⭐️AILA-25⭐️

21.7K 3.1K 420
                                    

Mohon kerja samanya ya, tekan vote dan tembuskan komen sampai 150 yak. Ingat, jangan spam next, semangat, lanjut, JANGAN SPAM KAYAK GITU.

Biasakan komen apa yang terjadi dalam cerita, komen tokoh-tokohnya, jangan cuma spam next, semangat, lanjut. Meh(¯口¯)

 Meh(¯口¯)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~~

"Ini siapa?"

Klarez menatap Ila lekat, dahinya mengernyit pelan. "Aila, adek cantik kesayangan Klarez, pacar kecintaan Klarez." jawaban itu membuat dada Ila lega.

Dia memeluk Klarez erat dan mengelus rambut belakangnya, Klarez membalas pelukan Ila lebih erat lagi, menyandarkan dagunya dibahu Ila.

"Ila takut banget bang...abang udah mulai lupain Ila.." lirih Ila yang telak membuat hati Klarez tersayat.

Klarez tak menjawab, dia memejamkan matanya sejenak, kepalanya masih terasa pusing walau tak sepusing tadi.

Karena kejadian tadi, baik Ila maupun Klarez gak sekolah, mereka memilih berdiam diri di rumah Ila.

Sekaliam bermain dengan Lilo.

"Ila, abang mau mam." Lilo menarik pelan ujung rok Ila, gadis itu melepas pelukannya seketika.

Menoleh kearah Lilo yang tampak menatapnya lugu. "Bentar ya bang, Ila ambilin." ujar Ila sembari berdiri dan berjalan menuju dapur.

Tersisa Lilo dan Klarez di ruang tengah, Klarez menatap Lilo tajam dan sedikit marah. "Kenapa?" tanya Lilo heran.

"Kau siapa sih? Kok ada di rumah Ila." ketus Klarez kesal, dia tak suka melihat cowok itu di rumah kekasihnya.

Lilo mendelik tak suka. "Aku Lilo, abang tersayang Ila!" sinisnya membalas.

"Ila gak punya abang!"

"Ada! Aku abang Ila!"

"Bukan!!"

"IYA!"

"BUKAN!"

BUGH!

Klarez terjerembab kebelakang saat Lilo menghantam wajahnya dengan pukulan, walau tak kuat tapi tetap saja kepalanya sakit.

"Kau-"

"AKU ABANGNYA ILA! KAU YANG BUKAN SIAPA-SIAPANYA!"

Mendengar jeritan itu, kepala Klarez kembali sakit, dia meringis kuat seraya meremat rambut. "Aw..Lilo lo kok nonjok gue sih!?" seru nya kesal.

Lilo memicing tajam, seirama dengan Ila yang baru sampai ke ruang tengah "Ila! Masa dia bilang abang bukan siapa-siapa kamu!" rengeknya kesal seraya menunjuk wajah Klarez.

Klarez terdiam, emang iya?

Ila yang paham jika ingatan Klarez kembali bermasalah hanya tersenyum tipis. "Udah ya bang, sini mam. Bang Kla juga sini mam." Klarez mengangguk.

Mereka duduk dikarpet berbulu dengan makanan yang ditaruh di meja kaca.

Ila menyodorkan piring berisi lauk ke arah Lilo dan Klarez.

Lilo langsung menyantap makanan itu dengan semangatnya, sementara Klarez malah diam menatap piring berisi nasi dan ayam gulai itu.

"Bang, kok gak dimakan?" tegur Ila.

Klarez menggaruk kepala belakangnya. "Gatau gimana cara ambil nasi sama ayam itu buat di makan, gimana caranya?" cetusnya polos.

Ila menahan denyut dihatinya, dia mengulas senyum manis lalu mengambil piring makanan Klarez.

"Sini, biar Ila suapi."

Senyum lebar Klarez terbentuk, dia menggeser tubuhnya agar dekat dengan Ila, lalu menerima suapan itu dengan bahagianya.

Lilo sendiri cemburu, Ila menyuapi cowok lain selain dirinya, menyebalkan sekali.

"Nanti abang, Ila keloni deh." bibir yang tadinya mengerucut sebal kini berganti dengan senyum manis.

Dia mengangguk pelan. "Okey." cetusnya senang.

Begini kan, bagus.

Damai, tentram tanpa adanya tangisan dari kedua lelaki yang sangat Ila sayangi.

Ngomong-ngomong, Ila mendapat kabar jika Om River dan si kembar sudah meninggal dunia.

Mereka depresi karena ditinggal pergi Tante Embun, kasihan sekali.

Mereka ber 3 meninggal karena kecelakaan, atau..mungkin menabrakan mobil mereka dengan sengaja?

Entahlah, masih menjadi misteri.

®^^®


Bersambung😾

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang