Happy Reading !!!
***
Kembali dari Bali aku memilih pulang langsung ke rumah orang tua, mengingat besok adalah minggu yang mana ada satu hari untuk istirahat sebelum senin kembali pada aktivitas yang pastinya akan kembali melelahkan dan juga membuat pusing. Selain itu aku juga ingin mencari sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu, aku ingat ibu dan ayah masih menyimpan beberapa barang milikku juga Kak Sifi. Dan tujuan lainnya adalah untuk memberikan oleh-oleh yang sudah ibu pesan sejak aku memberi tahu akan rencana kepergianku.
Di rumah ibu aku berada sekarang, baru saja bangun dari tidur setelah benar-benar mengistirahatkan tubuh yang cukup lelah setelah melakukan perjalanan cukup panjang juga aktivitas yang aku dan yang lainnya lakukan demi membuat liburan menjadi lebih menyenangkan.
Entah kebetulan atau memang semesta sedang berpihak padaku, ibu dan ayah pergi menghadiri acara keluarga yang seharusnya ikut aku ikuti juga, tapi karena aku yang baru pulang semalam, jadilah ibu dan ayah membiarkan aku tetap tinggal di rumah. Kesempatan ini aku gunakan demi mencari tahu bukti dari masa lalu yang ada diantara aku, Pak Naren, dan Kak Sifi. Sebenarnya tidak begitu sulit untuk menebak alur yang pernah aku jalani di masa lalu, hanya saja aku ingin memastikan bagaimana kiranya cerita itu di mulai sampai membuat Pak Naren menyalahkan diri sendiri akan apa yang terjadi.
Tidak butuh waktu lama untuk aku menemukan apa yang aku butuhkan. Kamar Kak Sifi yang tidak pernah aku masuki sebelumnya kini aku terobos, tidak peduli setelahnya aku merasa sakit di kepala seolah ada sesuatu menekan.
Sebuah kotak yang baru saja aku ambil dari atas lemari Kak Sifi mulai aku buka demi melihat isi di dalamnya yang ternyata memang sesuai dengan dugaanku. Puluhan foto berisi potret Kak Sifi ada di sana, entah yang sendiri atau dengan teman-temannya, namun foto bersama Pak Naren lah yang paling banyak, bahkan ada yang sengaja di potong demi menghadirkan potret mereka berdua.
Lewat semua itu aku tahu bahwa tebakanku benar. Ada cinta segitiga diantara aku, Kak Sifi, dan Pak Naren. Hanya saja yang masih jadi pertanyaan adalah bagaimana bisa kecelakaan itu menjadi kesalahan Pak Naren? Ada apa sebenarnya sebelum hal itu terjadi dan kenapa harus jalan menuju puncak yang menjadi lokasi kecelakaan yang menimpaku dengan Kak Sifi. Ibu bilang saat itu kami sedang liburan. Itu berarti liburan keluarga bukan? Lalu apa hubungannya dengan Pak Naren? Apa pria itu juga ikut?
Selesai melihat satu per satu foto yang ada di dalam kotak itu, aku beralih mengambil sesuatu lainnya yang sama memberiku petunjuk mengenai tebakanku untuk kisah cinta yang ada diantara aku, Kak Sifi dan Pak Naren, dan aku cukup meringis kala membaca curahan kakakku di dalam sebuah diary.
Aku tidak menyangka bahwa ternyata Kak Sifi sudah begitu lama menyukai Pak Naren. Pertemanan yang selama ini terjalin hanyalah kedok untuk perasaan yang menginginkan selalu bersama.
Ternyata memang benar bahwa pertemanan diantara laki-laki dan perempuan itu tidak pernah ada yang murni, selalu saja ada perasaan yang melibatkannya. Dan itu terjadi diantara Kak Sifi juga Pak Naren. Aku tidak tahu Pak Naren sadar atau tidak. Tapi dari curahan yang Kak Sifi tulis aku bisa menebak bahwa kakakku itu terlalu pandai dalam menyembunyikan perasaannya. Lalu apa yang membuat kecelakaan sepuluh tahu terjadi? Kenapa Pak Naren mengatakan bahwa itu salahnya?
“Arghh,”
Tangan yang semula aku gunakan memegang diary Kak Sifi beralih memegang kepala ketika rasa sakit yang amat sangat menyerangku begitu hebat. Namun di balik sakit itu ada lintasan kejadian yang membuatku semakin mengerang kesakitan, tapi aku berusaha untuk fokus pada apa yang hadir dalam bayangan, dan itu malah membuatku seakan berfikir semakin keras sampai kemudian aku kehilangan fokus dengan pandangan menggelap dan disusul ketidak sadaranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh dan Takdir
General FictionDiusianya yang mendekati kepala tiga, Icha nyaris putus asa, mengapa dia tidak juga menemukan pasangan. Celotehan ibunya tak jarang membuat Icha kesal karena jelas saja kesendirian bukan hal yang dirinya inginkan. Namun jodoh yang tak kunjung datang...