⭐️AILA-24⭐️

20.8K 3.3K 526
                                    

Mohon kerja samanya ya, tekan vote dan tembuskan komen sampai 150 yak. Ingat, jangan spam next, semangat, lanjut, JANGAN SPAM KAYAK GITU.

Biasakan komen apa yang terjadi dalam cerita, komen tokoh-tokohnya, jangan cuma spam next, semangat, lanjut. Meh(¯口¯)

~~~~~~

Klarez berhasil berjalan kembali dan mereka pun keluar dari Rumah Sakit karena kondisi keduanya sudah stabil.

Seperti biasa, Klarez akan menjemput Ila untuk mengajaknya pergi ke sekolah bareng.

"Bang, kamu gak pake sepatu? Masa mau pakai kaus kaki doang." Klarez menoleh, dia menunduk melihat kedua kakinya yang hanya memakain kaus kaki tanpa sepatu.

"Ah, lupa Mi." gumamnya lirih.

Dia berjalan kearah rak sepatu, perlahan dia mengambil sepasang sepatu hitam sekolahnya.

Lalu berjongkok dan memakai sepatu tersebut.

"Helm, tas, dasi, kamu belum pakai itu Klarez." celetuk Arez yang datang dari arah ruang tamu dengan tas, helm dan dasi ditangannya.

Klarez menoleh kebelakang, dia mendesah lirih, perlahan dia memijit dahinya yang terasa pusing lagi.

"Kacau Pi..Kla lupa semuanya.." lirihnya gemetar.

Arez mengelus pucuk kepala Klarez pelan, dia juga sedih karena Klarez adalah putra tunggalnya.

"Sst jangan nangis, udah pakai sepatunya terus jemput Ila." Klarez menyeka air mata yang baru saja turun dipipinya.

Kemudian memakai kembali sepatu sebelah kanannya.

..

Lilo mendesul diceruk leher Ila, dia sudah tampan dengan kaus kendor dan celana pendek diatas lututnya, Lilo sudah mandi, sudah pakai minyak kayu putih dan bedak bayi.

"Bang, Ila mau berangkat bang." tegurnya.

Lilo merengek pelan. "Masih mau sama adek ih."

"Abang Ila yang ganteeeng, yang imut dan yang paling menggemaskan, Ila mau sekolah abang, nanti Ila beliin jajanan yaaaa."

Lilo yang mendengar kata pujian dari ucapan Ila sontak merona, dia melepas pelukannya dan memilin ujung kausnya.

"Kiss pipi abang, elus kepala abang." tawarnya dengan pipi yang semakin merah.

Ila gemas Tuhan, menggemaskan sekali abangnya ini.

Baru saja Ila hendak memberikan kiss pagi di pipi Lilo, suara benda jatuh dari arah depan rumah membuat keduanya kaget.

Brugh!

Ila langsung melepas pelukan Lilo, tapi dia menggenggam tangan Lilo dan membawanya ikut ke depan rumah.

Begitu keluar, Ila melihat Klarez jatuh dengan motor yang juga jatuh.

"Ya Allah, Abang!" paniknya, Ila berlari cepat mendekati Klarez dan membantunya berdiri.

"Abang kok bisa jatuh sih? Astaga."

Klarez hanya diam dengan tangan yang tremor dan tatapan mata kosong. "Bang? Abang Klarez." panggil Ila lagi.

Bibir Klarez bergetar hebat, dia mendongak guna menatap Ila lebih jelas. "S-siapa? Kamu siapa? Kok..tau nama aku.." ujarnya gemetar.

DEG!

Ila menegang, wajahnya pucat dengan pupil mata yang mengecil, tangannya yang ada dibahu Klarez sontak melemas.

"Abang udah mulai lupa sama aku?" lirihnya takut, air mata sudah memupuk dimata Ila, dia takut.

Klarez yang melihat air mata mengalir dipipi gadis cantik di depannya, merasa sesak.

Kepalanya semakin sakit, Klarez meremat rambutnya kuat guna menghilangkan rasa sakit yang menderanya.

"Bang.." lirih Ila.

Klarez meringkuk dalam, napasnya memburu. "A-adek..hiks..adek maaf dek..hiks..maafin abang maaf..hiks..maafin abang udah mulai lupa sama adek maaf..hiks..maaf.." tangisnya pecah seketika.

Ila terduduk lemas dilantai semen parkiran rumah, dia..mulai merasa takut lagi.

®^^®


Bersambung😾

150 komen ya🖐 vote jangan lupa❤

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang