Ampun, Senpai.

1.7K 243 60
                                    

Makrab : malam keakraban (katanya)

---

"Mas Nonu lekas sehat dong. Ican kan sedih." Ini Ican yang lagi jenguk Mas Nonu dan sekarang anaknya lagi tidur berbantalkan dada Mas Nonu.

Uji yang lagi duduk geliat julit ke Ican yang sok mellow didepan Mas Nonu. Ini kan Masnya Uji, kenapa yang dipeluk Ican?!

Uji berpindah ke belakang Ican dan narik Ican dari belakang biar ngejauh dari Mas Nonu. "Ican awas ih! Ini kan Abangnya Uji!"

Tapi tarikan Uji gak bisa nebuat Ican bener-bener kepisah sama Mas Nonu. Buktinya sekarang Ican ngebales tatapan tajam Uji sambil ngeremes baju kaus yang Mas Nonu pakai. "Kalo Abangnya Uji kan Abangnya Ican juga! Berarti Mas Nonu berarti Masnya Ican juga dong!"

"Tapi Ican kan udah punya Baboo sama Babonon. Ntar kalo Uji yang main sama Baboo, Ican marah!"

"Mana pernah Ican marah! Sana main aja sama Baboo, Ican mana peduli!"

Ngeliat keadaan yang mullai tidak kondusif, Mas Nonu menengahi Ican dan Uji. "Eh udah dong, kan dua-duanya adek Mas Nonu. Kenapa berantem? Ntar Mas Nonu tambah sakit loh karena sedih liat Uji sama Ican berantem."

"Uji yang mulai, Mas!"

"Ican! Kenapa jadi Uji?" Uji narik pinggang Ican yang bergerak mendekati Mas Nonu. "Sana ih! Ican pulang aja! Jangan main sama Uji lagi!"

Ican ngeliatin Uji yang berdiri diatas kasur sedangkan dirinya masih setengah nungging karena pinggangnya ditarik Uji tadi. Mata Ican merah nahan tangis karena Uji gak mau main lagi sama Ican. "Ican gak mau main sama Uji kok! Ican main sama Mas Nonu!"

"Gak boleh! Ican kan punya Mimi, punya Abang sama punya Papi. Kalo Ican main sama Abangnya Uji, berarti Uji cuman punya Abah aja! Uji mana punya Umi! Ican pulang aja!"

Mas Nonu kaget adik bungsunya bisa bilang gitu. Ican juga udah nangis. Anaknya turun dari kasur Bang Oci dan balik ke rumah sambil nangis. Mas Nonu mau nahan Ican tapi takut nanti Uji bakal marah dan ngomong yang enggak-enggak lagi.

Mas Nonu ngeliat ke Uji yang masih ngeliat ke luar kamar dengan tatapan marahnya. "Uji kenapa ngomong begitu ke Ican? Kan Mas Nonu juga Masnya Ican. Sama kaya Baboo sama Babonon, kan Abangnya Uji juga."

Uji ngeliat ke Mas Nonu, "Emang Miminya Ican boleh jadi Uminya Uji?" abis ngomong begitu, Uji keluar kamar dan ninggalin Mas Nonu sendirian.

Dirumah Papi, Ican dateng sambil nangis sesenggukan. Mimi yang lagi ngobrol sama Papi sampe kaget. Jarang sekali Ican pulang sambil nangis, sambil teriak sih udah jadi kebiasaan.

"Ican kenapa, Nak?"

"Mimii, hiks hiks, Uji... Uji gak mau temenan sama Ican lagi." adu Ican ke Mimi.

Mimi ngehapus air mata Ican yang ada dipipi. Mimi mau nanya lebih, tapi lebih baik nunggu Ican reda nangisnya. "Sini Mimi peluk."

Papi nuangin air ke gelas yang kosong dan nyodorin gelas tadi ke Ican yang udah lebih tenang. "Minum dulu, sayang."

Ican ngehabisin lebih dari setengah isi gelas dan ngembaliin gelasnya ke Papi. "Makasih, Papi."

"Ceritain coba ke Mimi, kenapa Uji sama Ican berantem?"

"Ican tadi ngeliat Mas Nonu, terus Ican bobo sama Mas Nonu. Terus Uji tarik Ican, terus katanya gak boleh deket-deket sama Mas Nonu. Terus Ican bilang kan Mas Nonu, Masnya Ican juga. Terus kata Uji enggak. Terus kata Uji kan Ican udah punya Mimi, Papi sama Abang-abang. Terus kata Uji kalo abangnya Uji, abangnya Ican juga, berarti Uji cuma Abah aja. Terus Uji suruh Ican pulang, terus Uji gak mau main sama Ican lagi, hiks hiks."

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang