Kaki Kursi

2.2K 295 41
                                    

Udah dua minggu sejak Uji dimarahin Abah dan Uji belum mau ngomong sama Abah. Si Bapak juga kaga peka dan masih sibuk ngurusin toko. Apalagi dalam waktu dekat Abah mau buka toko cabang baru. Jadi super sibuk. Uji juga jarang dirumah karena rumahnya sepi. Uji lebih sering main dirumah Papi Jojo atau Ayah Han.

Uji sama Ican baru turun dari mobil Bonon dan Ican baru ngeuh kalo ada yang salah sama Uji setelah Bonon jauh dari sekolah. "Uji belum mandi ya?"

Uji ngeliat Ican yang beda jauh penampilannya sama dia. Uji langsung nunduk dan menggeleng, "Tadi telat bangun, jadi sempatnya sikat gigi aja."

Ican kaget, "Sarapan?"

Uji menggeleng lagi, "Ican jalan duluan aja. Uji belum mandi, nanti Ican ketularan bau" Uji ngambil langkah agak menjauh dari Ican.

Kalau dilihat sekilas tidak ada perbedaan dari keduanya. Uji mau mandi atau enggak juga gak bakal ke cium bau ilernya. Tapi Ican super peka kapada orang-orang terdekatnya.

Ican menggeleng dan megang tangan Uji, "Kita kan keluarga, kata Om Han keluarga kan gak boleh jauh-jauh."

Jalan ke kelas, Uji nunduk terus. Uji ini anaknya minderan, karena gak mandi aja dia udah ngerasa kaya orang paling buruk disekolah ini.

Sampe dikelas ada Aira yang nungguin kedatangan Ican sama Uji dengan gummy smilenya. Ah iya, mereka sekalas lagi bareng Wony juga. Tapi anaknya Tante Nay itu kayanya belum dateng.

Senyum Aira luntur liat Uji yang nunduk dan murung. "Ican, Zidan kenapa?"

Ican pura-pura mendekatkan telinganya ke Uji, "Kenapa, Ji? Oh iya, gak mau ketemu Air kan? Tuh, dia gak mau ketemu kamu."

Aira ngeliat Ican sepet dan tatapannya jadi lembut begitu ngomong ke Uji, "Zidan, kamu kenapa?"

Uji ngelepasin tangannya dari Ican dan jalan ngelewatin dua orang itu.

"Kamu sih, pergi kan Uji jadinya." kata Ican menyalahkan Aira

"Kenapa jadi aku?!"

Ican gak ngegubris dan berjalan kearah mejanya dengan Uji.

Gak lama, bel jam mata pelajaran berbunyi yang menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai.

---

Sejak guru keluar dari kelas tadi, Uji terus nelungkupin wajahnya ke meja dengan beralaskan lipatan tangannya. Ican lagi jajan keluar bareng Wony.

Waktu Ican masuk ke kelas, Uji masih nunduk aja. Ican ngedorong badan Uji pelan buat bangunin Uji.

BRUK

Uji jatuh kelantai karena dorongan pelan dari Ican tadi. Ican kira awalnya Uji becanda tapi setelah liat mata Uji yang ketutup, Ican langsung panik.

"Ny, panggiln bu guru cepet!"

Temen-temen sekelas Ican dan Uji udah berdiri ngelilingin Uji yang tergeletak. Air mata Ican keluar ngeliat keadaan Uji. Ican gak berhenti nepuk-nepuk pipi Uji sambil manggilin nama Uji.

"Uji!"

"Jii!"

Wony balik bareng tiga guru dengan wajah paniknya masing-masing.

Ican langsung mendekati ketiga guru itu sambil menyatukan tangannya didepan dada; terlihat seperti sedang memohon, "Bu, bawa Uji ke rumah sakit ya? Telfon Papi, Bu. Ican mohon"

:( :( :(

Papi, Mimi, Ayah, Ibun dan Ican yang sekarang ada digendongan Papi menunggui Uji dengan cemas. Ayah Han dari tadi udah nyoba ngehubungi Abah tapi yang ngejawab operator terus. Ibun sedari dikabari oleh si Mimi tadi gak bisa nahan air matanya sama seperti Ican yang natap pintu didepannya harap-harap cemas.

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang