Senin pagi adalah hari yang menyebalkan bagi Sarah karena ia harus bertemu Adrian di kelas jam tujuh. Pria itu tidak mentolerir keterlambatan pada mahasiswa yang terlambat meskipun hanya satu detik.
Dan itu sangat sulit dilakukan oleh Sarah. Rumah Sarah yang berjarak lebih dari enam kilometer dari kampusnya membuatnya harus berangkat lebih awal. Dan itu berarti ia harus bangun lebih pagi juga.
Sarah yang awalnya berjalan santai karena jam masuk kelas masih lima menit lagi, langsung berlari ketika ia melihat Adrian yang akan masuk kelas.
Slep!
Adrian terkejut ketika Sarah menyelinap masuk ketika ia membuka pintu. Tanpa berdosa gadis itu langsung duduk disamping kedua sahabatnya yang memang menyediakan tempat kosong untuknya. Pria itu menatap tajam pada Sarah seraya berjalan menuju mejanya lalu membagikan kertas yang berisi soal-soal quiz."Kerjakan sampai pukul 9 nanti." perintahnya.
Ketika Sarah telah mendapat kertas, ia segera mengerjakan soal-soal itu. Meskipun Sarah menyukai mata kuliah ini, namun ada beberapa soal yang ia tidak mengerti. Sarah melihat sekeliling lalu ia melirik kearah kertas Luna disamping kanannya.
"Ehem!" Sarah berjengkit ketika mendengar dehaman Adrian. Untuk beberapa detik gadis itu melihat kearah Adrian yang sedang memandangnya tajam.
Sarah menghela napasnya lalu mencoba untuk mengerjakan soal yang lain.
Beberapa saat kemudian Andre yang duduk dibelakangnya berbisik memanggilnya untuk meminjam penghapus.
"Sarah..." bisik Andre namun tidak digubris oleh Sarah.
"Sarah..." ulangnya sambil mencolek punggung gadis itu. "Pinjem penghapus." Sarah berhenti menulis lalu memberikan penghapusnya kepada Andre.
"Sarah!"
"Apa sih?!" seru Sarah membuat seisi kelas melihat kearahnya. Ia menutup mulutnya karena ternyata Adrian yang memanggilnya. "Ups! Maaf Pak. Saya kira--"
"Makanya belajar di rumah jangan main saja kamu!"
Sarah mengerutkan keningnya bingung. "Tap-tapi Pak saya ga nyontek kok. Cuma ngasihin penghapus." Sarah berusaha membela dirinya.
"Alesan! Kerjakan diruangan saya. Sekarang!"
"Ta-tapi Pak--"
"Atau saya tidak akan mengkoreksi quiz kamu."
Sarah kembali menghela napasnya. Nasib. Nasib. Sarah bangkit dari kursinya lalu keluar menuju ruangan dosen. Sesampainya disana, setelah ia meminta ijin kepada dosen yang berada disana, ia menuju meja Adrian dan duduk disana.
Pukul sembilan lebih sepuluh menit Adrian memasuki ruangannya.
"Siapa yang suruh duduk disini?!" ucapnya membuat Sarah mendongakkan kepalanya.
"Bukannya Bapak yang nyuruh?"
"Saya suruh kamu kerjakan di ruangan saya tapi tidak dimeja saya." jawabnya dingin.
Sarah bangkit dari duduknya lalu memberikan kertas ujiannya.
"Lagian saya sudah selesai kok."
"Ga sopan kamu sama dosen." bisiknya tajam.
"Bapak yang tidak memberi petunjuk yang jelas. Bapak lihat disini ada tempat duduk kosong? Kalo saya duduk dikursi dosen lain, bukannya malah tidak sopan, Pak?"
"Keluar kamu!"
"Memang saya mau keluar." Sarah membalikkan badannya namun Adrian berkata, "Jangan lupa kembalikan jaket saya yang sudah kamu pinjam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku Dosenku - END
RomanceWARNING 21+ Kisah anak kuliahan sama mantan yang kini jadi dosennya. "Janganlah terlalu membenci orang, apalagi seorang pria. Tuhan akan semakin mendekatkan kalian berdua." kata mami kala itu. Sarah Anindita, seorang mahasiswa baru yang berani mela...