Kukis

1.6K 248 42
                                    

Pulang sekolah, Uji ngeliat motor Kak Jun, motor Mas Nonu dan motor Bang Oci ada dihalaman depan. Mobil Abah juga ada. Berarti siang ini keluarganya pada ngumpul dirumah. Tumben.

Tapi waktu Uji masuk rumah, rumahnya sepi. Yang kedengeran cuman suara Bang Oci lagi nyanyi dari kamarnya.

Uji ngeletakin tasnya dilantai lalu rebahan disofa. Tidurnya terlentang dengan tangan yang direntangkan sambil matanya menatap ke atas. Agak khawatir sih Uji lagi ngeliat sesuatu. Ketenangan Uji harus diganggu sama anak bungsu Papi yang tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Uji! Ican udah ngomong sesuatu belum?"

Uji gak ada niat buat ngebahas lebih jadi dia ngangguk aja.

"Apa coba? Ican ngomong apa?"

"Ya mana Uji tau! Kan yang mau ngomong Ican." Sebel dah si bocil.

"Oh iya bener, Abah mana, Ji?"

"Di kamar."

"Kak Jun?"

"Di kamar."

"Mas Nonu?"

"Di kamar."

"Bang Oci?"

"Di kamar. Ican lagi ngabsen ya?"

"Eheheh, kumpulin dong semuaa. Ican ada pengumuman penting nih!"

Uji balik badan dan memunggungi Ican. "Males. Ican aja sana yang panggilin. Uji tunggu disini aja."

"Anak males ntar temennya setan." Ican nyolek punggung Uji.

"Ya berarti Ican setannya. Kan Ican temen Uji."

Ican menatap sinis punngung Uji dan beranjak dari sana. Males dia ngobrol sama orang yang mulutnya sebelas dua belas sama Baboo. Kamar yang pertama Ican datengin adalah kamar Bang Oci.

"Bang Maung! Tok tok, ini Ican!" gak tau belajar dari mana, tapi Ican bukang ngetuk pintu malah tok tok dari suaranya sendiri.

Bang Oci ngebuka pintu kamarnya. "Kenapa, Can?"

Ican ngeliat Uji yang gak bergerak dari posisinya tadi. Ah, kali aja tidur. "Dipanggil Uji, katanya disuruh ke ruang keluarga." Si Ican gak tau aja kalo Uji udah misuh-misuh karena namanya disalah gunakan.

Bang Oci ngeliat ke tempat Uji rebahan dan mengangguk. "Oghey, Bang Oci mau pipis dulu. Ican mau nitip?"

"Hah? Emang bisa ya, Bang?"

"Ah gak keren Ican nih. Dah ah, Bang Oci kebelet."

Ican jadi mikir, emang pipis bisa dititip? Kayanya tujuan Ican sekarang ke kamar Mas Nonu, sekalian nanyain mengenai titip pipis ini. Kan Mas Nonu paling pinter sekomplek.

Sampe didepan kamar Mas Nonu, Ican ngetuk pintu dulu. Baru si Mas Nonunya dipanggil. "Mas, ini Ican!"

"Masuk aja, Dek. Pintunya gak dikunci!" sahutan Mas Nonu kedengeran dari dalam kamar.

Pelan-pelan Ican ngebuka pintu dan ngeliat Mas Nonu yang masih pakai baju koko sama kupiah. "Mas, Ican mau nanya."

Mas Nonu ngeletakin kupiahnya di atas meja belajar. "Hm? Nanya apa, Can?"

"Kan tadi Ican ke kamar Bang Oci, kata Bang Oci pipis bisa dititip ya, Mas? Caranya gimana?" pertanyaan polos dari Ican ini mengundang umpatan dalam hati Mas Nonu untuk kembarannya si penghuni lantai bawah.

Mas Nonu jadi kepikiran, gimana sedihnya kalo Ankel sama Ontynya tau anaknya mau dimasukin ke pembodohan squad sama Bang Oci. "Bang Oci cuman becanda, Ican jangan didengerin banget Bang Ocinya ya?"

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang