Inpiniti

1.6K 239 27
                                    

Sekeluarga Swarovski + Uji didalam mobil yang kendarain sama Papi. Hening, gak ada yang buka suara selain suara dari hidung Uji. Sedari pulang dari rumah sakit, bungsunya Abah itu terus nangis walau Mimi dan yang lainnya udah nyoba tenangin.

Usut punya usut, Uji nangis dikarenakan dirinya baru tahu kalau kandungan Mimi harus dikuretase karena janin yang ada diperut Mimi mati. Hal ini diketahui beberapa hari lalu waktu Mimi check up ke Dokter.

Ican sedih, Mimi-Papi sedih, Bonon sama Boo juga sedih banget. Sekeluarga sedih. Tapi Uji ngerasa paling sedih karena dia baru tahu hari ini, hari dimana Mimi pulag dari rumah sakit.

"Onty pasti perutnya sakit. Ican kenapa gak bilang sih kalo Acil mau pergi?!" Uji kesel banget sama si Ican. pas dia marah-marah gini anaknya malah molor dipangkuan Bonon.

Jadi posisi duduknya, Papi dikemudi dan disampingnya ada Boo. Bonon yang mangku Ican, Mimi dan Uji duduk dibangku belakang. Uji menggenggam tangan Mimi dan membalas tatapan mata Mimi. "Onty jangan sedih ya. Uji anak Onty kan?"

Mimi senyum dan mengecup kepala Uji. "Iyaaa, Uji kan anaknya Onty."

Mimi tau, dia memang kehilangan satu. Tapi ada sepuluh setengah lagi yang ada bersamanya. Iya, setengah. Si Bocil yang sebentar lagi launching.

Dirumah, Kakek udah nunggu anak, menantu sama cucunya sampai. Kakek baru bisa datang hari ini karena udah seminggu ini asam urat kakek naik. Karena kakaknya Mimi lagi diluar kota, yang ngejemput Kakek ke rumahnya tadi Mas Nonu.

Dengan tertatih, Kakek yang didampingi Mas Gyu membuka tangannya memeluk anak perempuannya yang duduk dikursi roda.

Papi berhenti ngedorong kursi roda Mimi waktu Papi ngeliat Mimi ngulurin tangannya kepada kakek. Meminta dipeluk oleh ayahnya.

"Ayah..."

Dengan pelan, Kakek menunduk dan membawa Mimi ke dekapannya. "Ayah disini, By."

Mimi nangis lagi dipundak Kakek. Kakek pun sama, air mata Kakek jatuh di pundak Mimi.

Karena kaki Kakek masih sakit, Mas Gyu ngebawa Kakek duduk kembali di sofa bareng Ayah dan Abah. Papi ngegendong Mimi ke kamar karena Mimi masih butuh istirahat.

Setelah nyamanin posisi Mimi ditempat tidur, Papi senyum menatap mata Mimi. "Tidur ya?"

"Iya, temenin ya?"

"Iyaa..."

Dibawah, ada Ican yang naik ke pangkuan Kakek dan duduk sambil ngelus janggut disekitar dagu Kakek.

"Om!"

Ayah ngeliat ke Ican, "Iya?"

"Ade bocil masih diperut Bude kan?"

Ayah diem sebentar sebelum ngejawab, "Masih, kenapa? Ican mau ketemu Bude?"

"Mau!" Ican ngelirik ke Mas Gyu yang ngebuka kulkas buat ngambil es krim boba milik Boo. "Mas, Bude dimanaa?"

"Dirumah, masak."

"IH! KOK GAK DITEMENIN?!"

Ican lompat dari pangkuan Kakek dan berjalan keluar rumah. Tapi balik lagi karena bestienya gak ngikutin dia. "Uji, kok gak ngikutin Ican?"

"Ican mau kemana?"

"Ketemu, Bude. Bude sendiri. Orang-orang jahat, gak ada yang mau nemenin Bude." Ican ngelirik sinis ke Mas Gyu yang masih menikmati dengan es krim bobanya.

"Kalo Uji pergi, nanti yang nemenin Onty siapa? Ican bareng Bude aja, biar Uji bareng Onty. Oke?" Uji mengacungkan jempolnya dihadapan mata Ican.

Ican ngangguk dan nyatuin jempol kanannya ke jempol Uji. "Okeee."

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang