Drama

1.3K 232 18
                                    

"SAHABAT KUH!" seorang pemuda berlari keluar dari rombongannya menuju lima orang yang menunggu ia dan kembarannya dipintu keluar stasiun. Dan begitu tiba didekat ke lima orang tadi ia langsung memeluk mereka. Tas-tas yang dibawa diletakkan begitu saja sebelum ia lari. Dia tau, kembarannya yang bakal bawain.

"Bubar, bubar! Ada orang sinting." Boo ngelepas rangkulan tangan Bang Oci dari tangannya. Rese banger emang ini maung satu.

Dari arah yang sama dengan kedatangan Bang Oci tadi, Kak Jun dan Mas Nonu muncul dengan tas mereka masing-masing bersama rombongan KKN lainnya.

"Tas gue?"

Kak Jun nunjuk ke tempat terkahir Bang Oci naro tasnya. "Noh!"

"Memang tidak berkeprbadian baik lo berdua ya!" sambil misuh, Bang Oci mengambil tas-tasnya yang tergeletak bagai tak berharga.

"Tu, itu jemputan lo bukan?" Tutu yang tadi memang bareng Kak Jun dan Mas Nonu melihat ke arah tunjuk Kak Jun.

"Eh iya kayanya."

"Yaudah gih. Hati-hati ya? Sampe rumah langsung istirahat."

Tutu ngangguk dan nyikut Mas Nonu pelan. "Vin, gue dulu ya? Ntar pulangnya hati-hati ya."

Mas Nonu senyum tipis dan ngangguk sementara setelah Tutu pergi, orang disebelah Mas Nonu menghela nafasnya berat. Jatuh cinta sangat sulit, Brodi!

Abang-abang lain sadar sesuatu! Mereka tau Kak Jun memang tipe yang perhatian ke semua orang tapi kali ini tipe perhatiannya beda. Mas Gyu sebagai orang yang berpengalaman dibidangnya, tentu paham cara pandang perempuan tadi ngeliat Mas Nonu.

"Lah si Tutu udah balik?" tanya Bang Oci

"Udah, balik yuk. Berat nih." Kak Jun ngegoyangin bahunya.

"Yuk!"

"Uji! Ican! Yuk, pulang!"

Dua bocah yang merasa terpanggil keluar dari restoran es krim didekat pintu keluar stasiun dengan pipi yang coming karena es krim yang mereka makan.

"Lah? Pada ngikut?"

"ABANG!" Ican sama Uji lari memeluk pinggang Bang Oci.

Bang Oci bukannya gak seneng disambut sama adik-adiknya ini, tapi suatu hal yang jarang mereka begini ke Bang Oci. Ya gimana ya, tau sendiri gimana kemusuhannya mereka sama Bang Oci kan.

Keanehan yang Bang Oci rasakan terjawab setelah dia sadar kalau Uji sama Ican ngelap cemong dipipi mereka ke baju Bang Oci yang berwarna putih. Mantap.

"LO BERDUA YA BOCIL!"







---





"Gue ngerasa gue udah tua deh."

Yang barusan ngomong Abah dan langsung mendapatkan tatapan aneh dari Papi. Sekadar info, Abah sama Papi lagi ngumpul diteras rumah Abah sambil minum cimori rasa pisang yang disuguhkan uma.

Merasa mendapatkan tatapan yang mengintimidasi, Abah meneruskan kalimatnya. "Maksud gue itu, hawa bapak-bapak didiri gue rasanya kental banget."

Papi naro kotak cimori diatas meja. "Lo kemana aja selama ini? Gak ngerasa kalau gue sama Johan manggil lo 'Tua'?"

"Ya gu pikir itu iseng-iseng lo berdua doang."

"Iseng dari mana heh? Lo beneran gak sadar kalo udah tua ya?!" kata si Papi nyolot.

"Kemarin-kemarin gue ngerasa muda terus tuh."

"Kaga sadar kali ya kalo elu sama Uyun lebih cocok jadi bapak-anak dari pada suami-istri."

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang