Pertemuan

1.5K 237 43
                                    

"Mang, mandi satu ya. Mas Nonu yang bayar." Mandi a.k.a manis dingin a.k.a teh manis yang dikasih es jadi minuman pilihan Mas Gyu diantara lima menu pilihan minuman yang ada di warung Mang Bulan.

"Siyapp, Mas Ming!"

Abis mesen pesenannya ke Mang Bulan, Mas Gyu balik duduk dibangku panjang yang sudah ditempati oleh saudranya yang lain. Mas Gyu orang yang terakhir mesen karena baru pulang narik sedangkan abang-abang yang lain dateng ke warung Mang Bulan barengan. Begitu selesai dari masjid, cuss langsung ke Mang Bulan.

"Yang kerja elo, yang bayarin kenapa gue?"

Mas Gyu ngebales omongan Mas Nonu dengan cengiran. "Kau kan Abang." Katanya meniru gaya Ipin.

"NONTON PENGABDI SETAN YOK!" Bang Oci berteriak mengajak saudara-saudaranya yang lain setelah melihat cuitan orang-orang ditimeline twitter.

Semuanya langsung mengangguk setuju atas ajakan Bang Oci.

"Bayar masing-masing ya." Mas Nonu langsung ngomong begini karena yakin kalau gak diimbau dari sekarang, dirinya bakal jadi korban pemerasan. Masalahnya, kalau cuma tiket doang mungkin Mas Nonu masih mampu bayarin. Tapi sampai dibioskop nanti, pasti ada aja yang minta popcorn-lah, cola-lah, bahkan ada yang tega ngajak makan dulu sebelum nonton.

"Iya elah, Mas. Gue sama Kiming balik ke rumah dulu ya. Izin ke Abah sekalian ngambil mobil."

"Hao aja, Bang. Mandi gue belum dateng."

Koh Hao ngambil bakwan yang ada didepannya. "Mam bakwan."

Ngeliat adik-adiknya gak ada yang mau kalah, Bang Dika berinisiatif. "Sini kunci lo."

Dengan penuh senyuman Mas Gyu ngasih kunci motornya ke Bang Dika. "Terimakasyiii abang akuwh."

"Jijay teranjay-anjay."

"Bang, mitain duit sama Abah atau Om Han ya! Gue gak bawa dompet!" Boo ngasih pesen ke Bang Oci yang udah jalan ke tempat motor Mas Gyu parkir.

"Miskin lo!"

"Bokap gue yang kaya raya!"

Setelah dua orang utusan yang tugasnya meminta izin ke orangtua itu pergi, abang-abang yang tersisa disana lanjut ngebicarain tentang apa aja.

"Lo kuliahnya gimana, Boo? Udah selesai daftar ulangnya?"

Boo ngangguk, "Udah, Mas. Tinggal nunggu ospek aja."

"UKT-nya berapa?" tany Koh Hao.

Boo mengangkat sebelah tangannya dan membuka semua jarinya, "Lima."

"Lah anjir, lebih murah dari UKT gue." Koh Hao sih waktu ngisi pendapatan orang tua perbulan dijawab sejujur-jujurnya.

"Bonon jadinya jurusan apa?"

Bonon yang lagi fokus ngumpulin kulit kuaci beralih menatap Kak Jun, "Manajemen, Kak."

"Gak jadi PGSD?"

"Kaga, ngajarin Uji sama Ican aja gue gak sabaran. Gimana ngajarin anak orang."

Ditengah obrolan, Mang Bulan datang sambil bawa gorengan yang baru digoreng dan diletakkan diwadah yang berada dimeja abang-abang. Ini strategi marketingnya Mang Bulan, seberapa banyak pun gorengan yang diletakkan dimeja mereka pasti bakal dibayar dan bakal dihabisin. Gimana gak mabok coba kadang Mang Bulan ngegoreng sampe enam kali dan semuanya abis.

Mang Bulan memang patut dicontoh.

"Mas, kalau ngulang mata kuliah gimana?" tanya Koh Hao berusaha santai.

"LO NGULANG?! KOK BISA!" bukan Mas Nonu, yang syok justru kembarannya—Mas Gyu.

"Ya bisalah. Pendalaman materi."

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang