Baca duluan yuk di www.karyakarsa.com/Monapple
Adrian termenung di ruangannya. Papanya meneleponnya mengatakan bahwa Adrian harus berbicara sendiri kepada Anna dan keluarganya jika ia menolak perjodohan itu.
Sejak pertemuan dua minggu lalu, Anna selalu menghubunginya walaupun Adrian tidak pernah sekalipun membalas atau mengangkat teleponnya. Ia juga tidak pernah memberikan nomor ponselnya kepada gadis itu.
Kebingungannya bertambah ketika Sarah mogok berbicara dan bertemu dengannya. Pria itu setip hari uring-uringan di kelas. Seperti pagi ini. Sarah sengaja datang terlambat pada mata kuliah Adrian. Memang Sarah tetap disuruh keluar oleh Adrian, namun ia tidak memarahi Sarah. Dan itu membuat Sarah sedikit kecewa.
Ia duduk di kursi yang ada didepan kelasnya agar ia bisa mendengar materi yang diberikan Adrian. Sejujurnya ia sudah memaafkan pria itu. Namun, harga dirinya yang terlalu tinggi enggan untuk mengajaknya bicara duluan. Biarlah Adrian bingung dengan pikirannya sendiri. Hahaha!
Sarah buru-buru berdiri ketika Adrian mengakhiri kelasnya. Ia menjulurkan kepalanya kedalam kelas lalu memanggil kedua sahabatnya untuk sarapan di kantin teknik. Ya! Sarah memang sengaja melakukan itu. Adrian menatapnya tajam sedangkan yang ditatap hanya memandangnya sinis.
Dengan takut Allyn dan Luna berpamitan kepada Adrian untuk keluar kelas karena dosennya itu masih membereskan buku-bukunya.
"Gila lu ya!" seru Luna ketika mereka telah keluar kelas.
Sarah hanya cengengesan. "Sengaja kok!"
"Makanya kalo diajak nikah tuh langsung mau, biar ga salah paham terus!" kata Allyn membuat Sarah cemberut.
"Aku masih mau selesein kuliah, kali! Mau fokus bikin skripsi yang gosipnya menyerap seluruh energi kita. Huh!" jawab Sarah mendramatisir.
"Lebay!" sahut Allyn terkikik.
Kini mereka telah berada di kantin lantai tiga fakultas teknik dan entah mengapa, pagi ini kantin lumayan ramai. Ketiga anak ayam itu segera mencari tempat duduk dan memesan makanan. Sarah mengambil minuman di lemari pendingin lalu membayarnya.
"Nih!" ucapnya sambil meletakkan botol minuman pesanan Allyn dan Luna.
"Thanks sis!" sahut keduanya.
Tak lama kemudian makanan mereka diantar oleh bu kantin. Namun Sarah terbelalak ketika ia melihat Adrian masuk kantin dengan Bu Mona.
Ngapain coba mereka di kantin teknik?Darah Sarah seakan mendidih ketika kekasihnya itu memegang lengan Mona untuk menyuruhnya duduk. Kemudian dengan santainya pria itu memesan makanan untuk mereka berdua. Sarah mengepalkan kedua tangannya, Awas kamu Mas!
Sarah memakan makanannya dengan setengah hati. Beberapa kali kedua matanya memandang kearah meja dosennya. Sesekali Adrian tampak tersenyum dan Mona tertawa. Dan itu membuat kepala Sarah panas dan berasap. Menghembuskan napas panjang, Sarah bangkit dari duduknya membuat Allyn dan Luna mendongak.
"Aku balik duluan!" ketusnya membuat kedua sahabatnya itu berpandangan. Lalu ikut bangkit dan mengikuti Sarah yang telah melangkahkan kakinya.
Mereka tersenyum kepada kedua dosennya yang kebetulan mejanya mereka lewati. Sarah hanya melirik sekilas Adrian lalu tetap berjalan seolah ia baik-baik saja.
Sedangkan Adrian mengulum senyumnya melihat Sarah yang kebakaran jenggot.
"Ada yang panas nih!" sahut Luna ketika kini mereka berada didalam lift.
"Sengaja banget kan tu dosen laki?!" sembur Sarah kesal.
"Lagian sampe kapan sih kamu cuekin Pak Adrian, Sar? Kalo lagi gini aja marah-marah. Tapi kalo dihubungi kayaknya ga peduli banget." kini Allyn ikut berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku Dosenku - END
RomantizmWARNING 21+ Kisah anak kuliahan sama mantan yang kini jadi dosennya. "Janganlah terlalu membenci orang, apalagi seorang pria. Tuhan akan semakin mendekatkan kalian berdua." kata mami kala itu. Sarah Anindita, seorang mahasiswa baru yang berani mela...