Chapter 13

2.9K 142 3
                                    

Malam semakin larut dan penonton semakin riuh bersorak dan bergoyang ketika Daniel menyanyikan lagu dangdut yang berjudul Mendung Tanpo Udan yang sedang hits dikalangan anak muda. Sarah telah kembali bergabung dengan Luna dan kini juga ada Allyn yang sedang bergoyang heboh dengan teman-teman yang lainnya. Setelah lagu selesai, MC kembali membagikan doorprize untuk penonton yang mau naik keatas panggung untuk bermain games. Dengan percaya diri Rendy maju lalu naik keatas panggung. Para penonton kembali bersorak. Terdengar suara teriakan beberapa mahasiswi yang memanggil nama Rendy. 

"Pasti itu fans Rendy!" cibir Allyn.

"Oke. Sekarang disini sudah ada Rendy. Siapa yang ga kenal Rendy?" tanya MC yang langsung dijawab dengan sorakan para mahasiswi baru. Ya, siapa yang tidak kenal Rendy? Ketua OSPEK yang galaknya minta ampun itu. 

"Ren, games-nya kali ini adalah berani ga kamu nembak cewek trus bawa keatas panggung?" tantang MC yang membuat penonton semakin panas. Rendy hanya cengar-cengir dari atas panggung. 

"Siapa takut?!" jawabnya mantap.

"Huuuu.....!!!" teriak penonton.

"Kak Rendy....!!! Tembak aku kak!" seru seorang mahasiswi yang membuat mahasiswi lain ikut berteriak. 

"Tenang semuanya! Mari kita dengarkan Rendy dulu. Ayo Ren, silakan." ucap MC lalu memberikan microphone kepada Rendy. 

Rendy berdeham sebentar lalu menghela napasnya. Para penonton hening menunggu Rendy berbicara. 

"Pertama saya akan kembali mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya untuk seseorang yang mungkin pernah saya sakiti." Rendy memulai pidatonya.

"Huuuuu...." kembali terdengar sorakan dari penonton.

"Saya minta maaf dari hati saya yang paling dalam. Kalau dia ada disini, semoga dia dengar dan mau memaafkan saya."

"Huuuuuuu....." 

"Kelamaan!"

"Cepet tembaaakk!"

"Oke. Oke. Sepertinya penonton semakin penasaran nih, Ren." ucap MC seraya kembali menyuruh penonton untuk tenang.

Rendy mengatur napasnya. "Sejak pertama kali ketemu sebenernya aku udah suka sama kamu. Kamu cewek pertama yang berani menentang kating. I love you, Sarah." 

Deg!

Sarah melotot mendengar pernyataan Rendy yang tiba-tiba. Sontak seluruh mata mencari sosok Sarah yang dimaksud Rendy. Terdengar tepuk tangan dari beberapa teman sekelas Sarah dan beberapa menyorakinya untuk segera naik keatas panggung. Wajah Sarah saat ini sudah seperti kepiting rebus. Ia malu sekaligus sebal dengan Rendy yang dengan seenak udelnya mempermalukannya diacara besar seperti ini. 

"Mana nih yang namanya Sarah? Maju dong...." ucap MC mengkompori.

Adrian mengepalkan tangannya. Kedua matanya tidak lepas dari sosok gadis yang berdiri tak jauh darinya. Bibirnya menipis dan giginya bergemeletuk menahan kesal dan marah. Sarah berbalik hendak pergi meninggalkan lapangan ketika manik matanya bertemu dengan manik Adrian. Setelah beberapa detik mereka saling menatap, Sarah memalingkan muka terlebih dulu. Luna melihat interaksi keduanya lalu memandan Sarah dengan tatapan kecewa. 

"Wah sepertinya Sarah udah pulang nih, Ren. Gagal dong?" kembali MC mengkompori Rendy diatas panggung. Rendy hanya tersenyum lalu berkata, "Ga papa. Laki-laki harus pantang menyerah." ucap Rendy dengan semangat. 

"Rendy, jia you!" teriak beberapa mahasiswi dari bawah panggung memberi semangat kepada Rendy yang turun panggung.

Rendy berhenti didepan Sarah yang sedang berjalan akan menemui Nathan. 

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang