⭐️KlaLa-16⭐️

33.8K 4.1K 161
                                    

Tekan vote dan ramaikan komentar, komen diatas 100 baru bisa update lagi⭐️🖐

Makasih ucapannya ya semua, cayang kalian banyak-banyak\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

~~~~~~~

2 minggu sudah, 2 minggu Lilo memejamkan matanya dan tidur dengan damainya.

Dari yang Ila dengar, Riven dan Rimba keluar dari sekolah dan tak tau sekarang ada dimana, mungkin saja mereka masih terpukul atas kejadian itu.

Bayangkan saja, cinta pertama kalian, Ibu yang rela sakit agar kalian bisa hidup di dunia ini, pergi meninggalkan kalian selamanya.

Terlebih Riven dan Rimba sangat amat mencintai Mommy mereka, pasti itu bagaikan kiamat mereka.

Ila berjalan menuju parkiran motor, dia diam sejenak memandangi parkiran itu. "Ah...motorku dimana ya?" gumamnya heran.

Dia mencari keberadaan motor scoopy kesayangannya itu, tapi memang tidak ditemukan.

Sampai teriakan penuh kebucinan terdengar tak jauh dari belakangnya.

"ADEK CANTIIIKKKKKK." Ila menoleh kebelakang, melihat siapa yang memanggilnya.

Dia diam sejenak, kemudian melebarkan senyumnya. "Abang gemeeess~" sapanya balik.

Ila siap menerima pelukan Klarez, karena remaja tampan itu berlari kearahnya dengan tangan yang terbuka.

"Kyaaaaaaa adek cantikkuuuu." serunya girang seraya menerjang Ila dengan pelukan.

Ila terkekeh pelan, lucu sekali sih pacarnya ini, menggemaskan tingkat akhir.

"Abang udah abang, sesek napas Ilaaaa."

"Eh-eh!? Maaf ayang maaf."

Klarez melepas pelukannya, dia memegang bahu Ila sebentar, lalu bibirnya bergetar menahan jerit yang kapan saja bisa dia keluarkan.

"KYAAAAAA ADEK CANTIKKUU AAAAAAA CANTIK BANGETTTTT." jeritnya lagi kemudian memeluk Ila, dan menggoyangkan badan mereka ke kanan dan kiri.

Siswa dan siswi di sekitar mereka udah biasa lihat ke bulol an seorang Klarez pada Ila, itu sesuatu yang baru terjadi.

Padahal Klarez itu terkenal dingin, kasar dan suka mengumpat, tapi saat bersama Ila dia bisa berubah jadi kucing anggora.

Manja dan lebay.

"Beli makanan yuk, laper nih, sekalian buat di Rumah Sakit."

Klarez mengangguk cepat, mirip boneka mampang:v

"Ayuk lah, motor kamu dimana?"

"Nah itu...aku gak ingat dimana naruhnya."

Klarez mengedarkan pandangannya, kemudian tatapannya jatuh ke sebelah mereka. "Ya Allah dek, ini motor kamu ayang." gemas Klarez seraya menyentil dahi Ila.

"Aw! Sakit tauk."

"Hehe, maap ya."

"Yaudah ayo, capcus cari makanan."

"Lets gooooo."

Pasangan bucin itu akhirnya memulai perjalanan mereka berburu makanan di taman tak jauh dari sekolah.

....

Sepulangnya dari taman, Ila langsung bergegas ke kamar inap Lilo, dia harus memastikan jika abangnya baik-baik saja.

Tapi...kenapa pintu kamarnya dikerumuni orang. "Ada tuh Dek?" bisik Klarez.

Ila mengedik, dia juga gatau.

Mereka mendekati kerumunan itu, melihat apa yang terjadi.

"LEPAS! DIA HARUS MATI! ISTRIKU MATI GARA-GARA DIA!! AKHHH! LEPAS!"

Terdengar jeritan dari dalam sana, Ila segera bergegas, namun terdengar suara tembakan yang mengagetkan semua orang.

Brugh!

Ila melihat, tubuh seorang pria paruh baya sudah tergeletak tak bernyawa dengan luka tembakan didadanya.

Disana ada polisi juga, pria itu langsung diangkat dan dibawa pergi.

"Loh? Itu kan Om River." celetuk Klarez.

Ila hanya diam, benar kan apa yang dia pikirkan, pasti ada yang balas dendam setelah ini.

Pertama suami Tante Embun, setelahnya pasti si kembar.

"Hiks..hiks.." Ila menoleh ke arah asal suara, ternyata Lilo sudah sadar dan saat ini tengah menangis dipelukan Amaya.

"Bunda." panggil Ila pelan.

Panggilan itu membuat Lilo melepaskan pelukan Amaya cepat, dia memandang Ila dengan tatapan sedih yang jarang dia berikan.

"Adeeeekk..hiks..huaaaaa adeeeek..hiks..adeeeeeeek." tangisnya pecah seketika, dia merentangkan tangannya minta dipeluk.

Ila berjalan mendekati Lilo dan memeluknya erat. "Apanya yang sakit bang?" bisik Ila.

Lilo tak menjawab.

"Hiks..adeeekk..hiks..mau adeek..hiks..adek gaboleh pergi..hiks.."

Ila menatap Amaya dengan tatapan bertanya. "Memori Lilo mundur, dia menganggap jika usianya masih 10 tahun." jelasnya singkat.

"Loh? Terus kenapa dia kenal sama Ila?"

"Karena dia tanda sama suara kamu Ila."

"Adeek..hiks..Adek jangan pergi..hiks..adeeek..hiks..huaaaaaaa."

Ila mengeratkan pelukannya, dia menenangkan Lilo.

Tanpa menyadari tatapan penuh kecemburuan dati Klarez saat ini.

Cowok itu meremat tali tasnya dan menahan kaki agar tidak menghentak, dia tak suka melihat Ila memeluk Lilo.

Baginya, Ila itu miliknya, tak boleh disentuh orang lain.

"Ck, menyebalkan." bisiknya pelan.

Sabar ya Rez(╯°□°)╯︵(\ .o.)\

®^^®

Bersambung😾

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang