Chapter 39

3.2K 152 12
                                    

Baca duluan yuk di
www.karyakarsa.com/monapple

Pukul enam sore makeup artist yang dipesan Sarah telah selesai merias wajah cantiknya. Berkali-kali ia memandangi dirinya dicermin mengagumi hasil make upnya. Namun sebaliknya perias itu malah mengagumi wajah cantik Sarah yang semakin cantik dan elegan.

Sarah segera mengganti piyamanya dengan mini dress yang senada dengan warna sepatu dan tasnya.

Tak lama kemudian pintu diketuk dan Sarah segera membukanya. Nathan yang tampan muncul dibalik pintu dengan jas berwarna hitam. Kemudian mereka masuk lift menuju ballroom tempat dimana acara diadakan.

"Mas, aku gugup nih." ucap Sarah pada Nathan.

"Mas Nathan juga. Sini gandeng Mas." katanya sambil membuka siku agar adiknya itu menggandengnya.

Keduanya menghela napas bersamaan ketika pintu lift terbuka dan tampaklah gedung besar yang dihias sedemikian mewahnya.

Setelah Nathan mengisi daftar tamu, mereka pun masuk ruangan.

Nathan memandang sekeliling untuk mencari kolega papinya lalu mengajak Sarah untuk menemuinya.

"Malam, Pak Danu." sapa Nathan sopan.

Lalu bapak setengah baya itu membalikkan tubuhnya dan terkejut karena Nathan yang menyapa.

"Lho, Nathan? Apa kabar?"

"Baik, Pak. Bapak bagaimana?" balasnya.

"Baik, baik. Ini kenalin istri saya." kata Pak Danu lalu mereka berkenalan.

Nathan dan Pak Danu serta istrinya lalu mengobrol sedangkan Sarah hanya diam dan tersenyum karena ia tidak tahu harus bersikap bagaimana. Ilmu bisnisnya masih setara teori belum pada tahap praktek seperti kakaknya.

Malam semakin larut dan tamu yang datang juga semakin banyak. Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mengobrol tentang apa saja.

Beberapa kali Nathan memperkenalkan dirinya ketika Pak Danu menyapa koleganya yang lain. Pak Danu ini adalah sahabat Pak Bryan dan mantan boss Nathan ketika ia bekerja di perusahaannya setelah lulus kuliah. Beberapa kali pula kakaknya itu memperkenalkan Sarah.  Dan tak jarang pula dari beberapa pengusaha disana meminta Sarah untuk menjadi menantunya ketika Nathan mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya.

"Kamu cantik sekali, Nak. Siapa namanya?" tanya seorang ibu kepada Sarah.

"Terima kasih. Nama saya Sarah Bu." jawab Sarah malu-malu.

"Cantik seperti namanya." ucap seorang ibu yang lain.

Para suami mereka sedang mengobrol dengan Pak Danu dan Nathan.

Setelah mengobrol cukup lama, Sarah berpamitan untuk mengambil minuman dimeja tengah. Kemudian kedua matanya menangkap sosok yang sangat dikenalnya sedang berbincang serius dengan beberapa orang. Sarah tersenyum melihatnya. Tampan sekali kekasihku. Namun senyumnya seketika hilang ketika pria itu menjabat tangan seorang gadis cantik dan memeluknya mesra.

Sarah meletakkan gelas yang telah kosong lalu ia kembali menemui Nathan. Jantungnya berdegup kencang. Ia ingin berpikiran positif dengan apa yang baru saja ia lihat. Namun kedua matanya tidak dapat berbohong. Adrian membalas pelukan gadis itu dan tersenyum hangat padanya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa acara seperti ini adalah ajang pencarian jodoh untuk para pengusaha muda dan ajang pencarian menantu oleh para orang tua agar bisnis mereka semakin berkembang.

Kemudian Sarah baru ingat bahwa Adrian pernah bercerita bahwa papanya adalah seorang dokter dan mempunyai rumah sakit dan ibunya mempunyai butik di Bandung. Tentu saja mereka termasuk kedalam pengusaha sukses di Indonesia.

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang