Chapter 33

3.3K 120 4
                                    

Vote sebelum baca yuk!

"Mas Ian!" pekik Sarah tertahan. Adrian langsung mencium bibir pink itu dengan rakus. Sarah berusaha melepaskan diri namun tenaga pria memang jauh lebih besar. Hingga Sarah memukul dada Adrian baru pris itu melepas ciumannya.

"Kebiasaan ih!" gerutunya sambil mencubit perut Adrian.

"Aku anter pulang." kata Adrian lalu menarik tangan Sarah menuju mobil hitam yang terparkir tak jauh dari mereka. Rupanya pria itu telah merencanakannya dari awal.

Didalam mobil, Adrian kembali mencium Sarah. Namun kali ini dengan sangat lembut. Sarah melepaskan ciumannya dengan napas terengah-engah. Ia menatap bibir tipis Adrian yang kini berwarna pink karena lipcream-nya menempel disana. Jempol Sarah menyentuh bibir itu lalu mengusapnya pelan. Gadis itu menelan ludahnya karena gugup. Lalu mendekatkan bibirnya untuk mencium Adrian. Pria itu mengerang tertahan karena perbuatan Sarah. Lalu ia menarik tengkuk Sarah dan memperdalam ciumannya.

"Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas..." Sarah berusaha menghentikan Adrian ketika ciuman pria itu turun ke leher. Adrian menghisap leher Sarah meninggalkan bekas merah disana.

"Mas Ian!" Sarah mendorong kepala Adrian. "Jangan diterusin, ih!"

Adrian menatap sayu kedalam mata Sarah. "Aku kangen, Sayang."

"Iya, udah tapii... Ayo pulang!" Sarah merapikan rambutnya dan pakaiannya yang berantakan.

"Cium sekali lagi trus pulang." tawarnya.

"Enggak! Nih bibirku udah jontor dari tadi kamu cium." kata Sarah sambil menunjuk bibirnya yang sedikit bengkak.

"Biar seksi." Sarah menatap tajam kearah Adrian yang hanya terkekeh.

Lalu ia menyalakan mesin mobil kemudian mobil melaju ke jalanan kota Malang petang itu. Sesekali Adrian meraih tangan Sarah lalu menciumnya. Perjalanan mereka menjadi terasa cepat karena rasa rindu yang masih tersisa.

Mobil Adrian berhenti didepan rumah bernuansa putih itu.

"Aku ga turun ya, Sayang. Titip salam aja buat papi mami kamu." kata Adrian ketika Sarah membuka seatbelt. Adrian ingin segera pulang dan beristirahat karena kegiatan hari ini yang menguras tenaga dan pikiran.

"Kamu langsung pulang kan?" Adrian mengangguk.

"Ya udah. Hati-hati di jalan." Sarah mengecup pipi Adrian lalu turun dari mobil.

Adrian kembali melajukan mobilnya ketika gadis itu telah memasuki halaman rumah.

Ya begitulah cara Adrian mengatasi kekasihnya yang selalu cemburu melihat ia bersama Mona. Padahal Adrian sama sekali tidak tertarik pada bu dosen itu. Namun sejujurnya ia senang melihat Sarah yang cemberut karena melihatnya bersama Mona di kantin. Padahal mereka beramai-ramai makan dengan dosen lain. Adrian menghela napasnya. Sepanjang perjalanan bibirnya terus menyunggingkan senyuman. Entah mengapa kemesumannya selalu muncul ketika bersama gadis itu.

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang