Chapter 19

2.5K 95 1
                                    

Hampir satu bulan lamanya Sarah dan Adrian menjalin hubungan. Setiap hari Sabtu dan Minggu Adrian mengajak Sarah keluar hanya untuk sekedar mengelilingi kota Malang dan makan burger didalam mobil. Terkadang mereka hanya mengobrol didekat kolam renang di rumah Sarah. Sejauh ini kedua sahabatnya tidak mengetahui bahwa Sarah dan Adrian telah berpacaran. Dihari lain ketika Adrian pergi ke kampus, ia akan memandang Sarah dari kejauhan dan setiap hari lelaki itu meneleponnya.

Hari ini adalah hari Jum'at dan hari terakhir ujian akhir semester. Besok adalah hari dimana libur semester dimulai. Seluruh mahasiswa bersorak kecuali Sarah karena selama libur semester ia tidak akan bertemu dengan kedua sahabatnya yang koplak itu. Nanti sore Luna akan kembali pulang ke Jakarta dan besok Allyn pulang ke Surabaya.

"Udah ga usah sedih. Kan kita bisa teleponan, Sar." ucap Luna sambil memasukkan alat tulisnya kedalam tas.

"Iya nih. Kamu juga bisa maen ke Surabaya. Lewat toll cuma sejam tau." kata Allyn menimpali.

Sarah mengangguk lesu. Pasti liburannya akan membosankan tanpa sahabat-sahabatnya itu.

Setelah mereka selesai membereskan alat tulis, ketiga sahabat itu keluar kelas lalu berjalan menuju parkiran mobil khusus mahasiswa. Rencananya mereka akan mengantar Luna mengambil kopernya dikostannya lalu mengantarnya ke stasiun.

"Dadahh!! Dadahh!!" seru Allyn sambil melambaikan tangannya pada Luna ketika kereta api mulai bergerak maju.

Sarah juga ikut melambaikan tangannya dengan berderai air mata. Lebay memang! Tetapi memang Sarah adalah tipe gadis yang cengeng dan gampang terharu.

Luna membalas lambaian tangan kedua sahabatnya lalu kedua tangannya ia angkat keatas kepala membentuk love.

"Yuk, tak anter pulang." ucap Allyn sambil merangkul bahu Sarah. Mereka berjalan keluar stasiun dengan tangan Allyn yang terus mengelus bahu Sarah agar sahabatnya itu berhenti menangis.

Allyn dan Sarah memasuki city car berwarna merah milik Allyn kemudian melaju membelah jalanan kota Malang. Allyn mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Sarah melihat kesamping kearah jendela yang menampakkan titik-titik air hujan yang akan turun.

Mereka berdua tidak banyak bicara didalam mobil karena Allyn sedang fokus menyetir dan Sarah sedang memikirkan kegiatan apa yang akan ia lakukan selama liburan.

Kurang lebih dua puluh menit mobil merah itu berhenti didepan gerbang rumah Sarah.

"Makasih ya, Lyn. Kamu besok jadi pulang?"

Allyn menganggukkan kepalanya.

"Yowes hati-hati di jalan yo. Pokoknya tiap hari kita harus teleponan!"

Allyn kembali mengangguk lalu tersenyum. Ia mencubit gemas pipi Sarah.

"Kayak ditinggal umroh aja kamu, Sar." Mereka terkikik geli. Sarah memang tidak banyak memiliki teman dekat oleh karena itu ia sangat senang memiliki sahabat seperti Allyn dan Luna.

Setelah berpelukan lama dengan Allyn, Sarah turun dari mobil dan disambut oleh Pak Wawan dengan membawa payung.

"Ditunggu Mas Adrian didalem mbak." kata Pak Wawan kepada Sarah. Lalu gadis itu berlari masuk halaman rumah.

"Lho piye to iki? Dibawain payung malah lari. Wes kangen banget opo piye karo Mas Adrian?"
(Lho gimana sih? Dibawain payung malah lari. Apa sudah kangen sekali sama Mas Adrian?)

Allyn menajamkan pendengarannya ketika Pak Wawan berbicara pada Sarah dan ia melihat motor Adrian terparkir di halaman rumah Sarah ketika ia melajukan mobilnya.

Apa mungkin itu Adrian yang disukai Luna juga? Pikir Allyn.

Sarah celingak-celinguk mencari sosok Adrian di ruang tamu dan ruang keluarga tetapi hasilnya nihil. Ia tidak mencari laki-laki itu di halaman belakang karena hari sedang hujan. Akhirnya Sarah menaiki tangga menuju kamarnya.
Mungkin dia lagi di kamar Mas Nathan, pikirnya.

Mantanku Dosenku - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang