Chapter 34

3.2K 120 1
                                    

Akhirnya Adrian membawa laptopnya ke ruang TV dan kini ia duduk diatas karpet diantara kaki Sarah yang duduk diatas sofa. Gadis itu memeluknya dari belakang sambil menciumi kepala, telinga, dan pipi Adrian.

Bila Adrian lelah, lelaki itu akan mendongakkan kepalanya kebelakang agar kening dan bibirnya dicium oleh Sarah lalu ia akan mulai bekerja kembali.

Sarah menyisir rambut Adrian dengan jari-jarinya yang lentik untuk meredakan pening yang melanda kekasihnya itu.

Jam telah menunjukkan pukul empat sore ketika Adrian menyelesaikan pekerjaannya untuk besok. Ia menoleh kebelakang dan menemukan Sarah yang tertidur dengan bersandar pada sofa. Perlahan Adrian beringsut berdiri membereskan laptopnya lalu menggendong Sarah untuk tidur di kamarnya.

"Jangan nakal." bisik Adrian sambil menyentil hidung Sarah ketika ia telah membaringkannya di ranjang.

Kemudian Adrian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Satu jam setelahnya.

"Mas?" panggil Sarah ketika Adrian sedang menonton TV.

"Hm? Udah bangun?"

Sarah berjalan menghampiri pria itu lalu duduk disampingnya sambil memeluk lengan Adrian.

"Anterin pulang."

"Mau pulang sekarang?" Sarah mengangguk. "Ya udah yuk!" ajaknya. Namun Sarah bergeming. Ia tetap diam tak melepaskan pelukannya.

"Mas?"

"Hm?"

"Jangan deket-deket Bu Mona."

Adrian tersenyum sambil mengacak poni Sarah. "Iya. Ya udah ayo."

Mereka pun keluar rumah menuju rumah Sarah. Perjalanan ke rumah Sarah agak sedikit lama karena mereka keluar pada akhir weekend. Sarah menyalakan radio dan mencari saluran yang menyajikan lagu-lagu lama. Rintik hujan yang tiba-tiba turun menambah kesyahduan suasana petang itu.

"Motormu kemana, Mas?" tanya Sarah memecah keheningan.

"Dijual pas aku mau pulang ke Bandung." jawab Adrian.

"Tante itu?"

Adrian menoleh kesamping kearah Sarah yang juga memandangnya. "Tante?" ulangnya dengan kening berkerut.

"Ck! Tante yang di apartemen. Yang manggil kamu, 'hai ganteng'" kata Sarah sambil menirukan cara Naura memanggil Adrian.

Adrian meledakkan tawanya mendengar suara Sarah yang dibuat-buat. Kemudian ia meraih tangan gadis itu dan menautkan jari-jemarinya.

"Udah. Jangan aneh-aneh." sahut Adrian sambil mengecup jarinya.

Sarah memandang kearah keluar melalui jendela yang telah basah terkena air hujan. Hampir satu jam perjalanan mereka tempuh, akhirnya sampai juga didepan rumah Sarah. Pak Wawan segera membukakan pagar ketika Adrian membunyikan klakson.

"Tunggu aku ambilin payung." kata Adrian lalu ia mengambil payung dibawah jok kursi belakang. Setelah menemukannya, ia keluar terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Sarah.

Adrian menarik pinggang Sarah mendekat padanya agar tidak basah terkena air hujan. Lelaki itu mengantarnya sampai depan pintu rumah lalu membukakan pintu agar Sarah segera masuk.

Tidak biasanya, rumah terlihat sepi. Mobil Nathan dan papinya juga tidak terlihat di halaman rumah. Kemudian Sarah mencari Mbok Mimin untuk membuatkan teh hangat untuk mereka berdua.

"Baju kamu basah, Mas. Bentar aku ambilin baju Mas Nathan ya." kata Sarah langsung menaiki tangga tanpa menunggu jawaban dari Adrian.

Beberapa saat kemudian Sarah kembali dengan handuk dan kaos bersih untuk Adrian. Lalu ia pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya sedangkan Sarah menghubungi mami. Ternyata mami dan papinya sedang menghadiri pesta ulang tahun perusahaan kolega papi dan Nathan entah pergi kemana, ia pergi sejak tadi siang.

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang