Hola, tekan vote dan tembuskan 120 komen yaaaaa😾
~~~~~
Keduanya sama-sama dilarikan ke Rumah Sakit yang sama, namun ruangan yang berbeda.
Amaya seakan merubah pandangannya terhadap Klarez, dia membenci laki-laki itu karena sudah berani meninggalkan Ila di pasar malam.
Sementara Klara dan Arez masih berusaha menjelaskan perihal penyakit yang Klarez derita agar saat bangun nanti, Klarez diizinkan bertemu Ila.
"Amaya, putraku menderita Alzheimer dan sekarang itu sudah semakin parah. Aku minta maaf karena ulah anakku putrimu harus seperti itu, putraku juga sama...dia juga memejamkan matanya Amaya."
Amaya terdiam, kebencian yang tadinya sangat besar seolah sirna setelah mendengar penyakit yang Klarez derita.
Helaan napas Amaya berikan. "Ini tergantung Ila, aku tak tau dia mau memaafkan Klarez atau tidak." putus Amaya tenang.
Itu juga yang mereka takutkan, takut Ila marah pada Klarez dan menolak keberadaan Klarez.
Sementara Lilo sendiri tengah menunggu Ila sadar, dia mengelus punggung tangan Ila dengan minyak kayu putih.
"Adek bangun.." lirihnya sedih.
Lilo tak suka melihat Ila dirawat di rumah sakit lagi, Lilo benci.
"Adek, katanya mau main petak umpet, kok adek malah sakit.." bisiknya parau.
Diberinya kecupan-kecupan kecil dipunggung tangan Ila dan mengelus pipinya, mengelus rambutnya.
Tapi..dia terdiam saat melihat sesuatu nyangkut ditangannya. "Rambut Ila rontok.." lirihnya bergetar.
Dia segera mengibas tangannya guna membuang helaian rambut Ila, tangannya sampai tremor.
"Hiks..a-adek kenapa sih..hiks..rambutnya rontok dek.." racaunya kalut, Lilo takut.
Apa yang terjadi pada adik yang sangat Lilo cintai ini.
"Hiks..BUNDAAAAAAAAAAAA!!"
Amaya menoleh cepat ke dalam kamar, dia berlari cepat masuk ke dalam setelah mendengar teriakan kuat milik Lilo.
Brak!
"Kenapa abang!?" paniknya.
Lilo berdiri dan berlari kearah Amaya dan memeluknya erat. "Hiks..Bundaaa Lilo takuuut..hiks.." tangisnya pecah.
"Takut kenapa nak!?"
"Rambut..hiks..Ila rontok bundaaa.."
Amaya terhenyak seketika, dia lemas mendengarnya, itu...mengerikan.
....
Klarez memandang kakinya dengan tatapan kosong. "Kenapa Kla? Gamau ketemu sama Ila?" tegur Klara pada putranya.
Klarez mendongak, menatap Maminya lirih. "Mi...gimana caranya jalan? Kla gatau.." lirihnya bergetar.
Dia meremat selimut yang dipakainya, kenapa dengannya..dia tak tau caranya berjalan dan apa gunanya kedua kaki ditubuhnya.
Klara menahan denyut dihatinya, dia mengelus rambut Klarez pelan. "Sini Mami gendong." Klara dengan kuat nya menggendong tubuh putranya yang semakin kurus.
Klara mendudukan Klarez di kursi roda, lalu mendorong kursinya pelan.
"Mami..Ila mana?"
"Ila ada di kamar sebelah."
"Kla kangen Ila Mami.."
"Iya, ini kita mau kesana."
"Kla udah jahat sama Ila..hiks..Kla tinggalin Ila di pasar malam sendiri..hiks.."
Klara menciumi pucuk kepala putranya. "Bukan salah kamu sepenuhnya, salah ingatan kamu yang mulai tak sempurna Kla." jelasnya tenang.
Kla menunduk, memilin pakaian pasiennya.
Dia kangen Ila, dia pengen peluk Ila.
Sesampainya di kamar inap Ila, Klarez tersenyum riang begitu melihat Ila sedang duduk diranjangnya.
"Ilaaaaaaa, adek cantik Klareeez." pekiknya riang.
Ila menoleh, dia sudah mendapat cerita kenapa Klarez meninggalkannya, ternyata Alzheimernya semakin ganas.
"Abang gemeeeeees." balasnya ikutan riang.
Klarez bertepuk tangan riang. "Abang kenapa duduk di kursi roda?" tanya Ila saat Klarez sampai dipinggir kasurnya.
Ila mengelus rambut Klarez pelan "Anu..itu Ila..Abang gatau cara jalan gimana." cicitnya malu.
Dia..merasa cacat jika seperti ini.
Ila sendiri mulai merasa takut, dia mencubit pelan pipi Klarez yang menirus. "Gak papa, udah jangan nangis." Ila kan sedih ngeliat air mata Klarez.
Sementara Klarez, overthingking mulai merayap ke otaknya.
®^^®
Bersambung😾
120 KOMEN 500 Vote baru up
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Manja [End]
Teen FictionRasanya punya abang angkat yang manja dan abang pacar yang manja emang beda. Start-18 Oktober 2021 End-28 Oktober 2021