Hayoo udah masuk chapter 20 nih, hati-hati yak.
Tekan vote dan tembuskan 100 komen tanpa spam next.
~~~~~
Ila baru saja sampai di depan rumah, rencana nya malam nanti dia dan Klarez mau ke Pasar malam, sudah lama mereka gak pergi bareng.
Begitu Ila membuka pintu rumah, jantungnya serasa mau copot melihat pemandangan rumah.
"Abang! Astagfirullah Abang ngapaiin!!" seruan itu membuat seorang remaja tampan berusia 17 tahun kaget.
Dia sontak berbalik dan menatap adiknya yang baru saja pulang sekolah, kaget dirasa saat melihat sang abang sudah berantakin seisi rumah.
"I-itu."
"Beresin bang!"
Kaget karena dibentak, Lilo mulai gemetar, sudut matanya berkedut disertai bibir yang melengkung kebawah.
"ILA JAHAAAT!..hiks..HUAAAA ILA MARAN-MARAHIN ABAAAAANG!! ILA JAHAAAT HUAAA BUNDA ILA MARAHIN LILOO BUNDAAAAA."
Gadis 16 tahun itu panik, dia langsung memeluk sang abang agar berhenti menangis. "Maaf bang maaf, Ila kaget bang maaf." bisiknya.
"Huhuuu..hiks..jahat marah-marahin Lilooo..hiks..mau elus-elus 1 jam dulu..hiks.."
"Iya ini dielus ya bang."
Lilo mulai menghentikan tangisannya dan menyamankan diri didada sang adik, manja sama adik sendiri memang yang terbaik.
"Abang udah mam belum?"
Lilo menggeleng pelan.
"Kok belum?"
Lilo mendongak dan menunjukan raut wajah merajuknya. "Bunda gak mau masakin Lilo ayam kecap, Lilo mau itu Ilaaaa." rengeknya mengadu.
Ila terkekeh pelan, Lilo sangat manis dimata Ila, Ila sangat senang dengan tingakah Lilo yang sekarang.
Bukan seperti dulu, fakboy tak tau waktu.
"Mam nya Ila suapin ya."
"Heeum, suap-suap Ila hehe."
"Jadi, mau mam atau mau elus nih?"
Lilo nampak bimbang, dia memilin rambut Ila dan memasukannya ke dalam mulutnya. "Abang ih, rambut Ila jangam di mam, abang laper nih pasti. Mam aja ayo."
Lilo nurut aja, dia berdiri saat Ila menariknya berdiri, dia menggenggam erat ujung seragam Ila dan mengikutinya ke dapur.
Di dapur sudah tersedia makanan yang Bunda Amaya masak, hanya saja Lilo rewel tak mau makan itu.
"Abang duduk dulu, biar Ila masakin bentar." titah Ila, Lilo mengangguk dan langsung lari menuju meja bar.
Dengan cepat dia duduk dikursi bar selagi menunggu Ila.
Tatapan matanya tampak binar sekali, lucu dan manis disaat yang bersamaan, seperti bocah kecil yang menanti ibunya masak.
"Ila..jangan pergi dari abang ya."
Ila terdiam, tapi dia mengulas senyum dan mengangguk pelan. "Iya bang."
Jawaban itu tak membuat Lilo tenang. "Tapi kata Bunda, Ila mau dibawa ke luar negeri." ringiknya takut.
Ila terdiam lagi, dia berbalik guna menatap Lilo. "Mungkin, ke luar negeri buat di umpetin (Dikubur) kita kan bakal main petak umpet bareng." jawabnya lembut.
Mendengar kata petak umpet, Lilo tersenyum lebar. "Asiik, Lilo mau maiin." pekiknya girang.
"Haha, iya nanti kita main ya bang."
"Ila yang jaga yaa?"
"Enggak ah, abang yang jaga kok."
"Ih gamauu."
"Kenapa gamau?"
Lilo menautkan kedua jari telunjuknya. "Soalnya...abang takut gak bisa nemuin Ila.." cicitnya.
Ila gemas sekali, dia menerjang Lilo dengan pelukan erat dan ciuman ringan dipipinya. "Abang pasti bisa nemuin Ila kok." hiburnya.
"Maca cih?"
"Iyaaa abaaaang."
"Hehe, yaudah deh."
Ila mengelus rambut Lilo pelan, apa yang ada terjadi jika Lilo tak bisa menemukannya nanti?
Pasti...abangnya ini akan menggila seketika dan kesepian tanpa adanya dia.
"Ila sayang abang.."
"Euumm Abang juga cayang Ilaaaa."
Manis dan hangat, Ila suka suasana seperti ini.
®^^®
Bersambung😾
Persiapkan hati buat chapter depan, spoiler
"Bang..abang dimana?"
"Loh? Ila? Abang kan di rumah."
"Abang..ninggalin Ila di sini sendiri?"
Ternyata, memori Klarez sudah mulai hancur.
Makannya, tembuskan 100 komen tanpa spam buat lanjut hehe
®^^®
Bersambung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Manja [End]
Teen FictionRasanya punya abang angkat yang manja dan abang pacar yang manja emang beda. Start-18 Oktober 2021 End-28 Oktober 2021