⭐️LiLa-04⭐️

66.1K 6.9K 728
                                    

Hola, tekan vote dan ramaikan komentar⭐️

~~~~~

"Jadi pacar abang."

Ila shock seketika, dia memandang Klarez dengan tatapan tak percaya.

"Lah? Bukannya abang suka sama Kak Remi ya?" ceplos Ila yang masih kaget.

Klarez menghela napas panjang, dia menarik Ila menuju kursi kayu yang ada di rooftop, lalu duduk disana.

"Jadi, abang mau move on dari Remi, sakit banget hati abang karena Remi gak pernah sadar sama perasaan abang. Ila bantu abang ya? Boleh?" lirihan itu membuat Ila iba.

Dia menepuk bahu Klarez pelan. "Gak papa bang, Ila juga mau move on dari cinta sepihak Ila. Kita sama-sama move on ya bang." ujarnya.

Klarez mengangguk. "Gak bakal putus sampai salah satu dari kita dapat cinta yang baru?" aju nya sembari mengulurkan tangan.

Ila terkekeh pelan, dia menggapai uluran tangan Klarez dan mengangguk. "Deal!" pungkasnya.

Mereka tertawa pelan setelah menyetujui syarat dalam hubungan mereka, lucu sekali.

"Nah, nanti pulang sekolah bareng abang ya." pinta Klarez sembari mengusap pelan rambut Ila.

Ila mengangguk. "Abang udah makan siang? Tadi Ila bawa bekal 2, tapi Bang Lilo udah makan sama Kak Disya jadi ya gak dimakan bang."

Klarez mengangguk saja, mereka beranjak dan berjalan keluar dari rooftop tadi.

Dengan tangan Klarez yang merengkuh bahu Ila lembut. "Nanti malam, ke mandi bola yuk." bisik Klarez.

"Mau apa bang?"

"Itu, Riven sama Rimba mau kesana sama Mommy dan Daddy mereka, kebetulan abang suka ikut sama mereka. Jadi karena sekarang udah ada kamu, kamu harus ikut ya."

Ila gemas, dia mencubit pipi sedikit chubby Klarez. "Ila kira, abang orangnya dingin. Eh taunya gemesin juga hehe." Klarez malu dong.

Kalau sama Remi, dia selalu diejek kayak bayi karena masih suka mandi bola. Tapi Ila malah memujinya menggemaskan.

Dengan erat dia memeluk Ila. "Kamu lebih gemesin." bisik Klarez geram.

Ila terkikik pelan, ternyata bersama orang selain abang Lilo menyenangkan juga, terlebih sikap Klarez dan Lilo tak jauh beda.

.
.

Bel pulang sekolah berdering, Lilo dengan cepat keluar dari kelas hendak menuju kelas Ila, dia sudah tak sabar ingin bermanja bersama sang adik.

Tatapan matanya langsung cerah begitu melihat sosok adiknya yang baru saja keluar kelas.

"Ade-" panggilan itu langsung berhenti saat melihat Ila memeluk Klarez di depan kelasnya.

Bahkan Klarez mengusap gemas pucuk kepala Ila. "Lah? Mereka pacaran?" gumamnya shock.

Lilo mendekati keduanya. "Adek, pulang yuk." ajak Lilo seraya menggenggam tangan kanan Ila.

Ila langsung menoleh, dia menarik tangannya seketika. "Maaf abang, tapi Ila pulang sama Abang Klarez. Abang katanya kan mau pulang bareng kak Disya, yaudah sana." jawab Ila langsung.

Lilo masih shock, baru kali ini Ila menolah sentuhannya, tatapan matanya melihat dengan jelas bahwa Klarez merengkuh pinggang Ila.

"Kalian pacaran?" tanya Lilo tak percaya.

Ila dan Klarez mengangguk. "Iya, baru jadian hari ini. Yakan dek?"

"Iya abang."

Jantung Lilo seakan diremat kuat, ini gak boleh terjadi, Ila gak boleh pacaran dan malah melupakannya.

"Gaboleh! Abang gak izin!" serunya marah.

Baik Ila maupun Klarez menaikan sebelah alis mereka. "Lah? Kok ngatur?" sinis Klarez.

"Terserah gue! Diakan adek gue!"

"Mending urus aja pacar abang, udah ya bang Ila mau pulang. Yuk ah bang Rez."

"Hayuklah Adek cantik."

Lilo menahan rasa sakit di dadanya saat ini, dia tak paham pada perasaannya sendiri.

Dia benci menerima fakta jika adiknya memiliki pacar, berarti nanti Lilo dilupain sama Ila.

Gak ini gak boleh terjadi, Ila adalah miliknya dan selamanya juga begitu!

"Lilo? Kamu kenapa sayang?" Disya menangkup wajah Lilo yang sudah berurai air mata.

Dengan cepat Lilo memeluk Disya dan menangis dibahunya. "Adek Lilo punya pacar...hiks..nanti Lilo gak disayang Ila lagi Disya..hiks..huaaaaa Lilo gamau Disyaaa.." Disya mengusap punggung Lilo pelan.

"Lilo, wajar Ila punya pacar, dia juga pasti gak bakal lupa sama kamu." jelas Disya lembut.

Lilo menggeleng. "Enggak Disyaaaa..hiks..nanti Ila lupain Liloooo hiks..huaaaaaaa."

Disya masih terus menenangkan Lilo, berusaha agar Lilo berhenti menangis.

Pasti Lilo hanya takut dilupakan Ila, tak ada alasan khusus, ya Disya yakin itu, semoga saja.

®^^®

Bersambung😾

Aku kasih tau ya, Disini gak ada pelakor:v

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang