Chapter 50

2.7K 97 3
                                    

Sarah mendengar Adrian kembali muntah-muntah di kamar mandi ketika ia sedang memasak. Setelah mematikan kompor, ia segera menghampiri suaminya.

"Masih mual-mual, Mas?" tanya Sarah sambil memijat bahu dan tengkuk Adrian. "Aku ambilin minum ya."

Adrian kembali mual-mual dan muntah sepeninggal Sarah ke dapur untuk mengambil minum.

"Nih, minum dulu." ucapnya sambil menyodorkan segelas air.

Kepala Adrian terkulai lemas dibahu Sarah. Ternyata muntah-muntah itu membutuhkan tenaga ekstra.

"Kamu makan apa sih kok bisa gini?" Adrian hanya menggeleng lemah.

Kemudian Sarah membawanya ke ranjang dan menyuruh suaminya itu istirahat.

Adrian kembali merasa mual ketika Sarah keluar kamar untuk menaruh gelas kosong.

"Ra..." Sarah menoleh.

"Disini aja. Aku mual lagi nih."

Sarah menghampiri Adrian lalu duduk ditepi ranjang.

"Kalo kamu deket aku, mualnya langsung hilang." ucap Adrian pelan.

Kemudian ia ingat mama Irene pernah bercerita bahwa dulu papanya juga mengidam ketika mama Irene mengandungnya.

Adrian meraih ponsel lalu melakukan video call dengan mamanya.

"Masih inget sama mama kamu?" semprot mama Irene ketika wajah Adrian muncul memenuhi layar ponselnya.

Adrian berdecak sebal. "Ma, dulu papa yang ngidam kan pas mama hamil aku?"

Terlihat mama Irene mengerutkan dahinya lalu mengangguk. "Iya, itu karena papa kamu sibuk kerja terus. Ga perhatiin mama, makanya kualat. Tengah malem muterin Bandung nyari klepon." jawab mama Irene sambil tertawa.

Sarah juga ikut tertawa sedangkan Adrian malah tertunduk lesu. Sekarang ia paham mengapa suaminya itu mual-mual di pagi hari.

"Mana mantu mama?" tanya mama Irene ketika hanya mendengar suara tawa Sarah.

"Halo, Ma. Mama papa sehat kan?" sapa Sarah ketika Adrian mengarahkan kamera ponselnya padanya.

"Sehat, Sayang. Kamu sehat kan?" Sarah tersenyum lalu mengangguk.

"Anak mama yang ga sehat. Hihihi." kata Sarah tertawa cekikikan.

"Kenapa lagi tu anak?"

"Kayaknya dia kualat juga, Ma. Tiap pagi dia mual-mual."

"Hah?!" teriak mama Irene yang masih bingung.

"Sarah hamil." Adrian menjawab dengan lesu karena tenaganya terkuras untuk bolak-balik ke kamar mandi.

"Beneran?!" Mama Irene masih tak percaya. Kemudian ia sujud syukur dan Nadia bersorak dibelakangnya.

"Kamu hamil, Nak?! Papa dapet cucu lagi?" Kini papa Awan juga ikut bersuara.

Sarah tertawa sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Selamat ya, Sayang. Jaga baik-baik kandungan kamu."

"Iya Pa. Makasih."

"Selamat ya Sayang. Udah ke dokter?" tanya mama Irene.

Sarah menganggukkan kepalanya sedangkan Adrian menatapnya bingung.

Setelah mengabarkan kabar yang membahagiakan kepada orang tua mereka, Adrian langsung menginterogasi istrinya.

"Kapan kamu ke dokter? Kok aku ga tau? Kok kamu ga ngajak aku?"

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang