Sepesial

1.3K 213 26
                                    

Abah main kejar-kejaran sama si kembar Wawa Nana yang udah bisa jalan. Kata Mas Gyu bukan jalan sih, lebih cocok dibilang lari. Pokoknya gak bisa diem, Bang Dika banget tingkahnya.

"Nana, Wawa! Kejar Abah sini!" Abah naik ke atas sofa dan melambaikan tangannya ke si kembar yang ngeliatin Abah dari pintu kamar Bang Oci.

"BAAHH!" Dengar pekikan dari dua anak itu Abah gemas sendiri. Belum lagi cara mereka lari dengan rok kembangnya yang ikut bergoyang.

"Istighfar lo, Tua! Rusak dah itu sofa, rusak." Papi dateng bawa piring berisi makanan yang disuruh Mimi dianterin ke rumah Abah.

"PIIHH!" Fokus Papi teralihkan ke dua bocil gemay yang sekarang justru lari menuju Papi. Wawa sama Nana memang dilatih Ican untuk manggil Papi dengan sebutan 'Papi'.

Papi naro makanan yang dia bawa di atas meja dan berjongkok sambil membuka tangan untuk menyambut si kembar, "Anak Papi!"

Dua bocah itu langsung memeluk leher Papi erat. Sementara Abah yang merasa dicuekin cemberut dan ikut jongkok sambil nyolek lengan Nana, "Kan tadi sama Abah." Wawa yang denger ngeliat Abah sekilas terus balik meluk Papi lagi.

Si Papi ketawa jahat, "Itu kolak duren, bini gue lagi rajin. Katanya kalo kurang ambil ke rumah, tapi kata gue kalo kurang lo beli sendiri." Papi ngegendong Wawa dan Nana sekaligus, "Kita pulang ya." pulang disini tujuannya ya rumah si Papi, bukan rumah Barbie.

Abah cuma bisa natap kepergian tiga orang itu ngelewati pager rumahnya. Setelah gak keliatan lagi, Abah bawa masuk kolak duren dari si Papi ke kamar Bang Oci karena Uma lagi disana ngelipet baju si paling maung itu.

"Anak-anak mana? Eh, itu apa?"

"Kolak dari si Jojo. Wawa sama Nana diajak ke ruma si Jojo masa, Yang."

Uma naro kaos yang dia lipet ditumpukan baju yang uda rapi, "Taro dulu itu ke dapur. Ntar tumpah, kasian Oci semutan kamarnya."

Abah nurut aja buat naro makanan yang dia bawa tadi ke dapur. Waktu Abah ngelewati ruang keluarga, bertepatan dengan Uji sama Ican yang masuk ke dalam rumah dan sama kaya Abah, tujuan dua bocil gemay adalah dapur.

"Dari mane lu berdua, Tong?"

"Uji sama Ican dikejar Baboo, Abah!" Singlet yang Uji sama Ican pakai sampai basah karena keringat mereka.

"Dikejar gimana? Ican sama Uji gangguin Baboo?" ketiganya sudah sampai di dapur, Ican sama Uji buka kulkas dan Abah naro makanan dari Papi tadi diatas meja.

"Ican gak gangguin, Bah."

"Terus, kenapa dikejar?"

"Ican cuma naro kunci motor Baboo didalem got." Ican ngambil dua biji cangkir dari lemari, "Abah mau minum es juga?"

Abah menggeleng, "Kenapa ditaro digot? Itu kunci loh, Can. Gimana motornya mau nyala kalo gak ada kuncinya."

Uji habis meminum air dingin dari cangkir dan menahan air itu sebentar dipipinya yang mengakibatkan pipi Uji gembung. Terus ditelan karena mau jelasin sesuatu ke Abah, "Gini, Abah, kan Uji sama Ican lagi main terus Baboo ngegeser motornya tapi Baboo nabrak mobil Ican sampe penyet. Terus Ican sama Baboo berantem, terus Ican ambil kunci Baboo, terus dimasukin ke got dirumah Om Han. Terus Baboo ngejar Ican sampe ke warung Mang Bulan. Terus Uji sama Ican kesini untuk melindungi diri."

"Uji kenapa ikutan lari?"

"Soalnya main lari-larian seru. Abah mau ikut?"

"Enggak dulu deh, Abah udah main sama Nana sama Wawa tadi."

"Ican kok gak diajak?!" protes Ican.

"Kaan Ican main kejar-kejarannya sama Bang Boo."

"Oh iya, bener."

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang