⭐️LiLa-08⭐️

50K 5.4K 434
                                    

Hola, tekan vote dan ramaikan komentar, maka aku akan sangat rajin disini, jangan komen "Double up dong kak." diam kau, gausah ngatur.

Jangan komen "Panjangin dikit lah kak" diam kau, bukan urusan mau panjang atau pendeknya ketikan. Masih mending dikasih bacaan gratis.

VOTE KOMEN!

~~~~~~~

Ila melambaikan tangannya pada Klarez yang saat ini sedang bermain basket bersama teman sekelasnya, disebelah Ila ada Angel, Disya dan Remi.

"Aish, Rimba ganteng banget." puji Remi terpukau.

Sayang ya, Rimba malah bucin ke Mommy nya, dia bahkan gak ada niat buat nikah karena tak mau pisah dari Mommy nya.

"Riven juga ganteng." puji Angel terpesona.

Dih, kemaren aja lo ngejelekin Riven dan mommy nya, sekarang bucin lo, kasihan banget Riven sekarang gamau kenal cewek lagi.

Riven gamau berurusan sama perempuan lagi, dia dan Rimba hanya cinta dan mau sama Mommy mereka doang.

Gamau nikah sama cewek kalau gak mirip sama Mommy nya.

Disya menatap Lilo dengan tatapan lembut, walau tatapan Lilo tak tertuju pada dirinya melainkan pada Ila.

Disya tak mau ambil hati, biarin ajalah, nanti Disya putusin Lilo karena yah Disya gamau makan hati lebih lama.

Toh, Disya belum mencintai Lilo, dia hanya sekedar suka.

Karena yang Disya cinta cuma 1 orang, yaitu Dave si pembully nomor 1 di sekolah.

Peluit tanda berhenti permainan terdengar, ke 4 gadis itu berdiri saat beberapa cowok itu mendekat.

Sayangnya, Riven dan Rimba lebih memilih mengambil bekas dan minuman yang mommy mereka siapkan dari rumah.

Ketimbang makanan dan minuman yang Remi dan Angel bawa.

Lilo mendekati Ila dan Klarez juga begitu.

Disya yang paham akan arah jalan Lilo sontak pergi, dia tak marah, biasa saja.

"Adek, minum buat abang mana?" pinta Lilo sebelum Klarez sampai di dekat Ila.

Ila menghela napas panjang, dia memberikan 1 botol air mineral yang sudah dia berikan air madu, dia bawa dari rumah.

"Makasih adek." jawab Lilo manja.

Ila mengangguk saja, saat dia hendak memberikan minuman pada Klarez, cowok itu melengos pergi begitu saja dari sana.

"Lah? Abang gemes! Ini minumannya!"

Klarez tak menjawab, dia berjalan cepat dengan kaki yang dihentak-hentakan. "Dih, kek anak-anak." cibir Lilo.

Ila menggeleng pelan. "Ini bekal abang." Ila memberikan satu tas tuperware berisi bekal milik Lilo.

Raut wajah Lilo sangat cerah, dia menerima bekal itu dengan senyum manis diwajahnya. "Makasih Adeeek."

"Heem, masama abang."

Dan nampaknya, Ila harus membujuk kekasih bayinya itu agar berhenti marah padanya.

.....

Sepulang sekolah, Ila menunggu diparkiran tepatnya disebelah motor Klarez, dia kan mau minta maaf kalau emang ada salah.

Tak lama dia melihat Klarez keluar dari sekolah sendiri dengan jaket yang dipakainya. "Abang Klarez,"

Klarez yang tadi berjalan sambil melamun sontak kaget. "Ngapain kamu?" sewotnya.

Ila menepuk pipi Klarez pelan "Abang marah sama Ila? Ila salah apa?" tanya nya heran.

Klarez melengos saja, dia tak menjawab dan memilih untuk naik ke motornya, memakai helm lalu pergi dari sekolah.

Meninggalkan Ila sendiri di parkiran.

"Adek!"

Ila berbalik, Lilo berlari riang kearahnya dan begitu sampai dia memeluk Ila erat. "Pulang yuk." ajaknya.

"Abang enggak sama kak Disya?"

"Enggak, kami kan udah putus."

Oh, Ila gak kaget sih.

"Kami balik ya Lilo." pamit kacang buncis seraya naik ke motor scoopy merah dan putih mereka, mommy mereka melarang agar tidak naik mobil atau motor gede.

Jadi ya, scoopy aja gak masalah.

"Adek ayo."

"Iya bang."

Ila masih kepikiran Klarez, kenapa cowok itu marah padanya, apa salahnya?

Entahlah, Ila terkadang gak tau cara pikir para cowok-cowok.

®^^®

Bersambung😾

VOTE KOMEN!

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang