Chapter 44

2.9K 150 1
                                    

VOTE dulu yuk!! 

Tahun ini usianya menginjak 21 tahun dan ia akan menjadi seorang istri dari Adrian Lesmana.

Terlalu cepat memang. Sarah tidak pernah menduga bahwa ia akan menikah muda dengan cinta pertama dan terakhirnya. Meskipun beberapa kali terjadi kesalahpahaman diantara mereka, itu akan menjadikan keduanya lebih terbuka dan jujur kepada satu sama lain.

Sarah berjanji akan lebih dewasa dan menjadi seseorang yang pantas untuk Adrian.

Sosok pendiam, lebih cuek dan dingin itu menjadi bawel jika sudah berurusan dengan Sarah. Gadis yang telah membuat hidupnya berwarna. Kadang gelap kadang terang.

Sarah berjalan menggandeng lengan Adrian ketika mereka memasuki ballroom disebuah hotel Bintang lima di Malang.

Adrian semakin tampan dengan balutan tuksedo hitam dengan pita kupu-kupu di lehernya. Rambut disisir rapi dengan pomade merk terkenal.

Sedangkan disampingnya, Sarah seperti bidadari yang memang hanya dianugerahkan untuk Adrian. Ia memakai gaun berwarna putih tulang dengan aksen mutiara dan swarovski. Rambutnya ditata sedemikian rupa dengan sebuah tiara gemerlapan di kepalanya.

Tak bosannya Adrian memandangi Sarah yang tersenyum malu-malu.

Para tamu yang hadir sontak menoleh kearah pengantin yang cantik dan tampan itu. Mereka bertepuk tangan dan ada juga yang merekam momen indah tersebut. Tamu yang hadir duduk dimeja bundar yang telah disediakan sesuai nama.

Senyum keduanya mengembang sepanjang melalui karpet merah bertabur mawar putih itu. Sarah tertawa ketika melihat Andre yang satu meja dengan Allyn, Luna, dan Rendy sedang pura-pura menangis.

Sarah dan Adrian duduk dimeja bundar bersama keempat orang tuanya. Setelah bersulang, satu persatu mulai dari makanan pembuka, inti, dan makanan penutup dihidangkan oleh pelayan.

Alunan musik mengalun merdu mengiringi acara malam itu. Sarah dan Adrian berkeliling untuk menyalami tamu yang memberi ucapan selamat kepada mereka.

Banyak dari mereka adalah kolega dari Pak Bryan dan Pak Awan. Kedua orang tua Anna yang juga mengenal papi Sarah, juga hadir. Lalu ada rekan dosen Adrian dan yang terakhir teman satu kelas Sarah.

Adrian memilih duduk sebentar bersama rekan dosen sedangkan Sarah menghampiri meja teman-temannya.

Sorak-sorai terdengar menghebohkan ketika teman-teman Sarah menyuruhnya menyanyi membuat tamu yang lain menjadi penasaran.

"Ayo dong Sarah nyanyi buat Andre yang patah hati kamu tinggal nikah!" teriak Allyn membuat tamu yang lain tertawa.

Sarah hanya menunduk malu. Wajahnya yang bermakeup sudah merah padam. Sorakan menjadi riuh ketika Adrian bangkit lalu menghampirinya.

Ditempat duduknya, Mona hanya melihat dengan muka masam.

Adrian menggandeng Sarah menuju homeband yang bertugas menghibur malam itu. Adrian melepas genggamannya mempersilakan istrinya bernyanyi. Namun Sarah menautkan jemari lentiknya ke jari Adrian. Tidak mengijinkan pria itu kembali duduk.

Setelah berbasa-basi sebentar dengan para tamu undangan. Musik mulai mengalun. Sarah mengangkat microphone-nya mulai bernyanyi.

Waktu pertama kali
Kulihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimu
Hati tenang mendengar
Suara indah menyapa geloranya hati ini tak ku sangka
Rasa ini tak tertahan
Hati ini selalu untukmu

Sarah menatap Adrian dan pria itu tersenyum.

Terimalah lagu ini dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang