Mobil Tank

1.4K 232 53
                                    

Bang Dika sama Koh Hao lagi libur semesteran dan mereka maksa Mas Gyu buat libur kerja juga. Sebagai seorang driver sejati, Mas Gyu nolak. Karena akhir pekan nanti Mas Gyu niatnya mau beli mainan untuk adik-adiknya yang harga mainannya itu gak murah. TAPI, kunci motornya diumpetin sama Koh Hao.

Ibun gak bisa larang karena Ibun tau walaupun anak-anaknya agak anarkis, tapi mereka pengen ngumpul bareng sama Mas Gyu cuma gengsi aja bilangnya secara terang-terangan.

Setelah berhasil menggagalkan kepergian Mas Gyu dari rumah, Bang Dika nyuruh Ibun buat me time dan mereka yang betugas jaga adek.

"Coba bilang, Sayang, Bang-Di-Ka."

Dua bayi yang lagi main sama abang-abangnya ngedipin matanya lucu.

"Bilang Mas Gyu aja, Dek. Mas-Gyu, gitu."

Nana narik baju Koh Hao seakan ngajak Abangya yang itu ikut bersaudara. "Hm? Kenapa? mau panggil Koh Hao? Iya?"

"Kkoh!"

Mas Gyu sama Bang Dika kaget, Koh Hao tersenyum senang. "Panggil lagi, Nana. Apa tadi?"

"Koo~"

Pipi Nana langsung dicium sama Koh Hao yang buat bayi itu ketawa.

"Wawa, Sayang, Ayo panggil A-Bang."

"Mas, aja, Wa."

Bukannya nurut, si Wawa justru ngoceh gak jelas.

"Ayo bilang Abang. A-"

"Aa~"

Bang Dika tersenyum senang. "Bang~"

"Mas Gyu, Dek. Mas Gyu."

"Aa~" kata si Wawa lagi seakan ngeledek Masnya.

"Mas Gyu."

"Syuu!" teriak Wawa tiba-tiba.

"Abang~" dikte Bang Dika lagi.

"Mas Gyu~"

"Asyuu~" tiru adiknya.

"Asu? Ni bocah ngatain gue asu?"

Koh Hao nepuk punggung kembarannya berkali-kali, "Anak kecil gak pernah bohong, Gyu."

Wajah Mas Gyu pundung mendramatis. "Wa, Mas bilangin Ibun kamu ya, ngatain Mas Gyu asu." Mas Gyu benerin bangkit dari duduknya dan berjalan menuju halaman depan tempat si Ibun lagi me time.

Resiko buk ibuk, me time aja masih diganggu.

"Dih jijik banget liat mukanya sok unyu." Komentar Bang Dika begitu Mas Gyu menjauh dari mereka.

"Adek lo noh."

"Kembaran lo noh."

"Engkaa~" Wawa mengangkat tangannya ke arah Bang Dika.

"Apa tadi, Dek? Wawa bilang apa?" si Abang auto sumringah.

"Engkaa~"

"Engka? Bang Dika ya? Aih, pinternya adik Bang Dika ini. Mirip Abangnya." Bang Dika ngebawa Wawa ke pangkuannya.

Jari telunjuk Koh Hao digenggam erat sama Nana waktu si bayi itu berdiri. "Mirip Abangnya? Elo? Bego dong."

"Gue aduin Ibun ya lo! IBOONNN!"

"Huweeee!" suara si bocil kembar yang nangis karena teriakan Abangnya.

Sabar ya, Ibun.



---



"Woi! Ihacoy!" Teriakan Bang Oci buat Uma spontan ngeberhentiin kursi rodanya juga. Jadi Bang Oci sama Mas Nonu lagi belanja bareng Uma. Uji gak ikut karena sekolah dan Kak Jun diminta Abah bantu-bantu di toko.

SeCaratttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang