⭐️AILA-21⭐️

24.9K 3.2K 135
                                    

Hola beb, tekan vote dan tembuskan 200 KOMEN yaaaa😾

~~~~~~

Ila berhasil menidurkan Lilo malam ini, Lilo sudah nyenyak tidur ditengah kasur dengan guling di kanan dan kiri serta boneka larva dipelukannya.

Bahkan jempolnya masuk ke mulutnya untuk dihisap. "Bobok yang nyenyak abang." bisik Ila seraya mengecup dahi Lilo lembut.

Ila sudah rapi dengan hodie biru gelap dan celana panjang hitam dibawah lutut.

Jangan lupakan rambut yang diikat tengah serta jam tangan hitam dipergelangan tangan kirinya.

"Ila pergi dulu, abang jangan bangun sebelum Ila pulang." bisiknya kemudian berlari keluar kamar.

Dia ada janji sama Klarez, mereka bakalan pergi ke pasar malam dekat pusat kota.

"Bunda, Ila pergi dulu ya." Ila menyalim tangan Amaya dan mencium pipi wanita 42 tahun itu.

"Hati-hati dek, jangan pulang lewat jam 10 ya. Kalau ada apa-apa telepon Om Jo." pesan Amaya.

Jo adalah seorang Dokter, dia mantan baby boy Amaya dulu, sampai sekarang masih berharap Amaya mau menerima lamarannya.

Padahal usia mereka tak muda lagi.

Ila mengangguk pelan, dia berlari menuju pintu rumah, Klarez sudah menunggunya.

"Abang gemeees." serunya antusias.

Klarez turun dari motornya dan lari menuju Ila. " Adek cantiiiiik." pekiknya girang, pelukan erat mereka berikan untuk masing-masing.

Klarez seperti biasa akan menggoyang tubuh mereka ke kanan dan kiri. "Aduh, cantik banget sih." puji Klarez seraya mencubit pelan pipi Ila.

Ila terkekeh pelan, dia terpukau dengan ketampanan Klarez malam ini, poni yang biasanya jatuh ke dahi, kini malah naik keatas.

Ganteng euy.

"Abang ganteng ah, banget malah."

"Aish, abang maluuu."

"Iih, beneran tauuk."

Keduanya tertawa bersama. "Hayuklah bang, ntar kemalaman kita."

"Iya ayuk dek ayuk."

Klarez merenggangkan pelukannya dan berjalan menuju motor, dia sudah bersiap menstater motornya sementara Ila terheran ditempat.

"Ayo naik dek." tegur Klarez.

Ila menggerutu tanpa suara "Helm nya mana abang?" protesnya.

Klarez terdiam, terbengong sebentar kemudian meringis merasa kepalanya pusing.

"Ah, maaf Ila. Kayaknya abang lupa bawa." ringisnya.

Ila berdecak lirih, dia masuk ke dalam rumah lagi guna mencari helmnya.

Selagi Ila masuk, Klarez memukul kepalanya pelan. "Bodoh Rez, kok bisa lo lupa sama helm nya Ila." lirihnya pelan.

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang