⭐️LiLa-02⭐️

89.9K 8.1K 687
                                    

Hola, setelah RiMbun Bonus Chap selesai, aku bakalan rajin disini.

><

"Adek cantik, kiss abang dong."

Ila yang tadinya sedang mengerjakan Pr di ruang tengah sontak menoleh, dia langsung mencium pipi Lilo dan melanjutkan pekerjaannya.

Lilo langsung kegirangan, dia menggerakan tubuhnya kekanan dan kekiri, persis mirip cewek saat makan makanan enak.

"Hehe, kiss lagi dek." pintanya.

Ila kembali menoleh dan mencium pipi kanan Lilo, kemudian menyibukan diri kembali.

Lilo tertawa pelan, dia tidur dipaha Ila dan memeluk perutnya erat.

"Sayang banget sama Ila, Ila sayang abang juga gak?"

"Sayang kok."

"Boong!"

Ila menghela napas pelan kemudian menunduk menatap mata Lilo yang sudah berkaca-kaca.

Perlahan Ila menunduk dan mencium dahi Lilo lama. "Ila sayang sama abang." bisiknya lembut.

Jantung Ilo berdegub semakin cepat, dia malu dan langsung menyembunyikan wajahnya diperut Ila.

"Malu.." lirihnya yang hanya dia saja yang dengar.

Ila melanjutkan pekerjaannya tanpa adanya gangguan, paling hanya gangguan kecil seperti gigitan Lilo diperutnya.

Atau gigitan dibaju tidur Ila.

"Adek."

"Kenapa Bang?"

Lilo melepas pelukannya lalu bangun dari tidurnya. Dia memeluk Ila erat dan mengangkat tubuh sang adik agar duduk dipangkuannya.

Posisinya Ila duduk dipangkuan Lilo dan Lilo memeluknya dari belakang.

"Abang mau bobok.." bisiknya.

"Yaudah, bobok aja."

Lilo mengangguk, dia menelusupkan kepalanya diceruk leher Ila dan memejamkan matanya nyaman.

Aroma vanilla di ceruk leher Ila membuatnya nyaman.

Jika sudah seperti ini, Ila harus menggendong Lilo agar bisa dipindahin ke kamarnya.

Untung saja, Lilo itu gak berat sama sekali. Bahkan berat badannya hanya 60 kg, sangat ringan bagi Ila yang sudah terbiasa ngangkat beban berat.

Sekaligus beban kehidupan, hehe.

....

Ila meregangkan tubuhnya saat dia baru saja menidurkan Lilo di kamarnya.

Guling sudah diletakan di kanan dan kirinya, jaga-jaga agar Lilo tidak jatuh dari kasur.

Boneka larva juga sudah ada dipelukannya saat ini. "Sehat-sehat terus abang, Ila sayang abang." bisiknya lirih kemudian keluar dari kamar Lilo.

Saat Ila berjalan menuju kamarnya, Ila melihat Bunda Amaya sedang melakukan sesuatu di dapur. "Bunda, sedang apa?" wanita 39 tahun itu terkejut dan langsung menoleh.

"Eh, Ila. Bunda lagi buat teh manis."

"Biar Ila aja bunda, bunda duduk ya."

Amaya mengangguk, dia duduk di kursi meja bar, menatap punggung Ila yang tertutupi rambut hitamnya.

"Ila, selalu sama bunda ya. Kita bertiga bakalan sama-sama terus kan nak?"

Ila menoleh, dia mengulas senyum manis dan mengangguk.

Baik Ila ataupun Lilo bukanlah anak kandung Bunda Amaya, Bunda Amaya janda yang ditinggal pergi Ayah Neza.

Sampai sekarang Bunda tak menikah lagi dan memilih untuk mengangkat anak, yang pertama Lilo dan yang kedua Ila.

"Kamu mau kan, suatu saat nikah sama Lilo?"

Ila tentu saja mengangguk. "Tentu Bunda, Ila akan menuruti semua kemauan Bunda, termasuk menikahi abang." jawab Ila.

Amaya tersenyum tipis, baik sekali Putrinya ini.

Neza, aku sekarang udah gak sendirian. Udah ada Ila sama Lilo yang nemenin aku.

Entah kapan Amaya bisa menyusul Neza, dia sudah amat merindukan suaminya itu, yang kini sudah tenang diatas sana.

"Ini Bunda, habis ini bobok ya Bunda."

"Iya sayang, bunda tidur kok setelah ini."

Bagi Ila, Bunda Amaya adalah pahlawannya, seseorang yang memberikannya semua yang dulunya tak Ila dapatkan.

Kasih sayang, fasilitas, uang, bahkan orang yang menjadi cinta pertama Ila.

Cinta pertama yang sayangnya sudah meninggal dunia.

Deva, kamu sekarang udah gak sakit lagi kan? Batinnya lirih.

Ila sedikit trauma pada penyakit, dulu dia punya sahabat kecil yang meninggal akibat gagal jantung.

Bermula dari sana, Ila sangat takut kehilangan bunda ataupun Lilo.

Keduanya adalah kehidupan Ila.

π^^π

Bersambung😾

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang