. Terima kasih." Sarah bangkit lalu berjalan keluar ruangan itu.

Ia berpapasan dengan Adrian yang juga akan masuk ke ruangan dosen. Sarah menunduk ketika laki-laki itu tersenyum padanya.

Dicuekin lagi, batinnya. Lalu ia menemui dosen pembimbingnya.

Sarah berjalan menuju kantin karena Allyn dan Luna menunggunya disana. Mata kuliah berikutnya masih lama.

"Kenape lu, Sar?"

Sarah menggelengkan kepalanya lalu duduk disampingnya. Luna menggeser badannya memberi tempat untuk Sarah.

"Kalo ga papa kenapa kamu dipanggil Pak Joko?" tanya Allyn.

"Cuma soal nilai UTS kemarin."

Melihat wajah Sarah yang masam, Allyn dan Luna tidak bertanya lagi.

Masa iya aku bilang kalo nilaiku nyaris sempurna gara-gara ujianku dikerjain Adrian? Bom atom bisa meledak nih! Pikirnya.

"Lu kagak makan?" tanya Luna yang sedang memakan nasi gorengnya.

"Aku bawa bekal tadi." jawab Sarah lalu mengambil kotak bekal dari dalam tasnya.

Tak lama kemudian Adrian memasuki kantin dan langsung memesan makanan.

"Hai, Kak!" sapa Luna ketika Adrian melewati bangkunya sambil membawa nampan berisi makanan.

Adrian tersenyum tipis ketika ia mlihat Sarah duduk disamping gadis yang menyapanya.

"Heh! Liat ga kalian?!" seru Luna heboh.

"Apa sih?" tanya Allyn.

"Lu liat kagak, Sar?"

"Kagak!" sahut Sarah.

Luna berdecak sebal. "Tadi Kak Adrian cowok gue senyum sama gue!"

Sarah melirik Luna lalu kembali memakan nasinya.

"Perasaan lu aje kali!" kata Allyn dengan Jawa medhoknya.

"Kagak, Lyn! Lu sih bengong aje!" kata Luna malah menyalahkan Allyn.

"Lah?! Malah nyalahin gue."

"Au ah! Yang penting gue happy!"

"Traktir dong kalo gitu!" sahut Sarah.

"Ish! Awal bulan aja! Abis dapet transferan."

"Sugar daddy?" tebak Allyn asal.

"Sialan lu! Daddy gue lah! Tapi iya juga sih. Daddy gue emang manis kok." Kata Luna membuat Sarah dan Allyn memutar bola mata mereka malas.

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang