Chapter 14

2.7K 133 0
                                    

"Itu karena aku sayang kamu." 

Sarah membelalakkan matanya ketika mendengar kalimat itu dari mulut Adrian. Daebak! Semalam Rendy menyatakan cintanya diacara inagurasi sekarang Adrian juga menyatakan cintanya di kafe yang lumayan sepi ini? Apakah ia tidak punya cukup nyali untuk berteriak didepan lapangan ketika upacara Dies Natalis kampus?

Omo! Omo!

Apa yang sedang kau pikirkan Sarah?

Apa kamu memang berharap Adrian melakukan itu? Yang benar saja.

"Ra..." Adrian meraih tangan Sarah lalu menggenggamnya. Namun tiba-tiba Sarah kembali sadar dan langsung menarik tangannya. 

"Situ sadar apa yang barusan diomongin?" tanya Sarah kesal. Bagaimana mungkin Adrian menyatakan cinta padanya ketika sahabatnya kemarin juga menyatakan cinta pada laki-laki itu?

"Sadar. Emang kenapa?" Adrian balas bertanya.

Sarah berdecak tidak suka. "Kamu ga mikirin perasaan Luna?" 

Adrian mendesah. Ia tahu arah pemikiran gadis ini. Sepanjang ia tahu bahwa perempuan akan lebih memilih persahabatan mereka ketimbang memperjuangkan cintanya. Dan sepertinya itu akan terjadi kepada dirinya.

"Aku cuma sayang kamu." tegas Adrian.

Sarah mengernyitkan dahinya bingung. Laki-laki ini seperti sedang mempertahankan alibinya ketimbang menyatakan cintanya. 

"Tapi aku lebih milih sahabat aku." balas Sarah tak kalah cuek.

"Jadi kamu juga sayang sama aku?" 

Sarah kembali melotot mendengar kalimat Adrian. "Kok gitu?"

"Kalo kamu ga suka aku, tinggal bilang 'aku ga suka sama kamu'."

Sarah merenungkan kalimat Adrian. Benar juga. Kalau ia tidak suka pada Adrian, ia tinggal mengatakan bahwa ia tidak suka laki-laki itu. Bukannya malah mengatakan ia memilih sahabatnya. Itu berarti secara tidak langsung Sarah juga menyukai Adrian andai Luna tidak menyatakan cintanya kan?

Ingin Sarah membenturkan kepalanya keatas meja agar otaknya sedikit encer. Saat ini ia malu sekali. Malu, marah, sekaligus bingung. Apakah penyakit jantungnya selama ini memang ulah Adrian? 

Sarah menggelengkan kepalanya cepat untuk mengusir segala pikiran aneh yang ada dikepalanya. 

"Jadi kamu ga suka aku?" tanya Adrian.

"Eh? Enggak. Bukan itu.." Sarah melotot menyadari kebodohannya yang kesekian kalinya. Apakah barusan ia keceplosan? Oh My!

Adrian tersenyum lalu menyeruput kopinya. Mudah sekali bersilat lidah dengan Sarah.

"Minum dulu jus-nya terus aku anter pulang." 

"Siapa yang mau pulang?!" Sarah memasang wajah kesal.

"Jadi mau kemana?" Ditanya begitu Sarah langsung kicep. Sebenarnya ia belum ingin pulang ke rumah tetapi ia juga belum punya tujuan selanjutnya.

Sarah meminum jus jeruknya sambil memikirkan alasan yang tepat untuk menolak segala ajakan Adrian. 

"Ra?" panggil Adrian. Sarah kembali mendongakkan kepalanya. "Gimana?"

"Apanya?" Eh si bloon balik bertanya.

"Aku diterima jadi pacar kamu ga?" tanya Adrian was-was.

Sarah kembali menunduk lalu menggeleng pelan. Adrian menghela napasnya. Benar dugaannya bahwa kebanyakan perempuan akan memilih sahabatnya.

"Karena Luna?" tanya Adrian lagi. Sarah kembali mengangguk.

"Aku ga mau mengkhianati sahabat aku sendiri. Luna udah suka kamu dari awal dia ketemu kamu di OSPEK."

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang