⭐️KLAREZ-26⭐️

21.8K 3K 275
                                    

Mohon kerja samanya ya, tekan vote dan tembuskan komen sampai 180 yak. Ingat, jangan spam next, semangat, lanjut, JANGAN SPAM KAYAK GITU.

Biasakan komen apa yang terjadi dalam cerita, komen tokoh-tokohnya, jangan cuma spam next, semangat, lanjut. Meh(¯口¯)

~~~~~~

"Aduh!" Ila yang tadinya sedang membeli permen kapas sontak menoleh kebelakang, bisa-bisanya Klarez jatuh terduduk di rerumputan taman.

Dengan cepat Ila berlari kearah Klarez, dia membantu remaja itu berdiri, tapi Klarez hanya diam seraya menatap Ila lamat.

"Abang, ayo berdiri. Jangan duduk disitu." tegur Ila.

Klarez mengernyit, dia nampak ingin bicara namun tertahan dan bibirnya kembali tertutup.

Sore hari, Ila dan Klarez keliling taman kota berdua, Lilo di rumah sudah Ila tidurin, paling jam 10 malam baru bangun.

"Abang, hey jangan melamun sayang." tegur Ila sembari mengelus pipi Klarez.

Klarez masih diam menatap Ila lama, perasaan Ila mulai tak enak ini, mulai ketar-ketir.

Jangan-jangan Klarez mulai lupa lagi.

Perlahan Ila berjongkok, dia tersenyum lebar sampai senyum manisnya terlihat.

"Hai kamu, aku boleh kenalan gak? Nama aku Ailaaaa." sapa Ila seolah-olah dia dan Klarez itu bocah berusia 6 tahunan.

Untungnya berhasil, Klarez memberi respon. Dia tersenyum lebar kemudian mengangguk. "H-hai..a-aaku..Kla..rez." sakit..hati Ila sakit mendengar cara bicara Klarez.

Dia mulai sulit bicara. Ila mengangguk, berusaha menahan sesak dihatinya. "Klarez ngapain duduk disini? Jorok loh." tegur Ila.

Klarez menunduk, memilin ujung kaus nya pelan. "G-gatau..cara..ja..lan.." cicitnya gemetar.

Rasa pusing kembali mendera kepala Klarez, dia meringis kuat seraya meremat rambutnya. "Sa..kit..hiks.."

Panik, tentu saja Ila panik.

Dia merogoh kantung hodienya guna menelepon seseorang.

"Adeek..hiks..kepala abang sakit..hiks.." disatu sisi Ila lega karena Klarez ingat lagi, tapi sisi lain dia panik.

"Bentar abang-"

"E-elus..aja..kepala Abang.." lirihnya.

Ila menurut saja, dia mengelus rambut hitam Klarez pelan, tangan satunya menyeka air mata dipipi Klarez.

"Bisa berdiri bang?" tanya Ila.

Klarez mengangguk, keduanya berdiri bersamaan, Klarez mencoba walau kakinya gemetar hebat.

"Pulang aja ya bang."

Klarez menggeleng ribut. "Gamau-gamauuuuu..hiks..mau main disinii." rengeknya terisak.

Duh, Ila gak tega. Dia memeluk Klarez pelan. "Yaudah, disini aja dulu ya." Klarez mengangguk senang.

Keduanya berjalan mendekati tukang gulali tadi, tangan Klarez melingkar dipinggang Ila.

Dia merapatkan diri disebelah Ila.

Kacau sekali, isi kepala Klarez kacau dan mulai tak terkendali lagi, sakit, Klarez tak bisa menahan rasa sakitnya.

Setelah selesai membeli gulali, mereka berjalan menuju kursi taman lalu duduk disana dengan tenang.

"Abang, gimana kalau suatu hari...kita main petak umpet. Bertiga loh sama Bang Lilo juga."

Klarez menoleh, dia menoel pelan pipi Ila, kemudian mengigitnya pelan.

"Abaaaang."

"Heung? Iya..boleh."

Ila tersenyum tipis. "Kalau suatu hari abang lupain Ila, Ila ikhlas bang."

Mendengar ucapan itu, Klarez mendelik sebal. "Jangan ngomong gitu lah, kalau abang lupa, kita kenalan lagi." rengek Klarez sebal.

Ila terkekeh pelan, manis sekali sih.

"Kalau abang gamau main sama Ila, Ila main sama bang Lilo aja."

"Iiiih, iih mau abang mauuu, abang mau main sama adeek."

"Hehe, iya bang iyaaaaa."

Klarez memeluk leher Ila erat dan menduse disana, berusaha merekam aroma tubuh Ila, suara Ila, sentuhan Ila, apapun tentang Ila.

"Sayang banget sama Ila.."

"Kalau Ila mati? Abang bakal suka Kak Remi gak?"

Klarez mengernyit heran. "Remi siapa?" tanya nya.

Ah..dia sudah lupa siapa itu Remi..

"Bukan siapa-siapa bang."

Klarez mengangguk, Ila terus menepuk punggung Klarez sampai si empunya tertidur lelap.

Padahal mereka masih di taman.

Jadi, mau gak mau Ila menelepon orang tua Klarez agar cowok kesayangannya ini dijemput pulang.

Dan Ila harus kembali berobat di rumah, minum obat dan kembali merasakan perih saat helaian rambutnya mulai rontok.

Tapi Ila sudah biasa, dia tak terlalu memikirkan soal penampilan.

Biar saja, toh nanti juga Klarez akan melupakannya, atau bisa saja mereka kembali berkenalan seperti awal lagi.

Siapa yang tau.

®^^®


Bersambung😾

Aku kasih spoiler nih, happy end kok🖐


Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang